Polri dan Nawakara Cegah Ancaman di Area Rawan Konflik
![Polri dan Nawakara Cegah Ancaman di Area Rawan Konflik](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/d8d266e148ad15b03e5aef804a494fb3.jpeg)
ANCAMAN keamanan meningkat di lokasi-lokasi strategis dan objek vital nasional (obvitnas). Menyikapi itu, Polri bersama pemerintah, pihak swasta dan masyarakat berkolaborasi mencegah gangguan keamanan di area rawan konflik tersebut.
Pengamanan Obvitnas pun telah diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 63 Tahun 2004. Pemerintah mengeluarkan aturan ini karena peran penting bagi kehidupan bangsa dan negara, yang ditinjau dari aspek ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
Pencegahan gangguan keamanan ini dilakukan dengan melaksanakan simulasi keamanan di area kerja Perusahaan Listrik Negara (PLN) bersama Polri dan perusahaan keamanan Nawakara. Kegiatan ini tidak hanya menguji efektivitas respons tim dalam menghadapi huru-hara dan ancaman bom, tetapi juga mengimplementasikan teknik persuasif dan humanis dalam penanganannya.
Baca juga : TNI dan Polri Kolaborasi Jaga Objek Vital Migas
"Simulasi penanganan huru-hara di objek vital nasional sangat penting guna memberikan pemahaman tentang antisipasi preventif terhadap gangguan keamanan di sekitar objek vital seperti PLN," kata Wakasat Samapta Polres Metro Bekasi AK Hotman Hutajulu dalam keterangan tertulis, Selasa (11/6).
Menurut Hotman, satuan pengamanan diharapkan mengetahui dan memahami tindakan yang harus dilakukan bila terjadi hak yang tak diinginkan di lapangan, seperti bebtrokan. Guna menghindari kejadian fatal.
"Namun, tetap dengan cara persuasif dan humanis agar tidak terjadi bentrokan di lapangan," ujar dia.
Baca juga : Menko Polhukam Minta Polri Antisipasi Gangguan Keamanan Jelang Pilkada Serentak
Consultation & Training Division Head Nawakara, M. Nuruli Kholiq menilai simulasi ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kemampuan tim pengamanan di lapangan. Khususnya untuk mengidentifikasi, mengelola, dan merespons cepat terhadap situasi yang mungkin mengganggu keamanan publik dan Objek Vital Nasional.
"Satuan pengamanan dari Nawakara dapat membantu pihak kepolisian untuk lebih cepat mengantisipasi dan melaporkan kejadian yang dapat mengganggu keamanan di Obvitnas. Kami berharap bahwa ini akan menjadi rangkaian simulasi yang akan dilakukan secara berkala guna memperkuat kerja sama antara instansi lainnya dalam pengamanan Obvitnas,” tambah dia.
Dalam simulasi huru-hara ini, warga demonstrasi di pintu masuk utama kantor unit layanan transmisi dan gardu (ULTG) induk PLN Bekasi menuntut kompensasi atas gangguan dari operasional PLN. Keadaan menjadi semakin kritis ketika ada laporan bahwa bom dilemparkan ke dalam area ULTG PLN Bekasi.
Baca juga : Suasana Gedung Kejaksaan Agung Normal Kembali di Tengah Isu Penguntitan Jampidsus
Menindaklanjuti kericuhan itu, tim satuan pengamanan (SATPAM) Nawakara berkoordinasi dengan pihak internal PLN, dan kepolisian. Aparat keamanan tersebut memutuskan untuk mendatangkan Tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Brimob Kelapa Dua ke lokasi untuk segera bertindak mengamankan area dan mensterilkan lokasi dari benda yang mencurigakan tersebut.
Pihak PLN pun merasa perlu berdialog dengan perwakilan warga sekitar. Selama dialog berlangsung, tindakan persuasif dan pendekatan humanis tetap dilakukan Satpam Nawakara yang juga dibantu oleh pihak kepolisian untuk meredam para demonstran.
Simulasi ini senantiasa mengadopsi pendekatan yang tidak hanya efektif dalam menangani ancaman secara langsung, tetapi juga dalam memelihara hubungan yang baik dengan masyarakat. Dengan begitu, stabilitas keamanan sosial di lingkungan yang rawan konflik bisa terjaga.
Baca juga : Sinergisitas TNI-Polri Jaga Situasi WWF di Bali Tetap Kondusif
Kepala Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) ULTG Harapan Indah Muhammad Jainal, mengatakan respons cepat dan komunikasi efektif antar tim memungkinkan untuk meredam situasi dan menghindari kerusakan lebih lanjut. Dalam simulasi itu pun dia mempraktekkan dialog dengan pedemo.
"Kami juga melakukan dialog dengan warga untuk menjelaskan pentingnya PLN sebagai objek vital nasional dan memastikan bahwa tuntutan mereka akan ditangani melalui program CSR," ungkapnya.
Kolaborasi antara Kepolisian, Nawakara, PLN dalam simulasi ini merupakan langkah penting dalam memperkuat keamanan nasional. Melalui kerjasama yang baik, masing-masing pihak menunjukkan komitmen dalam menghadapi ancaman dengan cara yang efektif dan humanis.
Kemudian, memastikan bahwa Obvitnas dapat terus beroperasi tanpa gangguan dan tanpa harus mengurangi kenyamanan masyarakat di sekitar Obvitnas. (Medcom/Z-6)
Terkini Lainnya
Pemotongan Gaji untuk Iuran Tapera Bisa Mundur dari 2027
Komisi V DPR RI Minta Pemerintah Tunda Program Tapera di 2027
Potongan Tapera Buat Cemas Para Guru Honorer
Gaji Karyawan Kena Potong Iuran Tapera, Ekonom: Jangan Dipukul Rata
Pentingnya Sinergi dalam Tata Kelola Air
Takut Disadap? Ini 7 Langkah Mencegah HP Disadap
Keamanan Pangan Berkorelasi Erat dengan Kesehatan Masyarakat
Keamanan dan Lokasi IKN Diragukan, Hanya 2 Jam Disebut Bisa Diinvasi Asing
Pernyataan Panglima Soal Multifungsi TNI Dinilai Berbahaya
Prodi HI UKI Bersama DPR RI Diskusikan Aturan Intelijen di Indonesia
Delapan Keunggulan iOS 18 Bawaan Apple
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Membumikan Diskursus Islam Indonesia di Inggris Raya
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap