visitaaponce.com

Mereka Mencari Nafkah Bagian 4, Habis

Mereka Mencari Nafkah (Bagian 4, Habis)
GUBERNUR Aceh Irwandi Yusuf(ANTARA/Rosa Panggabean)

GUBERNUR Aceh Irwandi Yusuf kesulitan menertibkan pengeboran minyak ilegal di Gampong Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. Pasalnya aktivitas itu sudah menjadi mata pencaharian warga. Irwandi hanya meminta warga sabar menunggu keputusan agar bisa mengelola sumur mi­nyak di sana sebagai lapang­an pekerjaan mereka. Berikut petikan wawancara wartawan Media Indonesia Ferdian Ananda Maj­ni dengan mantan pe­tinggi Gerak­an Aceh Merdeka tersebut.

Pengeboran minyak oleh warga di Peureulak itu sudah berlangsung lama?
Jika ditanya berapa lama, bervariasi. Saya tidak mengetahui pasti kapan lamanya itu. Sumur di Aceh Timur ada yang peninggalan Belanda. Bekas pengelolaan Pertamina dan Asamera. Semua perusahan itu aktif pada 1970-an dan kabarnya ada juga yang baru. Tetapi saya tidak lihat.

Jika ilegal, kok tidak ada sosialisasi dari pemerintah daerah kepada warga di sana?
Itu ilegal, tidak ada izin. Saya tidak tahu jika bupati memberi izin. Tetapi mereka mencari nafkah. Ada minyak berlimpah di sana, tinggal ambil dengan timba. Ada juga yang berusaha sedikit menggali lalu keluar minyak. Itu kehidupan mereka.

Mungkinkah pemerintah  melegalkannya melalui peraturan menteri ESDM?
Saya sudah bertemu Menteri ESDM, Pak Jonan. Beliau sedang mencarikan solusi bagaimana rakyat tetap bisa menambang dan keamanan terjaga.

Saya juga kirim surat ke Pertamina agar mempekerjakan warga dengan prosedur yang dibuat Pertamina. Jadi, warga tidak lagi merasa itu ilegal. Semuanya di bawah pengawasan Pertamina dan hasilnya juga dijual kepada Pertamina.

Katanya pemerintah daerah akan membuat koperasi untuk mewadahi kegiatan usaha warga dalam mengelola sumur minyak?
Ya, begitu mereka dianggap sebagai pekerja atau menjalin kontrak dengan Pertamina, (koperasi) boleh ada boleh tidak.

Warga dan pelaku usaha penambangan tampaknya enggan bergabung?
Belum, kan sekarang sedang diproses. Pertamina juga belum menghadap Pak Jonan.

Bagaimana peningkatan ekonomi masyarakat di sekitar area penambangan setelah pemerintah mengizinkan kegiatan sumur minyak ini?
Saya pikir ekonomi mereka akan bagus karena penambangan minyak pun mengunakan teknik yang diajarkan Pertamina. Tentu saja keselamatan mereka juga terjamin.

Setelah insiden ledakan, adakah perhatian pemerintah daerah kepada para korban dan keluarga mereka?
Biasanya ada masa tanggap darurat, tindak­an pengobatan. Nah, pengobatan kami sudah gratiskan lalu menyantuni semua warga yang menjadi korban.

Insiden kemarin itu menunjukkan tidak adanya pengawasan dari aparat keamanan atau minimnya sosialisasi dari pemerintah daerah kepada masyarakat setempat?
Dua-duanya terlibat. Seharusnya aparat keamanan mengetahui itu karena ilegal. Tetapi mereka melarang juga mendapat perlawanan dari masyarakat yang mencari nafkah di sana.

Ada pendapat usaha sumur minyak ini muncul karena pemerintah daerah belum bisa menyejahterakan masyarakat dengan menyediakan lapangan pekerjaan. Anda punya tanggapan?
Di mana-mana masyarakat ada yang menganggur dan tidak. Di negara mana pun. Bukan khusus Aceh saja. Jadi, kami akan mencari jalan keluar agar warga masyarakat dapat menambang minyak secara legal di bawah Pertamina, karena ini kan konsesi Pertamina.

Jika usaha sumur minyak milik warga ditutup, Anda punya solusi apa bagi masyarakat yang bergantung hidupnya dari sumur-sumur ini?
Sumur minyak mereka ini kan ditutup sementara. Tetap ada multiefek baik negatif atau positif. Jika tidak ditutup dan tidak ada kecelakaan tentu multiefeknya positif. Semua orang kecipratan rejeki dari aktivitas dari situ. Nah, ketika terjadi kebakaran lalu tambang tidak ditutup maka nanti multiefeknya akan negatif. (X-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat