visitaaponce.com

Hamil dengan Tumor dan Kista, Amankah

Hamil dengan Tumor dan Kista, Amankah?
Ilustrasi(freepik.com)

TUMOR jinak maupun ganas (kanker) bisa terjadi pada siapa pun, termasuk di saat kehamilan. Lantas, apa yang harus dilakukan?

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais, Muhammad Yusuf, menyampaikan bahwa adanya mioma atau tumor jinak dalam kandungan tidak memengaruhi kesehatan janin karena tidak terhubung secara langsung. Demikian juga dengan kista.

"Mioma tidak memengaruhi dari sisi aspek kecacatan atau pertumbuhan karena janin akan mendapatkan makanan dari ibunya. Suplainya melalui plasenta. Dengan kista juga sama, tidak ada kepentingan dari perkembangan kista dengan janin," jelasnya dalam webinar daring beberapa lalu.

Baca juga : Musnahkan Sel Kanker dengan Radioterapi

Tumor saat kehamilan baru menjadi masalah ketika letaknya dekat dengan area jalan lahir. Posisi janin akan berubah karena kepala bayi akan terhambat untuk masuk.

Adapun lokasi kista yang tumbuh di indung telur juga terpisah dengan plasenta. Namun, seiring dengan kondisi rahim yang semakin hari semakin besar, maka ditakutkan janin akan muntir (terlilit tali pusar).

"Biasanya, kita akan menyarankan untuk diangkat kista tersebut. Pada usia 18 minggu kehamilan yang paling aman karena di situ plasenta sudah terbentuk sempurna seratus persen," ujarnya.

Baca juga : Waspadai Kanker Payudara pada Kehamilan demi Wujudkan Kesehatan Ibu dan Anak

Lain cerita, kata Yusuf, jika ibu hamil memiliki kista abnormal di atas 8 cm. Tentu tidak bisa mengecil sendiri karena itu harus ada perlakuan khusus.

Untuk kehamilan yang disertai kanker, kata Yusuf, kondisinya juga berbeda sebab situasinya pasti agak sulit. Ia mengisahkan, salah satu pasiennya hamil 34 minggu di saat masih menjalani pengobatan kanker serviks stadium 1. Pasien memilih untuk menunda pengobatan kankernya.

Namun, setelah melahirkan, kata Yusuf, bayi memang sehat. Akan tetapi, stadium kankernya si ibu naik ke IV dan sudah terjadi metastasis ke paru.

"Karena selama kehamilan pembuluh darah akan membesar dan sel kanker masuk ke paru. Pasien tidak bisa kita selamatkan karena kondisinya terus memburuk setelah persalinan," tuturnya. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat