visitaaponce.com

Warga Pantura Banyak Terkena ISPA akibat Polusi Udara

Warga Pantura Banyak Terkena ISPA akibat Polusi Udara
Ilustrasi. Dokter memeriksa menggunakan stetoskop terhadap pasien dengan gejala batuk dan sesak nafas.(MI/Usman Iskandar)

POLUSI udara yang mengganggu kesehatan ternyata juga terjadi di Semarang dan di daerah Pantura, Jawa Tengah. Beberapa wilayah yang mengalami polusi yakni Kendal, Demak, Kudus, dan Pati. Akibatnya warga di daerah tersebut mengalami  kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Pemantauan Media Indonesia Kamis (31/8) kemarau panjang di berbagai daerah di Pantura Jawa Tengah terjadi saat ini, tidak hanya berdampak pada kekeringan tetapi juga mengakibatkan kualitas udara di beberapa daerah seperti Kendal, Semarang, Demak, Kudus dan Pati tidak baik-baik saja.

Dampak akibat polusi tidak hanya membuat warga Kota Semarang terkonfirmasi ISPA, tetapi juga warga di daerah lain juga mengalami dengan jumlah tidak sedikit terutama warga dengan  kondisi rentan dan anak-anak usia balita. "Dampak dari kemarau ini jumlah warga terpapar ISPA meningkat," ujar Ketua IDI Kabupaten Kudus Ahmad Syaifuddin.

Baca juga: Indonesia Ikuti Langkah Tiongkok untuk Penanganan Polusi

Berdasarkan data Indeks Kualitas Udara (IQAir) di Kabupaten Kudus memasuki status tidak sehat (orange) yakni AQI US 112 dan polutan utama PM2.5, hal ini terutama berbahaya bagi kelompok sensitif.

Kasus ISPA sebagai dampak kualitas udara buruk saat musim kemarau ini juga terjadi di Kabupaten Kendal, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kendal kasus ISPA di daerah ini terus mengalami peningkatan yakni Mei 6.810 kasus, Juni 7.067 kasus dan Juli kembali naik menjadi 8.106 kasus. 

Kepala Dinkes Kendal Abidin mengatakan dampak kemarau ini cukup terasa bagi warga rentan, karena jumlah warga terkena ISPA dan penyakit pneumonia terus meningkat sejak Mei lalu hingga sekarang. "Kami menghimbau agar warga menggunakan masker saat keluar rumah," tambahnya.

Hal serupa diungkapkan Pengampu Program ISPA pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Syamsul Ma'arif dampak kemarau di daerah Pantura ini ISPA banyak menyerang pada anak-anak balita usia 1-5 tahun, berdasarkan data yang masuk pada Juli terdapat 10.969 anak yakni 2.561 anak dibawah satu tahun dan 8.498 anak dibawah lima tahun mengalami gangguan pernafasan tersebut.

Selain itu hingga Juli 2023, ungkap Syamsul Ma'ari, tercatat ada 2.287 balita (di bawah usia 5 tahun) yang terjangkit ISPA Pneumonia dan sembilan anak di Pati katagori Pneumonia Berat. "Semakin panjang kemarau diperkirakan jumlah warga terserang ISPA akan semakin bertambah," imbuhnya. (AS/A-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat