visitaaponce.com

Tampilan Fesyen Hijau di Surabaya dan Malang

Tampilan Fesyen Hijau di Surabaya dan Malang
(Dok. Indonesian Fashion Chamberuta)

SEPERTI yang telah berlangsung di Jakarta dan kota-kota fesyen dunia beberapa waktu ini, konsep fesyen yang lebih ramah lingkungan juga telah diupayakan pelaku fesyen di Surabaya dan Malang, Jawa Timur. Ini terlihat dari koleksi yang ditampilkan di Surabaya Fashion Parade (SFP) 2020 dan Malang Fashion Week (MFW) 2020.

Dua acara yang berlangsung hampir bersamaan itu, SFP 2020 digelar 7-8 November, sedangkan MFW 2020 berlangsung 6-8 November, sama-sama mengusung prinsip fesyen yang lestari atau lebih ramah lingkungan. Di SPF 2020, prinsip ‘hijau’ itu diwujudkan beragam oleh 34 desainer yang ambil bagian.

Yunita Kosasih, salah satu desainer, menggunakan kain sisa dengan material berupa lurik dan tenun. Selain itu, aplikasi jaring yang digunakan pada busana dibuat dapat dilepas pasang sehingga dapat digunakan juga dengan busana-busana lainnya. Dengan cara itu  aplikasi pada busana sekaligus dapat menjadi aksesori yang multifungsi.

“Sisa kain yang digunakan itu tenun dan lurik yang berwarna hitam. Itu bahan sisa dari hasil rancangan-rancangan sebelumnya. Sementara itu, aksesori jaring dan kerah bisa dilepas, jadi bisa dikombinasikan dengan pakaian lain. Jadi, dipakai di leher bisa, dipakai seperti sling bag bisa, macam- macam,” jelas Yunita saat dihubungi Media Indonesia, Kamis (19/11).

Wujud koleksi Yunita didominasi set busana yang terdiri atas gaun terusan maupun rok selutut yang dipadankan dengan blus crop tanpa lengan. Berpalet hitam-putih, busana itu menggunakan aplikasi jaring di beberapa bagian, seperti pundak, dada, dan torso.

Ia sengaja mengangkat tema itu karena dirasa cocok dengan kondisi hidup saat ini di tengah pandemi, yakni semua orang harus bisa bertahan di tengah keterbatasan dan kondisi yang lebih berat.

Koleksi menarik lainnya di SPF 2020 ialah dari Elly Virgo. Elly menggunakan beragam wastra Nusantara pada koleksi yang diberi tema Sabana ini. Baik lurik, tenun ikat, hingga batik kawung dipadukannya dengan bahan lain, seperti wool dan denim.

“Harapan saya dengan mendesain busana dengan look yang lebih modern meski berbahan etnik, akan mengubah mindset masyarakat secara umum dan pencinta fesyen bahwa menggunakan busana berbahan etnik itu justru sebenarnya lebih keren,” ujar Elly Virgo dalam keterangan pers SFP 2020.

Sementara itu, desainer Stella Lewis juga menggunakan tenun dan batik, tapi dengan corak ranting dan dedaunan. Seluruh busana dibuat dalam nuansa merah dan kuning kunyit untuk menampilkan nuansa musim gugur. Pemilihan motif batik dan motif tenun dilakukan untuk melambangkan perpaduan seimbang antara tumbuhan, hewan, dan manusia di kehidupan.

Pendiri SPF, Dian Apriliana Dewi, mengatakan jika konsep berkelanjutan atau ramah lingkungan memang sudah saatnya dijalankan pelaku fesyen.


Harajuku

Konsep ramah lingkungan yang berpadu budaya Jepang juga muncul di MFW 2020. Itu terlihat dari koleksi karya desainer Wempy Dyocta Koto yang mengangkat tema Loves Japan.

“Saya terinspirasi dari gaya Jepang harajuku style yang sangat unik untuk gaya berpakaian anak muda. Dengan ciri khas sulam hand made Sashiko khas Jepang di setiap desain baju,” ujar Wempy dalam keterangan resmi, Minggu (8/11).

Bahan yang ia gunakan didominasi kombinasi denim, denim wabash, dan katun. Selain itu, ia juga menggunakan bahan corduroy dan soft jeans.

“Berupaya juga menerapkan sustainable fashion, yaitu dengan memakai sisa perca bahan untuk detail dan aksesori kalung. Dilengkapi dengan obi yang terbuat dari anyaman dan sumbu kompor,” tuturnya.

Karya lain yang juga mencuri perhatian ialah yang bertema Divoc-20 karya Agus Sunandar. Ia menghadirkan karya unik berupa terusan yang bermotif animasi virus. Untuk material, ia menggunakan bahan dasar berupa paduan baby canvas dan scuba.

Kemudian, ia juga melengkapi busana dengan aksesori kepala berupa helm berwarna mencolok dan dibuat menyerupai anatomi virus. Motif virus itu dikatakannya merupakan penyampai pesan kepada masyarakat luas agar tetap semangat dan kreatif dalam kondisi saat ini.

Selain Wempy dan Agus, ada 49 desainer lain juga yang ambil bagian di MFW kali ini. Tidak hanya dari dalam negeri, ada pula desainer Malaysia dan Australia. (M-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat