Teknologi Berkembang Pesat, HR Wajib Perbarui Keterampilan Karyawan
TEKNOLOGI yang mempermudah pekerjaan bidang sumber daya manusia--yang sering disebut human resources/HR--merupakan instrumen penting bagi efektivitas organisasi. Solusi teknologi HR yang tepat dapat mengotomatisasi proses, menyediakan data dan informasi akurat, dan memungkinkan para profesional HR untuk fokus pada inisiatif strategis.
"HR wajib berteman dan explore semua teknologi, harus punya pemahaman bahwa saat ini semua sudah berbasis data. Pada akhirnya, tugas kita bukan lagi mengelola hal-hal yang bersifat data administratif, tetapi menjaga aset terbesar dari organisasi, yaitu people (manusia). Tujuannya agar performa karyawan menjadi lebih baik, yang berujung pada progres bisnis dalam organisasi," ungkap Managing Director NAMA Consultant, Wulan Ranny.
Agar peran HR maupun karyawan tidak tergantikan oleh teknologi, lanjut dia, reskilling dan upskilling wajib dilakukan. Reskilling ialah proses memberikan karyawan keterampilan baru atau keterampilan yang diperbarui agar sesuai dengan kebutuhan baru dalam organisasi, sehingga peran HR atau karyawan tetap relevan. Misalnya, bagi seorang karyawan bidang pemrograman, keterampilan yang berdekatan mungkin termasuk analisis data, pengembangan web, atau manajemen proyek.
Baca juga : Asisten Virtual AI Talita Revolusi Akses Informasi Internal
"Sedangkan upskilling ialah proses meningkatkan keterampilan yang sudah dimiliki untuk meningkatkan kinerja atau mempersiapkan mereka untuk tanggung jawab yang lebih tinggi dalam organisasi. Upskilling itu semisal pelatihan kepemimpinan, pelatihan teknis, dan pelatihan pengembangan karier," ungkap perempuan yang punya pengalaman lebih dari 23 tahun di bidang HR ini.
Ranny yang juga Business Advisor dari People Hub--komunitas HR yang dibuat untuk berdiskusi tentang tema seputar HR--menambahkan, masa depan dunia kerja akan menuntut volume, kecepatan, dan variasi pembelajaran bagi organisasi dan karyawan. Karena itu, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh pemimpin perusahaan, karyawan, dan organisasi.
"Pertama, para pemimpin di organisasi harus menciptakan budaya pembelajaran yang berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan organisasi. Kedua, karyawan harus terus belajar untuk menjaga skill tetap relevan atau beralih ke peran baru yang banyak dibutuhkan. Terakhir, organisasi harus memastikan proses pembelajaran terjadi sehingga orang-orang yang perlu punya skill baru dapat melakukannya sesuai kebutuhan di tempat kerja," tutup dia. (RO/Z-2)
Terkini Lainnya
Dorong Edukasi Digital Agar Karyawan Cerdik Finansial
Kemnaker sudah Komunikasi dengan Tokopedia terkait PHK Karyawan
Polisi Dalami Dugaan Karyawan Toko Terlibat Perampokan Jam Tangan Mewah
Pemotongan Gaji untuk Iuran Tapera Bisa Mundur dari 2027
Kebakaran Hotel Tewaskan Tiga Karyawan Diduga Ada Kelalaian, Polisi Periksa Manajemen
Komitmen Lingkungan Kerja Berlanjutan Hasilkan Penghargaan Bergengsi
Kukuhkan Pengurus FKUB, Pj Gubernur Jateng: Iklim Kondusif dan Damai Harus Terus Dijaga
Apresiasi dan Keberlanjutan ILUNI SSP Menjadi Katalisator Indonesia Emas 2045
Perempuan Ikut Berperan Tingkatkan Ekonomi Rumah Tangga
Rosita Uli Sinaga Bergabung ke RSM Indonesia
Menyelaraskan Strategi dengan Keunggulan Platform Digital
Synology: Pelaku Bisnis Hadapi Tantangan Baru dalam Melakukan Perlindungan Data
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Membumikan Diskursus Islam Indonesia di Inggris Raya
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap