Ini Alasan Pasien Covid-19 Alami Masalah Kelelahan Vokal dan Cara Mengatasinya
![Ini Alasan Pasien Covid-19 Alami Masalah Kelelahan Vokal dan Cara Mengatasinya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/12/9f1b2b5a8e0fcc0b591f2d09a2aa4acb.jpg)
SETELAH fase awal terinfeksi covid-19, beberapa pasien mengalami masalah dengan suara mereka, seperti serak, kualitas suara menurun, dan kelelahan vokal, yang dapat berdampak pada kualitas hidup seseorang. Bahkan, orang yang pulih dari infeksi covid-19 pun juga dapat mengalami gejala tersebut.
"Jika pasien merasa lelah setelah menggunakan suaranya, mereka mungkin cenderung tidak ingin berkomunikasi sesering biasanya. Mereka mungkin menarik diri dari aktivitas sosial karena berbicara menjadi melelahkan dan tidak lagi menyenangkan," kata Catherine Crowley, PhD., CCC-SLP, seperti dikutip dari foxnews.com, Kamis (23/12).
Crowley yang merupakan ahli patologi wicara dan juga asisten Profesor di Long Island University (LIU)–Post, mengatakan bahwa beberapa pasien datang dengan keluhan kelelahan vokal dan kesulitan berbicara (disfonia), setelah infeksi covid-19.
Menurut para ahli kesehatan, gejala kelelahan vokal mungkin termasuk kualitas suara yang serak, tegang, atau terengah-engah saat berbicara. Beberapa pasien pasca covid mungkin juga mengeluhkan ketidaknyamanan saat berbicara dan mengalami kehilangan jangkauan atau nada dan suara yang pecah.
Studi yang diterbitkan baru-baru ini di Journal of Voice di mana sekelompok peneliti Italia mengamati 160 orang yang terinfeksi covid-19. Para peneliti menemukan bahwa hampir 44% pasien mengalami disfonia ringan hingga sedang yang dievaluasi sendiri setelah covid-19 meskipun tidak memerlukan rawat inap. Studi ini juga menemukan bahwa hampir 27% dari orang-orang tersebut melaporkan kelelahan vokal.
"Perlu diingat bahwa pasien ini tidak memerlukan intubasi (prosedur medis untuk membantu pernapasan) untuk pengobatan covid-19. Diasumsikan bahwa Anda mungkin melihat prevalensi disfonia yang lebih tinggi setelah intubasi dengan korelasi antara durasi intubasi dan tingkat keparahan disfonia," jelas Crowley yang tidak termasuk dalam studi ini.
Crowley menjelaskan jika pasien diinkubasi selama perawatan covid-19, mereka dapat berisiko mengalami disfonia karena intubasi dapat memengaruhi pita suara. "Intubasi endotrakeal dapat mengakibatkan penutupan pita suara yang terganggu, yang pada gilirannya akan menyebabkan disfonia. Diketahui juga bahwa intubasi yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan menelan yang disebut disfagia, yang juga telah ditemukan sebagai faktor risiko covid- 19," papar Crowley.
Lebih lanjut, Crowley juga memperingatkan bahwa kelelahan vokal dapat terjadi pada orang yang pulih dari infeksi covid-19 yang tidak diintubasi. Ini mungkin terjadi karena pernapasan yang terganggu, kelelahan secara keseluruhan, dan masalah medis mendasar lainnya yang terjadi setelah terinfeksi virus corona baru.
"Perubahan suara dapat terjadi pada pasien dengan covid-19 yang meliputi peradangan kotak suara dari virus itu sendiri dan batuk, cedera virus pada saraf vagus (saraf yang mengontrol kotak suara) dan sebagai konsekuensi dari berada di ventilator dengan tabung pernapasan yang berpotensi merusak pita suara atau dari trakeotomi (jalan napas bedah)," ujar Ashutosh Kacker, profesor otolaringologi klinis dan bedah kepala dan leher di Weill Cornell Medicine dan kampus New York Presbyterian Hospital-Cornell di New York City.
Untuk populasi pasien yang mengalami masalah suara pasca covid-19, ahli patologi wicara kini telah mengambil tindakan untuk merawat pasien dengan kelelahan vokal dan disfonia. Profesor LIU mengatakan bahwa pasien dengan disfonia atau kelelahan vokal harus menjaga kebersihan vokal dengan menghilangkan teriakan atau bisikan, hidrasi yang kuat, dan menghindari atau meminimalkan penggunaan kafein, alkohol, dan merokok.
Pakar kesehatan merekomendasikan bahwa siapa pun yang mengalami masalah suara harus memeriksakan diri ke spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) untuk mengevaluasi pita suara mereka. (M-4)
Terkini Lainnya
Dinkes DKI Sebut Covid-19 Varian JN.1 Punya Ciri Khas, Seperti Apa?
38 Warga Jakarta Positif Covid-19 Varian Baru JN 1
Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, Kemenkes Ingatkan Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Biaya Pasien Covid-19 Warga Tidak Mampu Ditanggung BPJS, Gunakan Skema PBI
Pasien Covid-19 Dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Berkurang 281 Orang
Obat Anti-Virus Covid-19 Movfor Siap Dipasarkan di Indonesia
Masyarakat Diharapkan Lakukan Tes Covid-19 Jika sudah Bergejala
Ini Beda Penanganan Covid-19 pada Masa Pandemi dan Endemi
7 Fakta Arcturus, Asal Nama, Bahaya, Gejala dan Pencegahannya
Waspadalah, Mata Merah dan Belekan Jadi Gejala Baru Covid-19 Arcturus
Kemenkes: Peningkatan Kasus Covid-19 Tidak Menjadi Masalah
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap