Obat Langka Jadi Masalah Penanganan Covid-19 di Indonesia
![Obat Langka Jadi Masalah Penanganan Covid-19 di Indonesia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/08/0efa865e7548ae7ee21c833e5e01baa1.jpg)
PEMERINTAH terus berupaya untuk mempercepat penanganan pandemi Covid-19. Salah satunya dengan memastikan ketersediaan obat untuk mencegah atau menekan angka kematian/fatalitas penderita covid 19 baik yang sedang ditangani di rumah sakit maupun isolasi mandiri.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Rabu(4/8) menyebut saat ini terjadi kelangkaan obat yang digunakan dalam menangani pasien Covid-19. Hal itu tidak hanya terjadi di satu daerah, bahkan berskala nasional.
"Masalah obat ini nanti saya diskusikan dengan Pak Menkes. Untuk pengadaan obat-obat tertentu terutama yang bergejala berat dan kritis, termasuk di Kalsel. Dan ini persoalan nasional karena obat-obat ini masih impor," ujarnya usai mengunjungi RSUD Ulin Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Di antara obat tersebut adalah obat antiviral yang paling penting harus dijamin ketersediaannya. Ia bahkan menekankan bahwa ketersediaan obat antiviral tidak boleh hanya ada di RS, melainkan harus tersedia di tingkat bawah yakni puskesmas.
Apalagi, melihat angka kematian Covid-19 relatif banyak disebabkan mereka yang semula isoman di rumah, setelah parah baru datang ke RS. Walhasil, belum sempat mendapatkan tindakan di IGD pasien sudah tidak dapat tertolong. "Masalahnya kelangkaan obat ini juga sudah sangat mendesak. Di samping langka, kebutuhannya juga mendesak karena untuk mereka yang kondisinya buruk dan kritis," tandas Menko PMK.
Selain melakukan koordinasi kepada pemerintah terkait (Kemenkes), Muhadjir juga meminta masyarakat agar tidak menyepelekan covid-19. Mirisnya, kebanyakan masyarakat enggan untuk lapor ke puskesmas karena menganggap covid-19 tidak berbahaya.
"Inilah pentingnya memberikan edukasi dan pengetahuan kepada masyarakat. Covid-19 ini jangan ditunda-tunda, jangan kemudian ditahan-tahan, harus lapor kemudian dibawa ke RS. Akan tetapi, memang sebaiknya kalau masih OTG jangan keburu-buru dibawa ke RS, lapor dulu ke puskesmas," terangnya.
Pada rangkaian kunjungan kerja tersebut, Menko PMK juga memastikan ketersediaan obat di Gudang Obat Farmasi Pemerintah Provinsi Kalsel didampingi Penjabat Gubernur Kalsel Safrizal ZA beserta para pejabat terkait lainnya. (DY/OL-10)
Terkini Lainnya
Awas, Obat Manusia Bisa Jadi Racun Bagi Anabul
Harga Obat Mahal, 90% Bahan Baku Obat Masih Impor
Gobel: Menteri tidak Bisa Jabarkan Visi Industri Presiden
Pemerintah dan Industri Farmasi perlu Sepakat Turunkan Harga Obat di Pasaran
Tidak Setuju RUU POM, Menkes Nilai Pengawasan Obat sudah Komprehensif
6 Cara Mengatasi Flu dengan Bawang Putih
Kemenkes Pastikan Ketersediaan Obat Covid-19 di 34 Provinsi Terpenuhi
BPOM: Obat Anti Covid-19 Molnupiravir diproduksi Indonesia pada Mei-Juni 2022
Obat Covid-19 Molnupiravir Diedarkan di Indonesia April 2022
IDI Sarankan Tunggu Hasil Uji Klinik Tahap 3 Obat Covid-19 Molnupiravir
Pemerintah Segera Penuhi Kebutuhan Obat Covid-19 di Dalam Negeri
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap