visitaaponce.com

Pemerintah Harus Cari Dalang di Balik Kelompok Radikal

Pemerintah Harus Cari Dalang di Balik Kelompok Radikal
Petugas kepolisian melakukan pemeriksaan di sekitar ledakan dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral, Makassar, Sulsel.(ANTARA/ABRIAWAN ABHE )

AKSI bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3) sekali membuktikan bahwa kelompok radikal dan intoleran masih ada di Indonesia. Itu sebabnya pemerintah harus mengusut dalang di balik kelompok radikal dan intoleran tersebut.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB), Rudi S Kamri mengungkapkan hal tersebut. Untuk itu ia mengajak seluruh masyarakat untuk mewaspadai para tokoh atau kelompok yang menginginkan perubahan ideologi negara.

Baca juga: Persepsi dan Sikap Generasi Muda akan Intoleransi dan Ekstremisme

“Terlepas dari peristiwa bom bunuh diri di Makassar, saat ini para anggota kelompok radikal sebenarnya sedang mencari induk semang. Mereka membutuhkan dukungan dana, mereka membutuhkan dukungan akses dan ini mereka sedang mencari. Ada potensi menyusup ke sejumlah partai," kata Rudi.

Menurut pengamatannya,  saat ini penyesatan informasi ini begitu masif dikembangkan oleh mereka. Mulai dari menyebarkan berita hoaks sampai menyudutkan pemerintah. Saat ini, Rudi menyatakan bahwa kelompok- kelompok intoleran dan prokhilafah ini melihat kelompok partai demokrat kubu AHY adalah menjadi kawan karena mempunyai musuh yang sama yaitu pemerintah. Inilah yang dikhawatirkan.

“Ada adagium, siapapun lawan dari lawan mereka berarti adalah kawan kita, inilah yang terjadi. Ada potensi yang kuat kelompok intoleran dan pro khilafah sekarang sedang mencari induk semang. Saya menyampaikan ini sebagai warning bagi kita semua," tegasnya

Rudi membeberkan cara supaya kita semua terhindar dari kelompok tersebut yaitu mendukung sepenuhnya kekuatan politik atau partai politik nasionalis yang bisa membentengi negeri ini dari kelompok intoleran. Kedua, mendukung penuh TNI dan Polri sebagai garda bangsa terdepan dalam membentengi dari ancaman kelompok intoleran. Yang ketiga, jangan membuat musuh baru, karena itu bisa menjadi peluang bagi kelompok intoleran.
 
Itu sebabnya, satu satunya jalan, kata dia adalah bersatu, melawan kegiatan sekecil apapun yang berpotensi mengganggu keberagaman dan mengganggu Pancasila. Dia percaya, tidak semua yang teriak pro khilafah ini mereka benar pro khilafah, mereka hanya memakai jargon itu untuk melawan musuh yang sama. Ini yang harus diwaspadai, bahwa saat ini kelompok pro khilafah dan intoleran sedang mencari inang baru atau induk baru untuk mengembang.

“Saya tidak percaya para kelompok intoleran itu hilang dari negeri ini, yang saya percaya mereka sedang tiarap dan sedang menyusun kekuatan," ujarnya.

Mereka kata dia, tidak akan pernah berhenti berupaya bagaimana mendongkel Pancasila. Ini yang harus diwaspadai. Rudi mencontohkan negara-negara yang berantakan akibat kelompok intoleran dan radikal seperti Irak, Siria, Libanon, dan Afganistan.

“Indonesia takdir yang diberikan oleh Tuhan adalah negara dengan Bhineka Tunggal Ika. Berbeda agama, berbeda suku, berbeda bahasa, berbeda budaya. Ini yang kita ikat dengan kekuatan penuh yang namanya Pancasila. Ini yang coba didongkel oleh kelompok intoleran," lanjut Rudi

Dia pun berharap masyarakat Indonesia untuk tetap bisa menjaga keberagaman ini, menjaga pancasila, menjaga kebinekaan dari rongrongan kaum intoleran dan kelompok radikal. (Ant/A-1)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat