visitaaponce.com

Co Founder Sebut KesuksesanTraveloka Tak Lepas dari Transformasi

Co Founder Sebut Kesuksesan Traveloka Tak Lepas dari Transformasi
Aplikasi Traveloka pada smartphone.(Ist/Traveloka)

DISRUPSI digital tak dimungkiri menuntut masyarakat untuk terus beradaptasi dan berinovasi agar bisa bertahan.

Salah satu bentuk nyata dari digitalisasi bisa dilihat dari naiknya tren pengembangan aplikasi, terutama aplikasi mobile.

Pendekatan via aplikasi sudah masuk ke prioritas utama tiap organisasi untuk tetap bisa relevan dalam persaingan bisnis.

Pengembangan aplikasi akan menjadi pondasi dari perputaran bisnis yang membangun ekonomi digital di Indonesia.

Traveloka adalah salah satu lifestyle superapp yang memberikan solusi perjalanan dan gaya hidup.

Dalam perjalanan satu dekadenya, Traveloka dipenuhi pencapaian dan inovasi berbasis teknologi untuk memenuhi kebutuhan perjalanan dan gaya hidup konsumen yang terus berkembang

Konsumennya tak hanya di Indonesia, namun juga konsumen di negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Dalam keterangan pers, Sabtu (12/3), Co Founder Traveloka Albert Zhang mengatakan kesuksesan Traveloka tidak lepas dari beberapa transformasi yang dilakukan.

"Pengalaman pemesanan tiket pesawat jadi ide awal berdirinya Traveloka," jelas Albert.

Traveloka didirikan pada 29 Februari 2012 oleh Ferry Unardi (CEO & Co-Founder), dan Albert (Co-Founder).

Berawal dari pengalaman Ferry Unardi yang mengalami kesulitan dalam memesan tiket pesawat saat merantau di Amerika untuk pulang ke tanah kelahirannya di Padang, Sumatera Barat.

"Kesulitan tersebut, kemudian dijadikan peluang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mengalami kendala serupa," ujar Albert.

Bersama dua temannya, Ferry Unardi menyewa sebuah apartemen di Jakarta untuk memulai usaha.

"Menggunakan tiga laptop sebagai modal utama, para founders memulai perjalanan Traveloka sebagai metasearch engine untuk pembanding harga tiket pesawat," katanya.

Pengguna Traveloka pasti mengenal logo perusahaan yang identik dengan gambar burung dilengkapi warna putih dan biru.

Burung yang bernama Godwit ini menjadi inspirasi bagi Traveloka karena memiliki kemampuan untuk terbang sejauh ribuan kilometer tanpa berhenti sama sekali.

"Hal ini dilakukan karena mereka suka berpetualang atau bermigrasi keliling dunia," ucap Albert.

Karakter ini, jelas Albert, sesuai dengan visi Traveloka untuk terus “terbang” jauh ke seluruh dunia sehingga dapat memberikan kemudahan bagi konsumen dimanapun mereka berada.

Traveloka bermula dari delapan orang hingga tumbuh bersama ribuan karyawan

"Pada awal berdiri, Traveloka hanya beranggotakan delapan orang yang terbagi ke dalam beberapa divisi, seperti keuangan, operasional, pemasaran, dan lainnya," ujar Albert.

Kini, Traveloka memiliki lebih dari 2.000 talenta-talenta terbaik dari Asia Tenggara, dan kawasan lainnya seperti Eropa dan Amerika, demi mewujudkan komitmen untuk senantiasa menghadirkan kontribusi positif di mana pun Traveloka beroperasi.

"Hal ini menjadi fondasi terciptanya inovasi-inovasi yang diterima dengan baik oleh para konsumen, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya," jelasnya.

Menurut Albert, di Traveloka, karyawan laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan karier yang sama.

Traveloka juga menunjukkan komitmennya untuk menjunjung tinggikeberagaman dan inklusivitas dengan menciptakan lingkungan kerja yangnyaman dan suportif bagi semua karyawan.

Saat pandemi Covid-19 merebak, Traveloka melakukan beragam inovasi dengan produk dan fitur.

Fitur Traveloka Eats Delivery, sebuah layanan pemesanan dan pengantaran makanan yang baru tersedia sejak November 2020.

"Saat ini, kami bermitra dengan lebih dari puluhan ribu restoran di kawasan Jabodetabek, Bali dan Bandung," jelasnya.

Traveloka Clean Partners, mendorong para mitra untuk berkomitmen dalam menerapkan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) yang ketat serta memudahkan pengguna dalammengidentifikasi mitra-mitra tersebut dengan melekatkan label khusus.

Traveloka LIVEStyle, menghadirkan rekomendasi dan tur virtual secara livestream melalui aplikasi dan media sosial resmi Traveloka.

Dalam perjalanannya, Traveloka menjadi perusahaan startup teknologi di Indonesia pertama yang menawarkan produk dan layanannya ke luar Indonesia

Berangkat dari pencapaian dan pengalaman di tanah air, sejak tahun 2015, Traveloka menjadi perusahaan startup teknologi di Tanah Air pertama yang mengembangkan bisnis di luar negara asalnya ke wilayah Asia Tenggara, seperti Vietnam, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina.

"Pada 2017 lalu, Traveloka menyandang gelar perusahaan Unicorn dan menjadikan Traveloka sebagai technology startup pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang berhasil meraih gelar tersebut," papar Albert. (RO/OL-09)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat