visitaaponce.com

AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah

AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah
Desa Meis al-Jabal di perbatasan selatan Libanon yang digempur Israel.(AFP)

PERWIRA tinggi militer Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa setiap serangan militer Israel ke Libanon akan berisiko menimbulkan respons Iran dalam membela kelompok Hizbullah yang kuat di sana. Sementara pasukan AS akan ditantang untuk memperkuat langit pertahanan udara Israel.

Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat Jenderal Angkatan Udara Charles Q. Brown mengatakan Iran akan lebih cenderung mendukung Hizbullah dibandingkan kelompok teror Hamas di Gaza, terutama jika Hizbullah secara signifikan dirugikan dan terancam. Para pejabat Israel telah mengancam akan melakukan serangan militer di Libanon jika tidak ada langkah negosiasi untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan, setelah lebih dari delapan bulan serangan semakin intensif terhadap kota-kota dan pos-pos militer di Israel utara.

Beberapa hari lalu, militer Israel mengatakan pihaknya telah menyetujui dan memvalidasi rencana serangan di Libanon, bahkan ketika AS berupaya mencegah pertempuran tersebut berkembang menjadi perang besar-besaran.

Baca juga : Netanyahu Setuju Perundingan lagi, Lima Warga Gaza Tewas dalam Bantuan Makanan

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dia berharap solusi diplomatik dapat dicapai tetapi dia akan menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang berbeda jika diperlukan. "Kami bisa bertarung di beberapa bidang dan kami siap melakukan itu," katanya.

Masalah ini diperkirakan muncul minggu ini ketika Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengunjungi Washington untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dan pejabat senior AS lain.

Penasihat senior Presiden AS Joe Biden, Amos Hochstein, bertemu dengan para pejabat di Libanon dan Israel pekan lalu dalam upaya untuk meredakan ketegangan. Hochstein mengatakan kepada wartawan di Beirut pada Selasa bahwa ini situasi yang sangat serius dan solusi diplomatik untuk mencegah perang yang lebih besar sangat diperlukan.

Baca juga : Biden Minta Hamas Terima Gencatan Senjata pada Ramadan

Brown mengatakan AS tidak mungkin bisa membantu Israel mempertahankan diri melawan perang Hizbullah yang lebih luas dengan cara yang sama efektifnya dengan membantu Israel melawan serangan rudal dan drone Iran pada April. "Lebih sulit untuk menangkis roket jarak pendek yang rutin ditembakkan Hizbullah melintasi perbatasan ke Israel," katanya.

Ketika ditanya AS telah mengubah postur pasukannya di wilayah tersebut untuk lebih menjamin perlindungan pasukannya, ia mengatakan keselamatan pasukan telah menjadi prioritas selama ini dan mencatat bahwa tidak ada pangkalan AS yang diserang sejak Februari. "Amerika terus berbicara dengan para pemimpin Israel dan memperingatkan agar tidak memperluas konflik," menurut Brown berbicara kepada wartawan saat dia melakukan perjalanan ke Botswana untuk pertemuan para menteri pertahanan Afrika.

Pesan utama yang disampaikan kepada mereka ialah memikirkan dampak kedua dari segala jenis operasi di Libanon, latar belakang hal itu dapat terjadi, dan dampaknya tidak hanya terhadap wilayah tersebut, tetapi juga pasukan di wilayah tersebut.

Baca juga : Iran Ancam Serangan Israel di Libanon Tanda Akhir Netanyahu

Pejabat Pentagon mengatakan bahwa Austin juga menyampaikan kekhawatirannya tentang konflik yang lebih luas ketika dia berbicara dengan Gallant melalui panggilan telepon baru-baru ini. "Mengingat banyak serangan roket yang terjadi dari kedua sisi perbatasan, kami tentu saja prihatin dengan situasi tersebut. Baik secara publik maupun pribadi telah mendesak semua pihak untuk memulihkan ketenangan di sepanjang perbatasan tersebut, dan sekali lagi, untuk mencari solusi diplomatik," kata Mayjen Pat Ryder, sekretaris pers Pentagon, pekan lalu.

Sejak 8 Oktober, pasukan yang dipimpin Hizbullah telah menyerang komunitas dan pos militer Israel di sepanjang perbatasan hampir setiap hari dan dalam beberapa minggu terakhir telah melancarkan serangan lebih jauh ke wilayah Israel utara sambil mengancam infrastruktur sensitif di kota besar Haifa. Serangan-serangan tersebut telah memicu kampanye udara Israel yang terbatas terhadap kelompok teror dan beberapa komandan utamanya di Libanon selatan.

Pertempuran di perbatasan telah mengakibatkan 10 kematian warga sipil di pihak Israel serta kematian 15 tentara dan cadangan IDF. Ada juga beberapa serangan dari Suriah, tanpa ada korban jiwa.

Baca juga : Iran Ingatkan Perang Gaza Meningkat jika Gencatan Senjata Berakhir

Hizbullah telah menyebutkan 349 anggotanya yang dibunuh oleh Israel selama pertempuran yang sedang berlangsung. Sebagian besar di Libanon tetapi beberapa juga di Suriah. Di Libanon, 64 anggota kelompok lain, seorang tentara Libanon, dan puluhan warga sipil telah terbunuh.

Perang antara dua negara yang bersenjata lengkap dapat menimbulkan dampak buruk bagi kedua negara dan menimbulkan banyak korban sipil. Persenjataan roket Hizbullah diyakini jauh lebih luas dibandingkan milik Hamas.

Hizbullah, proksi Iran yang paling penting di kawasan, mengatakan serangannya ditujukan untuk mendukung Hamas. Israel melancarkan serangan terhadap kelompok pejuang Palestina di Gaza setelah mereka menyerang Israel dalam serangan gencar pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang.

Meningkatnya konflik juga dapat memicu keterlibatan lebih luas kelompok lain yang didukung Iran di wilayah tersebut. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan dalam pidatonya pada Rabu bahwa para pemimpin kelompok teror dan milisi dari Iran, Irak, Suriah, Yaman, dan negara-negara lain sebelumnya menawarkan kiriman puluhan ribu pejuang untuk membantu Hizbullah. Namun dia mengatakan kelompok tersebut sudah memiliki lebih dari 100.000 pejuang. (Timesofisrael/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat