visitaaponce.com

Pembina MOS Jadi Tersangka Tewasnya Siswa SMA Taruna Indonesia

Pembina MOS Jadi Tersangka Tewasnya Siswa SMA Taruna Indonesia
SMA Taruna Indonesia Palembang(MI/Dwi Apriani)

KEPOLISIAN terus mengusut kasus tewasnya siswa SMA Taruna Indonesia di Palembang, Sumatra Selatan, saat mengikuti masa orientasi sekolah (MOS) pada Sabtu (13/7).

Diketahui, Delwyn Berli Juliandro, 14, meninggal dunia di RS Myria, Palembang, setelah kejang-kejang dan pingsan saat mengikuti rangkaian kegiatan MOS, Jumat (12/7) malam.

Polres Kota Palembang telah memeriksa 21 saksi terkait tewasnya Delwyn, yang terdiri dari teman satu regu, kakak tingkat korban, guru, hingga kepala sekolah.

Baca juga: Siswa SMA Tewas saat Kegiatan Pengenalan Sekolah

Dalam rilis di Mapolresta Palembang, Senin (15/7), disebutkan salah satu pembina MOS SMA Taruna Indonesia Obi Frisman Arkataku, 24, ditetapkan sebagai tersangka.

"Penetapan tersangka atas kasus pembunuhan siswa SMA Taruna sudah kita tetapkan, atas nama Obi Frisman yang ternyata ditunjuk dari sekolah sebagai pembina. Motifnya ialah karena tersangka melihat korban ini malas-malasan sehingga ia kesal dan memukul kepada korban," kata Kanit Reskrim Polresta Palembang Komisaris Yon Edi Winara.

Lalu, sambung dia, korban sempat memaki tersangka sehingga membuat tersangka kembali memukul korban. "Motifnya kesal. Katanya korban ini malas-malasan. Korban dikasari, lalu dipukul pakai bambu. Korban memaki pelaku setelah dipukul pakai bambu dan membuat pelaku kesal,� jelasnya.

Korban yang dalam posisi terduduk, lanjut dia, ditarik secara kasar oleh tersangka hingga kepala korban membentur aspal. Korban mulai tidak sadarkan diri dan dilarikan ke sekolah. Di sekolah, korban mulai kejang-kejang dan saat dibawa ke rumah sakit, korban meninggal dunia.

Kapolda Sumsel Irjen Firli mengatakan, Obi ditetapkan sebagai tersangka karena melihat dari bukti penyidikan dan hasil pemeriksaan para saksi. Bahkan kepolisian menyebut, Obi sebagai pelaku utama tewasnya siswa SMA Taruna saat MOS.

"Kami prihatin dalam proses pendidikan masih ada perpeloncoan yang berakibat adanya korban meninggal dunia. Korban ini meninggal akibat penganiayaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan jenazah korban oleh dokter forensik RS Bhayangkara Polda Sumsel," kata dia.

Pihak kepolisian, lanjut dia, telah memeriksa 21 orang saksi dan jenazah melalui ahli forensik di kedokteran rumah sakit Bhayangkara Polda Sumsel. "Keterangan saksi dicocokkan dan ternyata korban mengalami kekerasan benda tumpul di tubuh korban," katanya.

Berdasarkan hasil autopsi yang diminta keluarga, banyak luka memar di sekujur tubuh korban. Salah satu tim dokter forensik, dr Indra Sakti Nasution membenarkan hal itu. "Saya tidak hitung pasti jumlahnya, tapi lumayan banyak luka di tubuh si korban. Ada luka lebam di kepala, dada, sama di kaki," kata dia.

Selain pemeriksaan luar, tim juga turut memeriksa tubuh di bagian dalam dan hasilnya ada pendarahan. Pendarahan akibat adanya benturan keras di bagian kepala dan dada. (X-15)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat