visitaaponce.com

Ulama itu kalau Dibutuhkan Kapan pun Harus Siap

Ulama itu kalau Dibutuhkan Kapan pun Harus Siap
(DOK PPP/ABDULLAH ARIEF SIREGAR)

KOALISI Indonesia Kerja (KIK) yang mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden pada Pilpres 2019 memutuskan Ma'aruf Amin sebagai calon wakil presiden. Pasangan calon ini telah mendaftar di KPU, Jumat (10/8). Meski telah menjadi bakal calon, masih banyak yang penasaran apa komentar Ma'aruf setelah ditetapkan sebagai cawapres Jokowi.

Untuk menjawab itu berikut petikan wawancara wartawan Media Indonesia M Taufan SP Bustan dengan Ketua Umum MUI tersebut seusai berkunjung ke kantor PPP.

Apa yang membuat Anda terpilih sebagai calon wakil presiden Jokowi?

Saya mau mengucapkan terima kasih terlebih dulu kepada PPP yang terus mendorong saya untuk menjadi cawapres. Bahkan sampai ditetapkan sebagai cawapres.

Saya tidak pernah bercita-cita, berharap, atau berangan-angan jadi cawapres. Saya hanya disuruh jadi kiai. Tetapi, karena adanya dorongan PPP, apalagi menyebut 10 nama, nama saya kemudian masuk. Nah setelah itu nama saya disebutkan.

Apa persiapan Anda sebelum ditetapkan sebagai cawapres?

Jadi hanya Allah menakdirkannya. Saya berdoa, kalau memang menjadi cawapres ini baik untuk bangsa saya, tolong dekatkan saya dengan jabatan itu. Bukan ternyata jelek buat akhirat saya. Jadi memang tidak ada persiapan sebelumnya.

Oleh karena itu jika ditanya timnya, ya tidak ada. Bahkan ketika kemarin sore saya berada di MUI, saya tengah mengumpulkan dana untuk korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, terus saya baru dapet berita pukul 16.00 disuruh datang ke suatu tempat.

Sementara, katanya sudah ada arah ke Mahfud MD. Kemudian sekitar pukul 16.30 Ketua DPP PPP kasih tahu saya. Setelah dari situ, Megawati Soekarnoputri menelepon saya. Dan saya katakan, saya sudah nyaman di jalur negara, tapi kalau negara membutuhkan saya, saya siap.

Bagaimana tanggapan Anda setelah Joko Widodo memutuskan ulama sebagai wakilnya?

Kalau ada cawapres politisi saja, tentara, atau pengusaha. Tentunya kiai boleh dong. Waktu Gus Dur jadi presiden juga boleh. Ketika saya jadi cawapres masa tidak boleh. Kan Gus Dur kiai juga. Saya bersyukur kepada Allah SWT dan terima kasih kepada Pak Jokowi. Jokowi sangat menghargai ulama, itu penghargaan pada ulama. Jokowi hormat pada ulama, secara perbuatan sangat dihormati. Sementara itu, di sebelah sana ngatain ulama, tapi usul ijtima ulama saja tidak didengarkan.

Apakah sudah ada komunikasi antara Anda dan Jokowi sebelumnya?

Saya ketemu langsung dengan Pak Jokowi. Waktu itu satu pesawat, saya dimintai pendapat bagaimana semua wapres, kriterianya istikharah dikonsultasikan dengan ulama, dan diberi tahu. Setelah diputuskan nama saya, saya telepon pak Jokowi. Saya tanya mengapa menunjuk saya sebagai cawapres. Bapak kok pilih saya? Kan disuruh istikharah dan pak Jokowi jawab istikharah saya itu Pak Ma'aruf. Oleh karena itu saya bilang kita menjaga pilpres ini dari kegaduhan dan permusuhan.

Setelah resmi menjadi cawapres, apa yang akan Anda lakukan jika terpilih nanti?

Saya akan membantu presiden, pintu pertama soal keutuhan bangsa ini dibangun dengan landasan yang kuat, yaitu kesepakatan itu dalam UUD 1945 dan Pancasila. UUD landasan bernegara, Pancasila mitra kesepakatan. Karena itu kita menjaga kesepakatan itu.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat