visitaaponce.com

Merangkul Manula melalui Pemberdayaan

Merangkul Manula melalui Pemberdayaan
(MI/Seno)

IKATAN Masyarakat Pancoran Lanjut Usia, atau Impala, begitu mereka menamakan kelompok mereka. Kelompok yang beranggotakan manusia usia lanjut (manula) berdaya di Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan, itu memiliki beragam aktivitas dari olahraga, berkebun, paduan suara, usaha kecil, sampai memiliki sarana kesehatan sederhana bagi manula setempat. Komunitas manula itu menjadi wujud kontribusi nyata bahwa mereka merupakan aset berharga dalam pembangunan dan pemberdayaan RW setempat. Sebuah aktivitas dari manula, oleh manula, dan untuk manula.

Impala merupakan bagian dari program percontohan Bina Keluarga Lansia (BKL), yang diinisiasi BKKBN yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup para manula agar menjadi manula tangguh dan sejahtera. Sebuah upaya untuk merangkul manula agar tetap berdaya, aktif, dan merasa relevan. Hal itu sejalan dengan roh pelaksanaan Hari Lanjut Usia Nasional setiap 29 Mei. Mengutip situs Kemensos, para manula memiliki pengalaman, keahlian, dan kearifan dalam bermasyarakat.

Indonesia tengah memasuki periode penuaan penduduk (aging population). Sebuah realitas jumlah penduduk manula terus mengalami peningkatan. Tercatat pada 2010, jumlah penduduk manula sebanyak 18 juta jiwa dan angka tersebut meningkat menjadi 25,9 juta jiwa pada 2019. Diperkirakan, bahwa angka itu akan terus naik menjadi 48,2 juta jiwa pada 2035. Hal tersebut dapat disyukuri karena menunjukkan adanya peningkatan angka harapan hidup. Namun, perlu tetap siaga dengan menyediakan langkah konkret memastikan kesejahteraan manula di Indonesia.

Dalam menyikapi hal itu, kita bisa melihat dan belajar dari beberapa negara yang sudah lebih dulu berhadapan dengan fenomena super-aging society, seperti Jepang. Pada 2021, penduduk manula di 'Negeri Sakura' itu mencapai 36,27 juta jiwa, atau 29,1%, dari keseluruhan penduduknya. Pemerintah Jepang mengimplementasikan berbagai program dalam memastikan kesejahteraan manula tetap terjamin. Salah satunya ialah mempekerjakan kembali manula. Berbagai kegiatan dan lapangan pekerjaan disiapkan bagi manula sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka sehingga manula bisa tetap aktif dan berdaya serta memungkinkan mereka berkontribusi dan merasa tetap relevan di zaman digital ini. Singapura juga melakukan upaya-upaya untuk mengatasi kondisi aging population itu. Bagaimana dengan Indonesia?

 

Mewujudkan kesejahteraan bagi manula

Kesejahteraan manula diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia dan diperkuat melalui Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan. Beberapa program perlindungan sosial dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia. Contohnya Kabupaten Aceh Jaya mengimplementasikan program Asistensi Lanjut Usia Risiko Tinggi (Aslureti), program bantuan bagi manula di atas 70 tahun menerima bantuan sebesar Rp200 ribu per bulan dan di Provinsi DKI Jakarta melalui kartu lansia Jakarta (KLJ), manula menerima bantuan sebesar Rp600 ribu per bulan.

Program bantuan keuangan tersebut bermanfaat bagi manula, mulai memenuhi kebutuhan pokok, membeli obat, hingga sebagai modal usaha. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi manula juga menjadi fokus dalam peningkatan kesejahteraan. Provinsi Jawa Timur menjadi daerah pertama di Indonesia yang melaksanakan Program Layanan Santun Lansia sejak 2011. Harapannya, program-program serta kegiatan tersebut berkelanjutan dan terus memberikan dampak baik.

Selain program-program manula yang diinisiasi pemerintah, ada komunitas manula yang tumbuh secara generik dan terus aktif berdaya seperti BKL Impala yang diceritakan di awal. Selain berkegiatan, komunitas manula dijadikan wadah untuk menyampaikan aspirasi atas kebutuhan mereka.

 

Spirit pemberdayaan PKK

Selain dari upaya-upaya di atas, Indonesia memiliki PKK, sebuah organisasi akar rumput yang salah satunya bergerak dalam mengupayakan kesejahteraan manula. Pemberdayaan merupakan DNA dari PKK. Sebagai wadah gerak para kader, PKK memiliki lingkup kerja yang menyeluruh, mekanisme kerja yang komprehensif, serta potensi data keluarga yang akurat. Itu semua merupakan modal kuat bagi upaya-upaya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui pemberdayaan yang fokus pada manula, harapannya ada peningkatan kapasitas potensi diri, baik secara fisik maupun mental, yang berujung pada kesejahteraan.

 

Kader yang memberikan nilai tambah

Pengalaman di PKK Provinsi DKI Jakarta mengajarkan pembelajaran menarik tentang kehadiran kader-kader yang sudah menginjak usia di atas 60 tahun. PKK menyediakan wadah bagi para manula untuk aktif dalam berbagai kegiatan hingga berorganisasi. Tidak ada batasan usia untuk menjadi kader PKK. Hal itu membuat banyak manula yang ingin tetap aktif akhirnya turut berkecimpung dalam PKK.

Pengalaman hidup yang panjang membuat para kader tersebut mampu mengajak generasi yang lebih muda untuk berpikir dan mengukur kegiatan-kegiatan PKK secara mendalam dan jangka panjang (long-term). Kayanya pengetahuan dan pengalaman hidup mereka memperkaya PKK dalam merancang serta menjalankan program-program mereka.

Insight atau pengetahuan yang dalam itu merupakan aset berharga dalam pelaksanaan kegiatan yang berkelanjutan. Mereka juga mengayomi para kader muda, membimbing dalam berbagai pelaksanaan kegiatan.

Kader di PKK memiliki rentang usia beragam, yang memungkinkan terjadinya cross generation learning, atau pembelajaran lintas generasi. Contohnya transfer of knowledge dalam pelaksanaan pendataan keluarga di Jakarta. Kader manula menjadi melek teknologi karena belajar mendata secara digital dari anak-anak muda. Sementara itu, anak muda mendapatkan kesempatan untuk menambah wawasan tentang lingkungan sekitar, organisasi, dan cara berinteraksi dengan masyarakat.

Adanya kolaborasi di antara dua generasi kader itu memungkinkan aktivitas PKK menjadi lebih instrumental dan lebih berdampak. Kader manula menawarkan kearifan dan kader muda menawarkan kebaruan keterampilan yang sesuai dengan masa mereka. Alhasil, PKK menjadi lebih efektif dalam menjalankan tugas mereka di lingkungan.

Gambaran di atas memberikan sudut pandang lain saat berbicara tentang manula. Sudah saatnya kita memberikan perhatian lebih dan memandang manula sebagai anggota masyarakat yang 'bernilai' dan bukan dianggap sebagai 'beban'. Komunitas manula seperti BKL Impala dan program pemberdayaan manula di PKK perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak khususnya pemerintah, dengan menyediakan ruang aktivitas bagi manula. Harapannya, adanya wadah bagi manula untuk berdaya bisa membantu menjawab isu-isu yang berkembang, seperti depresi pada manula dan penelantaran manula.

Hari Lanjut Usia Nasional ini menjadi kesempatan bagi semua agar serius memikirkan upaya bersama untuk memberdayakan manula. Merangkul dan mengupayakan agar mereka tetap bisa berdaya, berkarya, dan berdampak di masyarakat sehingga terwujud ‘manula terawat, Indonesia bermartabat’ .

Selamat Hari Lanjut Usia Nasional untuk seluruh manula di Indonesia.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat