visitaaponce.com

Kapasitas 200, RS Gaza Tangani 800 Pasien

Kapasitas 200, RS Gaza Tangani 800 Pasien
Petugas medis mengkafani jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel di luar Rumah Sakit Najjar di Rafah di Jalur Gaza(AFP/MOHAMMED ABED)

SULIT menyatakan bahwa serangan balasan Israel terhadap kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas di Gaza mengusung nilai-nilai kemanusiaan. Pasalnya selain mengisolasi warga sipil dari makanan, air, dan listrik, Negeri Zionis itu juga menargetkan anak-anak dan perempuan.

Tidak cukup sampai di situ, serangan udara pasukan militer di bawah rezim Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyasar rumah sakit (RS) dan tempat ibadah. Tidak ada tempat aman di Gaza, dan terbaru RS Indonesia terdampak serangan yang menyebabkan krisis listrik.

RS bantuan Indonesia untuk 2,5 juta warga di daerah ini yang telah terpenjara selama 75 tahun itu pun kesulitan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad mengatakan RS yang dibangun atas nama simpati masyarakat Indonesia kepada warga Gaza itu saat ini bergantung pada energi listrik dari panel surya yang terbatas.

Baca juga: 16 Hari Ditarget Bom Israel, Anak-Anak Gaza Alami Trauma Parah

Bahkan, jurnalis Aljazeera menyaksikan secara seksama bahwa staf dan tenaga medis di RS Gaza menggunakan pencahayaan dari telepon genggam mereka untuk membantu para korban luka serangan Israel yang terus-terusan memenuhi RS itu.

"Kondisi RS Indonesia di Gaza dalam kesulitan karena krisis solar. Tapi kita punya cadangan listrik dari panel surya namun itu pun tak bisa menerangi seluruhnya," kata dia kepada Media Indonesia, Selasa (24/10).

Baca juga: Palestina Hari Ini, 260 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam, 1,4 Juta Mengungsi

Menurut dia pelayanan RS Indonesia tidak terhenti karena serangan Israel yang menimbulkan krisis energi. Semua tenaga medis di RS Indonesia berupa memberikan yang terbaik sekalipun dengan fasilitas terbatas.

"Masalah pelayanan masih bisa tetapi tidak maksimal. Kemudahan ada fasilitas yang rusak dampak serangan Israel juga gagal menghentikan aksi kemanusiaan di RS kebanggaan rakyat Indonesia kepada pasien korban serangan Israel," paparnya.

Semangat kemanusiaan tim medis di RS Indonesia juga tidak berkurang oleh tingginya beban jumlah pasien. RS itu hanya dapat menampung 200 orang, tetapi dalam kenyataannya harus melayani 800 orang akibat besarnya dampak serangan Israel yang tidak pernah surut di Gaza.

MER-C, kata dia, berhasil memberikan bantuan kepada para petugas di RS Indonesia. Itu berupa selimut, makanan dan obat-obatan.

"Sementara terkait tenaga tambahan tim medis yang direncanakan akan dikirim MER-C ke RS Indonesia, progresnya saat ini sedang menunggu visa," pungkasnya

Serangan memambi-buta Israel di Gaza, Palestina terus berlangsung. Bahkan Negeri Zionis itu menargetkan RS Indonesia.

Sejumlah infrastruktur sipil juga menjadi sasaran tanpa peringatan di berbagai wilayah Jalur Gaza utara dan selatan. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan tiga pembantaian terjadi dalam satu jam terakhir di Shati dan Jabalia kamp dan komplek Sheikh Radwan.

Kementerian itu menambahkan bahwa Israel melakukan pembantaian sebelumnya, pada Senin (23/10), yang menyebabkan ratusan orang tewas atau terluka, dan banyak dari mereka masih berada di bawah reruntuhan. Terdapat juga korban tewas dan terluka dalam pengeboman Israel terhadap rumah-rumah di Khan Yunes di Jalur Gaza tengah.

Sebuah pengeboman Israel menargetkan sebuah rumah di Rafah, selatan Jalur Gaza, mengakibatkan sejumlah orang syahid.

“Kita sekarang melihat RS di Indonesia setelah aliran listriknya padam total akibat kehabisan bahan bakar,” laporan dari jurnalis Al Jazeera.

Jadi, rumah sakit pertama yang mati listrik total setelah kehabisan bahan bakar, yang berarti dampak kemanusiaan yang besar, adalah RS Indonesia. Kementerian Kesehatan sudah memperingatkan dampak kehabisan bahan bakar ini yang beresiko pada para pasien.

Al Jazeera juga melaporkan para dokter dan staf rumah sakit berusaha menemukan cara atau sarana untuk memulihkan listrik. "Ini berarti bencana kemanusiaan, menurut kondisinya, menurut kalangan kesehatan dan kemanusiaan di sektor ini, karena terhentinya semua perangkat yang penting untuk menjaga kelangsungan hidup orang,” imbuh laporan itu.

Untuk saat ini bantuan telah masuk ke Jalur Gaza, namun tidak termasuk bahan bakar. Kondisi ini menimbulkan dampak kemanusiaan, terutama di RS.

Karena bahan bakar habis, para dokter dan pekerja di dalam rumah sakit menerima korban luka dan luka dengan lampur telepon seluler karena tidak ada listrik di rumah sakit ini.

Akibat dampak kemanusiaan dan gangguan perangkat dasar untuk menjaga orang tetap hidup, para pekerja di rumah sakit ini menerima korban luka dan terluka hanya menggunakan penerangan dari telepon genggam.

RS Indonesia yang merupakan rumah sakit pertama yang mengalami pemadaman listrik total, dan sektor ini mengandalkan sisa bahan bakar untuk menjaga pasokan listrik. "Namun bahan bakar ini habis dan yang jelas habis dari RS Indonesia yang tidak ada arus listriknya,” tambah laporan itu.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, setidaknya 5.087 warga Palestina tewas dalam dua minggu serangan, termasuk 2.055 anak-anak. Setidaknya 110 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, telah terbunuh oleh serangan Israel di Jalur Gaza semalam ketika kekhawatiran akan adanya invasi darat semakin meningkat.

Serangan dilaporkan terjadi di kamp pengungsi al-Shati di Gaza utara, kamp pengungsi al-Bureij di Gaza tengah, dan kamp pengungsi Gaza selatan di Rafah dan Khan Younis. (Aljazeera/Cah/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat