visitaaponce.com

Deep Learning dan Artificial Intelligence Bawa Ancaman bagi Manusia

Deep Learning dan Artificial Intelligence Bawa Ancaman bagi Manusia
Ilustrasi(Freepik)

ARTIFICIAL intelligence atau AI merupakan teknologi canggih yang membuat komputer dapat berpikir, menganalisis, dan berkomunikasi dengan manusia. Kemampuan ini bisa dimiliki AI karena teknologi machine learning yang memungkinkan mesin dapat berpikir dan mempelajari suatu input. Penemuan teknologi ini seperti menjawab perdebatan di masa lalu yang sempat dilontarkan Alan Turing tentang kemampuan mesin untuk berpikir sendiri.

Alan Turing ialah bapak penemu komputer sekaligus pelopor AI. Pemikiran Turing yang berangkat dari pertanyaan apakah komputer dapat berpikir sendiri membawa para ilmuwan untuk terus mengembangkan komputer sampai saat ini. Bahkan, dengan teknologi deep learning, yang merupakan pengembangan machine learning, kini, komputer sudah memiliki kemampuan dan pemahaman yang hampir sama seperti manusia.

Berkembang pesat

AI pertama kali diperkenalkan dan dipresentasikan pada Dartmouth Summer Research Project on Artificial Intelligence (DSRPAI) oleh John McCarthy dan Marvin Minsky. 

Baca juga : Kehadiran Fitur Sora di ChatGPT Membuat Cemas Para Pembuat Media

Namun, pada saat itu, AI masih sangat jauh berbeda dengan kondisi saat ini serta masih terbatas hanya pada kondisi pemahaman. 

Sejak diperkenalkan saat itu, AI terus berkembang dan pertama kali mencapai puncak perkembangan pada 1997, yaitu AI yang diciptakan IBM berhasil memenangi pertandingan catur melawan pecatur dunia. Kemenangan itu sekaligus membuktikan AI memiliki potensi menganalisis dan memecahkan masalah.

AI terus berkembang, bahkan bisa dibilang perkembangannya lebih cepat daripada evolusi manusia. Misalnya, manusia memerlukan ratusan atau bahkan jutaan tahun untuk mengenal tulisan, membaca, dan mulai berkomunikasi dengan manusia lainnya. 

Baca juga : Biaya Medis di Indonesia Diprediksi Tumbuh 13%

Waktu yang lama itu tidak dibutuhkan AI.  Sejak diperkenalkan pertama kali pada 1956 selang beberapa waktu kemudian pada 2011, Apple telah berhasil meluncurkan Siri yang merupakan asisten pribadi di ponsel pintar dengan kemampuan berkomunikasi sampai mencari informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.

Hal ini membuktikan AI hanya membutuhkan waktu kurang dari 100 tahun untuk mulai memahami tulisan, berkomunikasi, sampai mencari informasi di dunia maya. Hal ini tentunya sangat jauh jika dibandingkan dengan evolusi manusia yang memerlukan jutaan tahun. 

Perkembangan cepat AI ini sebenarnya terjadi karena perkembangan machine learning menjadi deep learning yang merupakan teknologi kompleks yang dimiliki oleh komputer untuk memahami, menganalisis, sampai memecahkan suatu masalah.

Baca juga : Kubu Anies-Muhaimin Duga Sistem KPU sudah Dirancang Menangkan Capres Tertentu

Deep learning

Deep learning mempunyai sejarah yang sangat panjang. Deep learning pertama kali diperkenalkan pada 1943 oleh Walter Pitts dan Warren McCulloch, yang menggambarkan model komputer berdasarkan cara kerja otak manusia. 

Sistem yang dikenalkan pertama kali ini kemudian dalam perkembangannya akan dikenal dengan neural networks.

Sejak pertama kali dicetuskan pada 1943 teknologi ini terus dikembangkan dengan tujuan mesin dapat berpikir dan memecahkan masalah seperti manusia. Karena keterbatasan teknologi pada saat itu, pengembangan artificial neural networks hanya terbatas pada gagasan dan percobaan yang belum didukung kemampuan mesin itu sendiri. 

Baca juga : Semakin Canggih! Ini Produk Teknologi dengan Fitur AI Terbaru di 2024

Baru pada 2011, kemampuan deep learning mulai bisa diaplikasikan seiring dengan perkembangan graphic processing unit (GPU). Perkembangan GPU yang sangat pesat pada saat itu memungkinkan pengguna dapat melatih mesin untuk memahami data dalam berbagai bentuk dengan berbagai layer yang merupakan ciri khas dari deep learning.

Sejak saat itu, proses artificial neural network dikenal dalam 3 layer, yaitu input, hidden layer, dan output. Dalam gambar terlihat proses perjalanan informasi dalam proses deep learning, yaitu X1 dan X2 merupakan input yang dilakukan user atau pengguna. 

Baca juga : Tingkatkan Komunikasi Pengguna, Samsung Rilis Fitur Galaxy AI di Galaxy Buds

X1 dan X2 juga bisa menggambarkan kebiasaan atau perilaku yang biasa dilakukan oleh pengguna. Kemudian dari X1 dan X2 ini mesin mulai melakukan penghitungan algoritma dan berbagai kemungkinan yang dilakukan dalam layer tersembunyi. 

Pada bagian ini, manusia tidak bisa mengetahui apa yang dilakukan mesin dan apa yang dianalisis oleh mesin itu. Sistem kerja pada layer tersembunyi ini mirip dengan sistem kerja otak manusia, yaitu terjadi pencocokan data, analisis dengan menggunakan data yang telah dimiliki, pengklasifikasian data, sampai pemahaman data dan pemecahan masalah. 

Hal ini dilakukan dalam layer yang tersembunyi tersebut melalui artificial neuron yang saling berkomunikasi dan bekerja sama secara virtual. Banyaknya neuron yang bekerja ini membuat mesin dapat memproses informasi dengan cepat dan menghasilkan solusi dengan cepat yang dilambangkan dengan output pada gambar. Semakin banyak neuron yang bekerja, maka semakin cepat suatu informasi diproses.

Baca juga : Itsec Targetkan Perusahaan Keamanan Siber Lokal Terbesar Indonesia

Kemampuan inilah kemudian yang diterapkan pada berbagai platform, seperti media sosial. Jika kalian membuka media sosial pada saat ini, pasti jarang sekali menggunakan kolom pencarian, kan? Hal ini disebabkan algoritma deep learning berhasil membawa konten-konten yang sesuai dengan keinginan pengguna dengan memahami tingkah laku dan kegiatan yang dilakukan pada ponsel pintar yang dimiliki pengguna. Berkat teknologi ini juga sering kali pengguna melihat iklan yang sesuai dengan suatu produk atau jasa yang sedang dicari oleh pengguna.

Mengancam manusia

Teknologi deep learning pada AI sebenarnya dapat dimaknai dalam dua sisi. Baiknya teknologi ini sangat membantu manusia dalam menganalisis sampai memenuhi kepuasan manusia dengan konten-konten yang dibutuhkan. Bahkan, teknologi ini juga memudahkan pengiklan untuk mendapatkan klien yang sesuai sasaran. Dalam perkembangannya AI juga sudah bisa menjalankan software yang ada di dirinya sendiri tanpa memerlukan banyak input dari penggunanya.

Selain sisi baik dari AI, sebenarnya ancaman juga terdapat di balik perkembangan Ai itu sendiri. Kemampuan AI yang lebih cepat mempelajari suatu hal sampai beradaptasi diperkirakan dapat mengancam berbagai pekerjaan manusia. Bahkan, akurasi dari pemecahan masalah yang dilakukan AI diperkirakan tidak hanya berdampak pada pekerjaan-pekerjaan kasar yang dilakukan manusia. Kemampuan AI ini diperkirakan dapat mengancam berbagai pekerjaan analisis yang biasanya dilakukan oleh manusia.

Baca juga : Google Mengubah Nama Chatbot Jadi Gemini dan Luncurkan Layanan Berbayar

Misalnya dalam riset yang dilakukan oleh Mc Kinsey, kemampuan AI yang sudah berkembang pesat diperkirakan akan berpengaruh pada berbagai sektor pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Pekerjaan fisik kasar seperti buruh pabrik diperkirakan akan menjadi sektor yang paling terpengaruh. Sementara itu, sektor yang sedikit terpengaruh diperkirakan ada pada sektor manajemen SDM karena memerlukan pemahaman tentang manusia.

Selain itu, perkembangan AI juga belum bisa diprediksi. Apalagi saat ini pengembangan AI terus dipaksakan sampai memiliki kesadaran. Ketika AI sudah memiliki kesadaran, yang harus digarisbawahi apakah nantinya AI dapat berdampingan dengan manusia atau justru AI akan melawan manusia seperti terlihat di beberapa film Hollywood yang menggambarkan pemberontakan oleh AI.

Sebelum jauh ke sana, sudah saatnya pemerintah menciptakan aturan yang membatasi dari perkembangan AI itu sendiri. Selain untuk melindungi tenaga kerja manusia, aturan ini juga diperlukan untuk mencegah kemiskinan yang disebabkan oleh AI itu sendiri. Banyaknya pekerjaan yang akan digantikan AI tentunya akan berdampak luas pada tingkat kemiskinan di suatu daerah. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat