visitaaponce.com

1 Juni Hari Lahir Pancasila, Terus Menjaga Eksistensi Pancasila di Era Globalisasi

1 Juni Hari Lahir Pancasila, Terus Menjaga Eksistensi Pancasila di Era Globalisasi
Lima sila Pancasila tersemat dalam perisai Garuda Pancasila.(Antara)

DI tengah perkembangan globalisasi yang kian masif, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terus berupaya menjaga eksistensi Pancasila pada masyarakat khususnya generasi milenial.

Jika melihat survei terbaru yang ditampilkan sejumlah lembaga survei, upaya untuk mejaga eksistensi Pancasila saat ini sangat diperlukan. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam survei pada 2022 lalu menyebutkan, hanya sebanyak 64,6% warga yang bisa menyebutkan dengan benar semua sila dalam Pancasila.

Sementara ada 10,2% yang benar menyebutkan 4 sila, 5,1% tiga sila, 3,9% dua dan satu sila, dan masih ada 12,3% publik yang tidak bisa menyebutkan dengan benar satu pun sila.

Baca juga : MUI: Tidak Ada Alasan Umat Islam tidak Menerima Pancasila

Pada hasil survei lainnya yang dilakukan Setara Institute dan Forum on Indonesian Development (INFID) pada 2023 lalu, mereka mencatat 83,3% siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) menganggap Pancasila bukan ideologi permanen dan bisa diganti.

Kondisi ini tentu menjadi hal yang cukup memprihatinkan, dengan masih minimnya pemahaman masyarakat khususnya generasi milenial terhadap Pancasila, segala upaya pun terus dilakukan BPIP untuk menjaga eksistensi Pancasila dengan harapan Pancasila tidak tergerus ditengah era globalisasi.

Baca juga : Aktualisasi Pancasila dalam Pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi

Wakil Kepala BPIP Karjono menyebutkan, pendekatan terkait pancasila pada generasi milenial tidak bisa dilakukan sama dengan apa yang diterapkan pada era orde baru. Perkembangan media sosial yang kian masif, disebutnya menjadi salah satu jalan pendekatan pancasila kepada generasi milenial.

"Pendekatan (Pancasila) pada generasi milenial tidak bisa dengan pendekatan seperti masa orde baru, Kalau di jaman orde baru itu kita didoktrin. Tetapi kalau pendekatan itu diterapkan pada anak-anak generasi milenial sekarang, bisa ditinggal tidur itu," ucap Karjono di Jakarta, Rabu (31/5).

"Nah untuk itu apa yang harus kita dekati dengan mereka, Ya dengan (konten) sosial media seperti TikTok, Facebook, Twitter, Instagram dan berbagai macam soial media lainnya," imbuhnya.

Selain itu, dijelaskan Karjono, cara lain yang juga terus dilakukan BPIP untuk menjaga eksistensi Pancasila yakni dengan memberikan ajaran melalui serial animasi, serta keterlibatan secara langsung tokoh masyarakat hingga publik figur untuk menanamkan nilai-nilai pancasila pada generasi milenial.

"Di kami juga ada gerakan yang sangat luar biasa,  di mana kami menggerakan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) diseluruh NKRI, mereka nanti kalau sudah purna kami uji dan kami tetapkan sebagai duta pancasila," jelasnya.

Songsong Indonesia Emas 2045

Sementara itu, Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP Surahno mengatakan, pembangunan karakter pancasila pada generasi milenial menjadi hal penting yang harus dilakukan saat ini guna menyongsung Indonesia emas pada 2045.

"Kaum milenial adalah potensi bangsa, nah tentunya kalau kita melihat jauh kebelakang saat Indonesia merdeka, Bung Karno menyatakan bahwa pertama yang harus dibangun adalah pembangunan karakter anak muda, nah pembangunan karakter ini tentunya berdasarkan karakter pancasila. Tanpa pembagunan karakter anak muda sejak dini, gak tau nantinya akan seperti apa," tutur Surahno.

Dijelaskan Surahno ada beberapa karakter-karakter Pancasila yang harus dimiliki generasi milenial untuk meyongsong Indonesia emas, termasuk diantaranya generasi milenial harus memiliki karaketer kritis.

"Nah yang harus dimiliki potensi anak muda itu adalah harus lebih kritis, harus bisa berkolaborasi, harus memiliki inovasi dan harus punya kreativitas. Nah itulah karakter karakter pancasila untuk membesarkan anak muda kedepan di tahun 2045," jelasnya.

Lebih dari itu, upaya konkrit yang juga akan dilakukan BPIP untuk menjaga eksistensi Pancasila yakni dengan menghadirkan kembali Pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib di seluruh jenjang pendidikan mulai dari PAUD hingga Perguruan Tinggi.

Peringatan Hari Pancasila

Di sisi lain, sebagai bagian dari menjaga eksistensi Pacasila, BPIP juga menggelar serangkaian kegiatan dalam rangka peringatan hari lahir pancasila tahun 2023. Termasuk diantaranya menggelar Pancasila Virtual Expo, serta upacara peringatan Hari Lahir Pancasila.

Mengusug tema gotong royong membangun peradaban dan pertumbuhan global, BPIP berharap peringatan hari lahir pancasila pada tahun ini dapat menjadi pemantik bagi bangsa indonesia untuk bahu membahu mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang lebih maju dan menjadi pusat pertumbuhan dunia.

"Maksud dan tujuan peringatan hari lahir Pancasila tahun 2023 ini yaitu, pertama menguatkan semangat gotong royong penggunaan Pancasila demi terwujudnya peradaban dan pertumbuhan global," tutur Kepala BPIP Yudian Wahyudi.

"Kedua mengobarkan semangat nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa. Tiga mendorong aktualisasi Pancasila secara masif dan sistematis," jelasanya.

Dikatakan Yudian, keberadaan pancasila merupakan anugrah yang luar biasa untuk bangsa Indonesia, untuk itu kehadiran pancasila patut disyukuri dengan cara mengamalkan nilai-nilai pancasila.

"Nilai-nilai pancasila dapat diamalkan dalam bentuk sederhana seperti, saling menghargai, bekerja sama, peduli dan saling menghormati. Pengamalan nilai pancasila dalam kehidupan tentunya akan membawa peradaban bangsa ke arah yang lebih baik lagi," tukasnya. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat