visitaaponce.com

Bug Internal Promosikan Konten Bermasalah di Facebook

Bug Internal Promosikan Konten Bermasalah di Facebook
Logo Facebook.(AFP/Kirill Kudryavtsev.)

KONTEN yang diidentifikasi sebagai menyesatkan atau bermasalah secara keliru diprioritaskan di umpan (feed) Facebook pengguna baru-baru ini. Itu terjadi berkat bug perangkat lunak yang membutuhkan waktu enam bulan untuk diperbaiki, menurut situs teknologi The Verge.

Facebook membantah laporan tersebut, yang diterbitkan Kamis (31/3), mengatakan bahwa, "Sangat melebih-lebihkan bug ini karena pada akhirnya tidak memiliki dampak jangka panjang yang berarti pada konten bermasalah," menurut Joe Osborne, juru bicara perusahaan induk Meta. Namun bug itu cukup serius bagi sekelompok karyawan Facebook untuk menyusun laporan internal yang mengacu pada kegagalan peringkat besar-besaran dari konten, The Verge melaporkan.

Pada Oktober, karyawan memperhatikan bahwa beberapa konten yang telah ditandai sebagai dipertanyakan oleh media eksternal--anggota program pengecekan fakta pihak ketiga Facebook--tetap disukai oleh algoritma untuk didistribusikan secara luas di umpan berita (news feeds) pengguna. "Tidak dapat menemukan akar masalahnya, para insinyur menyaksikan lonjakan mereda beberapa minggu kemudian dan kemudian berkobar berulang kali sampai masalah peringkat diperbaiki pada 11 Maret," The Verge melaporkan.

Namun menurut Osborne, bug tersebut memengaruhi hanya sejumlah kecil tampilan konten. Itu karena, "Sebagian besar posting di Umpan tidak memenuhi syarat untuk diturunkan peringkatnya," jelas Osborne. Ia menambahkan bahwa mekanisme lain yang dirancang untuk membatasi tampilan konten berbahaya tetap ada.

AFP saat ini bekerja dengan program pengecekan fakta Facebook di lebih dari 80 negara dan 24 bahasa. Di bawah program, yang dimulai pada Desember 2016, Facebook membayar untuk menggunakan cek fakta dari sekitar 80 organisasi, termasuk outlet media dan pemeriksa fakta khusus, di platformnya, WhatsApp dan Instagram.

Konten yang diberi peringkat salah diturunkan peringkatnya di umpan berita sehingga lebih sedikit orang yang akan melihatnya. Jika seseorang mencoba membagikan postingan tersebut, mereka akan diberikan artikel yang menjelaskan alasan postingan tersebut menyesatkan.

Baca juga: Pemilik Facebook Meta Sewa Konsultan Bikin Kampanye Serang TikTok

Mereka yang masih memilih untuk membagikan kiriman akan menerima pemberitahuan dengan tautan ke artikel tersebut. Tidak ada postingan yang diturunkan. Pemeriksa fakta bebas memilih yang ingin mereka selidiki. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat