visitaaponce.com

Faktor Nature atau Nurture yang Membentuk Budaya Patriarki

Faktor Nature atau Nurture yang Membentuk Budaya Patriarki
Muhamad Bintang Hermawan(Dok pribadi)

BUDAYA patriarki merupakan budaya kaum laki-laki memegang kekuasaan di dalam kehidupan. Budaya ini tentunya memberikan banyak kerugian, bukan hanya kepada kaum perempuan tetapi juga laki-laki. Budaya patriarki sudah menjadi hal yang menemani kehidupan masyarakat sehari-hari, khususnya di Indonesia.

Pendapat umum mengenai budaya ini adalah kaum perempuan yang hanya diperbolehkan melakukan pekerjaan di rumah dan kaum laki-laki yang bekerja di luar rumah. Pandangan ini memberatkan kaum perempuan sehingga tidak dapat melakukan kegiatan sesuka hati. Begitu juga kaum laki-laki yang dipandang harus menjadi manusia yang kuat. Keberadaan budaya patriarki dapat dikategorikan sebagai kepercayaan hingga gaya kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat. 

Sebuah kebudayaan yang hidup di dalam masyarakat tentunya dipengaruhi oleh tumbuh kembang masyarakat itu sendiri. Tumbuh kembang manusia di dalam dunia psikologi memiliki teori yang disebut dengan nature dan nurture. Terdapat beberapa pemahaman mengenai teori ini. Di satu sisi banyak yang memercayai bahwa tumbuh kembang manusia hanya dipengaruhi oleh nature dan di sisi lain banyak pula yang memercayai bahwa tumbuh kembang manusia dikarenakan keberadaan nurture. 

Nature dan nurture di dalam dunia psikologi menjadi sebuah perdebatan untuk menentukan faktor tumbuh kembang seorang manusia. Secara etimologis, nature merupakan segala bentuk alamiah. Di dalam dunia psikologi, nature merupakan gen yang dimiliki oleh manusia. Nurture secara etimologis merupakan hal yang diajarkan kepada manusia. Secara singkat, nature merupakan aspek internal dari dalam diri manusia dan nurture adalah aspek eksternal dalam membentuk kepribadian manusia. 

Pada satu sisi, terdapat banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa nature tidak memiliki hubungan di dalam tubuh kembang. Kepribadian terbentuk 100% dikarenakan nurture. Perdebatan tersebut akhirnya disepakati nature dan nurture merupakan sebuah hal yang berkaitan satu sama lain dalam tumbuh kembang manusia. Misalnya, seorang anak yang memiliki gen bangsa Jepang tetapi diajarkan bahasa Inggris sejak kecil menunjukkan bahwa nature tidak memiliki kaitan dengan nurture. Contoh lainnya berupa kecerdasan yang merupakan gen dapat ditempa agar lebih baik lagi oleh pengajaran dari lingkungan sekitar. 

Hubungan budaya patriarki 

Budaya patriarki yang sudah hidup sejak ribuan tahun lalu di kehidupan masyarakat, tidak diketahui asal-usul secara tepat dari mana kebudayaan ini berasal. Bukan hanya di Indonesia, budaya patriarki juga dirasakan oleh banyak masyarakat di belahan dunia lain. Maraknya pandangan budaya patriarki di berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa budaya ini hidup dikarenakan sifat dari manusia itu sendiri. 

Peran kaum laki-laki dan perempuan di dalam kehidupan sudah diketahui sejak zaman pra sejarah dan bertahan bahkan memburuk seiring berjalannya waktu. Hidupnya budaya patriarki hingga sekarang dapat dikaitkan dengan nature dan nurture di dalam tumbuh kembang manusia. 

Secara nature, manusia terlahir menjadi dua seks berbeda, laki-laki dan perempuan. Kaum laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang signifikan terutama dari bentuk fisik yang dimiliki. Secara umum, laki-laki dewasa memiliki kumis, jakun, dada yang bidang, dan alat kelamin berupa penis, sedangkan perempuan dewasa memiliki buah dada, pinggul yang lebar, dan alat kelamin yang berupa vagina. 

Pada sisi nurture perbedaan antara laki-laki dan perempuan tersebut akhirnya melahirkan sebuah peran gender di dalam kehidupan. Fisik laki-laki yang dinilai lebih kuat daripada perempuan menghadirkan budaya patriarki yang menganggap kaum perempuan lebih lemah. 

Jika dilihat secara nature perbedaan dua jenis seks yang ada di dunia merupakan hal yang tidak dikehendaki oleh seluruh manusia. Seorang ibu yang hamil juga tidak dapat memilih seks yang akan dimiliki oleh anaknya kelak ketika masih di dalam kandungan. Meskipun begitu, seorang anak secara nature akan memiliki sebuah gen dari orang tuanya yang merupakan pewarisan sifat yang dapat berupa penyakit, sifat, bentuk fisik, hingga kebiasaan. 

Gen yang dimiliki oleh anak tersebut akan dibentuk lebih matang lagi secara nurture oleh lingkungan sekitar. Keluarga atau orang tua yang menjadi tempat interaksi pertama bagi seorang anak, memiliki peran penting di dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Gen yang dimiliki akan dijadikan sebuah dasar dalam mengajarkan seorang anak dalam menghadapi kehidupan di dunia. 

Budaya patriarki yang membeda-bedakan peran gender di dalam kehidupan dapat terjadi karena nature dan nurture. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, nurture memiliki peranan yang lebih besar dalam mengembangkan kebudayaan ini. Secara nature seorang laki-laki dapat saja tumbuh berkembang dengan sifat yang lemah lembut, begitu pula perempuan yang dapat tumbuh dengan sifat yang lebih tegas. Tetapi, secara nurture lingkungan sekitar mengajarkan bahwa kaum laki-laki dan perempuan memiliki peranan masing-masing di dalam kehidupan sehingga melahirkan budaya patriarki. 

Budaya patriarki merupakan kebudayaan yang percaya bahwa kaum laki-laki memiliki kekuasaan di dalam kehidupan. Budaya yang merugikan kedua belah seks memiliki kaitan dengan tumbuh kembang manusia dari nature dan nurture. Nyatanya, pembentukan budaya ini diketahui akibat nature yang berkaitan dengan nurture selama tumbuh kembang anak. 

Jika seorang anak dengan pewarisan gen tertentu tidak diajarkan perbedaan peran seks yang signifikan, budaya patriarki mungkin bisa berkurang di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan begitu, lahirnya budaya patriarki dilandaskan oleh nurture yang didukung dengan keberadaan nature.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat