visitaaponce.com

Peringatan Hari Pahlawan Meneguhkan Dawuh Ulama bagi Gerakan Rakyat

Peringatan Hari Pahlawan Meneguhkan Dawuh Ulama bagi Gerakan Rakyat
Direktur Eksekutif Said Aqil Sirajd (SAS) Institute Dr. H. Sa'dullah Affandy(MI/HO)

SETIAP 10 November bangsa Indonesia selalu memperingatinya sebagai Hari Pahlawan. Sebuah hari yang menjadi bukti atas keberanian dan penolakan rakyat Indonesia terhadap semua bentuk penjajahan, meski dilakukan oleh negara dengan kekuatan militer sangat disegani di dunia, Inggris. 

Menurut Direktur Eksekutif Said Aqil Sirajd (SAS) Institute Dr. H. Sa'dullah Affandy, 10 November juga membuktikan bahwa tekad yang kuat, keberanian yang digelorakan oleh semangat Jihad dapat memantik kesadaran orang bahwa penindasan. Selain tidak dapat dibenarkan, juga harus dilawan dan tidak dapat dibiarkan begitu saja. 

"Rakyat Surabaya, sebagai aktor utama pertempuran Surabaya yang menjadi palagan peperangan, membuktikannya. Betapa mesin perang Inggris, pesawat tempur termutakhir, serta para Gurkha, tidak dapat mencegah tewasnya Mallaby, Jendral Inggris, di tangan seorang santri," ujar Sa'dullah lewat keterangannya yang diterima, Kamis (10/11).

Peringata Hari Pahlawan, sambungnya, tidak bisa dilepaskan dengan peran dan kiprah kaum pesantren. 

Bahkan, lahirnya keberanian rakyat yang memantik perlawanan terhadap Kolonial dipicu oleh adanya Fatwa Jihad dari Hadlaratusysyaikh Hasyim Asyari. 

Dengan kata lain, jelas Sa'dullah, Hari Pahlawan 10 November merupakan implementasi dari Hari Santri yang melahirkan Resolusi Jihad. Oleh karena itu, menurutnya, idak akan ada Hari Pahlawan, kalau tidak ada Hari Santri atau Resolusi Jihad. 

"Dengan demikian, memperingati Hari Pahlawan sejatinya meneguhkan kembali momen ketika fatwa dan dawuh para ulama menjadi spirit bagi gerakan rakyat," pungkasnya. (OL-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat