visitaaponce.com

SAAT ini sistem kerja yang fleksibel, efektif, dan efisien mulai dilirik perusahaan dan pebisnis karena lebih menghemat biaya operasional perusahaan sewa kantor konvensional. Selain itu, beberapa profesi baru mulai bermunculan seperti youtuber, startup, digital marketer, designer, hingga selebgram bisa dikerjakan di mana saja. Ditambah lagi, perkembangan teknologi digital berkembang sangat pesat, sehingga sangat mendukung untuk melakukan pekerjaan di mana saja dan kapan saja. 

Untuk mendukung sistem kerja yang fleksibel, muncul konsep penyewaan kantor baru seperti co-working space. Co-working space berasal dari bahasa Inggris yang berarti ruang yang digunakan untuk bekerja, menghasilkan karya secara bekerja sama baik antar individu maupun perusahaan yang memiliki latar usaha berbeda. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa co-working space adalah penyewaan ruang kerja yang digunakan secara bersama-sama dan terbuka dengan pengguna lainnya dengan penggunaan waktu yang fleksibel. Biasanya terdapat satu ruangan terbuka untuk digunakan bersama dan ruangan-ruangan kecil yang dapat disewa per individu atau per komunitas atau perusahaan.
 
Konsep dan desain dari co-working adalah simplicity design, yaitu kesederhanaan bentukan desain maupun desain interior co-working itu sendiri yang bertujuan untuk menjawab kebutuhan kemudahan aksesibilitas pengguna ruang, baik berupa aktivitas pengguna dalam ruang yang berhubungan dengan produktivitas pengguna maupun akses penggunaan fasilitas yang ada pada co-working. Dalam satu ruang atau area kerja sudah terpenuhi untuk kebutuhan utama para co-workers (pengguna ruang). 

Selain kemudahan akesesibilitas, penyedia co-working space ini biasanya menyediakan beberapa fasilitas yang akan mendukung pengguna dalam bekerja, antara lain koneksi internet, ruang meeting, pantry dan kantin, kantor pribadi, ruang acara dan ruang komunal, layanan resepsionis, kadang ada juga yang menyediakan bar yang banyak pilihan minuman dan cemilan ringan.

Dengan berbagai latar belakang pengguna pada co-working space, para co-workers (istilah untuk pengguna co-working space) dapat saling berinteraksi dan menawarkan keahlian masing-masing untuk sebuah proyek sehingga terjadilah sebuah kolaborasi. Pada akhirnya, co-working hadir sebagai gaya hidup bekerja mandiri bagi penggunanya. Bentuk tipologi co-working space kini menjadi fenomena di kota-kota besar di Indonesia.

Mark Corbett, co-founder dari Pace Ventures pada theguardian.com mengatakan bahwa co-working space muncul sebagai alternatif dari ruang di gedung perkantoran yang relatif mahal. Kebutuhan atas ruang kerja muncul karena banyak bisnis start-up dan semakin diminatinya freelance job.

Kehadiran pandemi covid-19 sangat berdampak besar bagi bisnis ruang perkantoran. Kebijakan pemerintah yang berfokus pada pemutusan mata rantai penularan dengan kebijakan pembatasan sosial berskala besar berdampak pada penurunan signifikan terhadap permintaan jasa dan produk perusahaan. Termasuk penurunan signifikan pada pendapatan perusahaan membuat permintaan terhadap sewa office building menurun signifikan. 

Beragam alasan

Untuk mengatasi keadaan ini dan ketidakpastian kapan berakhir pandemi, tindakan yang dilakukan banyak perusahaan adalah melakukan efisiensi agar tetap survive dan berdaya saing seperti mengurangi pengeluaran dengan menjual aset dan meniadakan ruang kerja permanen kendati keberadaan kantor tetap diperlukan oleh sebagian perusahaan. Hal ini, memberikan peluang bagi co-working space untuk menawarkan biaya sewa yang lebih ringan dan fleksibel tanpa mengurangi efektivitas pekerja. 

Beberapa alasan mengapa lebih banyak perusahaan saat ini berkantor di co-working space ketimbang gedung perkantoran biasa; penggunaan ruangan kantor lebih fleksibel, harga sewa ruangan lebih murah dan yang terpenting adalah pemilik perusahaan rintisan dapat menyewa ruangan untuk jangka waktu singkat, misalnya tiga bulan, enam bulan, atau biasanya paling lama tiga tahun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara rapat kerja akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pada 12 September 2019 menyampaikan bahwa adanya keinginan dalam optimalisasi penggunaan barang milik negara (BMN) khususnya yang berupa gedung-gedung kantor pemerintahan seperti gedung berkonsep ruang kerja terbuka atau co-working space. Dengan konsep co-working space, diasumsikan akan membuat hubungan antar pegawai menjadi lebih dekat sehingga kolaborasi semakin meningkat (Bernstein, et.al, 2018). Selain itu dari sisi pembiayaan pengadaan gedung, menjadi kelebihan adalah efisiensi ruangan. Artinya, investasi pembangunan yang lebih rendah dibandingkan jika membangun kubikal atau ruang-ruang tertentu untuk tempat kerja pegawai.

Co-working space merupakan jawaban dari persoalan harga properti yang tinggi di beberapa daerah, khususnya di Jakarta. Dengan adanya co-working space ini diharapkan dapat membantu banyak pihak ke depan. Hal itu karena tak hanya memberikan atau menyewakan kantor saja, melainkan juga bertujuan membangun sebuah komunitas kerja untuk para co-worker, meningkatkan peluang bagi para co-workers dari bersosialisasi, suasana kerja yang lebih kondusif dan kreatif, bekerja menjadi lebih produktif, efisien dan termotivasi serta memperluas jaringan personal maupun profesional dengan cepat. 

Dengan adanya co-working space sebagai tempat enterpreneurs berkumpul, co-workers akan lebih banyak kenalan bisnis yang bisa dijadikan rekan bisnis, klien, ataupun teman diskusi yang diharapkan dapat membuat bisnis berkembang maju. Co-working space juga menjadi jawaban atas permasalahan biaya operasional gedung yang terus meningkat. Itu karena kantor sudah disediakan oleh penyedia co-working space, pengusaha tidak perlu lagi mengeluarkan biaya ekstra untuk sewa gedung, membeli furniture, membayar internet, dan pemeliharaan/pengelolaan kantor, ataupun mempekerjakan resepsionis atau keamanan. Co-workers dapat langsung bekerja dan fokus melakukan kegiatan bisnis.