visitaaponce.com

Rais Bawono HadyJual Harta Warisan demi Panti Asuhan

Rais Bawono Hady:Jual Harta Warisan demi Panti Asuhan
Rais Bawono Hady( MI/SUMARYANTO BRONTO)

MENGABDIKAN diri untuk membantu anak-anak dari keluarga tidak mampu juga dilakukan Rais Bawono Hady, yang sering dipanggil sebagai Rois. Pria berusia 56 itu mendirikan Panti Asuhan Manarul Mabrur di Semarang, Jawa Timur, pada 29 Januari 2012.

Saat menjadi bintang tamu Kick Andy episode Mereka Berhak Hidup yang tayang hari ini di Metro TV di Metro TV pukul 20.30 WIB,, Rois menuturkan saat ini pihaknya menampung 97 orang, yang terdiri dari 46 bayi berumur kurang dari satu tahun, 37 anak usia satu tahun sampai sekolah dasar 37 orang, dan sisanya merupakan orang dewasa.

"Jika ditotal yang keluar masuk, sudah sekitar 188 orang dan berasal dari berbagai daerah, bahkan ada yang dari Sulawesi, Sumatra, Kalimantan, dan lain-lain," katanya.

Ia mengatakan mereka yang ditampung kebanyakan ialah anak hasil perkawinan di luar nikah. Kebanyakan orangtua mereka ialah pelajar, mahasiswi, hingga janda yang malu atau takut atau belum siap mempunyai anak. Rois mengaku tergerak untuk merawat anak tersebut karena setiap manusia punya kesempatan untuk hidup.

Rois bercerita tidak sedikit perempuan yang datang meminta tolong dalam kondisi hamil tua. Setelah anak tersebut lahir, Rois akan bertanya kepada para ibu mengenai keinginan akan kelanjutan status sang anak. Banyak ibu yang tetap ingin kembali bertemu anak mereka. Dengan begitu, Rois akan menolong dengan merawat sang anak dan tidak diadopsi orang lain. "Kebanyakan yang sudah saya tolong itu, yang lahir di panti asuhan itu, cuma dititipkan. Nanti suatu ketika akan diambil kembali oleh ibunya, tanpa batasan waktu," katanya.

Sejauh ini sudah ada 46 ibu atau orangtua yang kembali mengambil anak mereka. Namun, tak sedikit juga yang akhirnya menetap di panti asuhan hingga tua. "Karena janji pertamanya dia menitipkan, ya, konsepnya siapa pun yang menitipkan mereka yang wajib mengambilnya, tidak boleh diambil orang lain," tambah Rois.

Rois tidak pernah meminta sumbangan, mengajukan proposal, atau mencari donatur untuk operasional panti asuhan dan memberi makan anak-anak. Ia mengaku ingin mengajarkan anak-anak di panti asuhan untuk mandiri dan tidak berharap belas kasihan orang lain.

"Hidup itu adalah sebuah perjuangan kita dengan Tuhan yang kita yakini maka kami selalu mengajarkan, jika kita ingin menjadi manusia luar biasa, cukup keluar dari kebiasaan manusia. Cara berpikirnya harus berbeda dengan orang lain, cara bersikapnya, berbuatnya harus berbeda. Kalau sama, tidak ada istimewanya," katanya.

Rois mengaku awalnya bermodal Rp5 juta untuk menjalankan panti asuhan. Seiring dengan berjalannya waktu, modal tersebut habis. Setelah melihat kondisi yang tidak memungkinkan dan tidak ada uang untuk makan, akhirnya Rois menjual tanah warisan orangtuanya.

"Ketika kami kesulitan, kami sempat menjual warisan bapak saya satu-satunya yang berasal dari dulu waktu masih hidup itu. Bapak sudah pesan kondisinya bagaimanapun tanah ini jangan dijual karena ini satu-satunya warisan Bapak. Tetapi karena kami sulit makan, untuk hidupnya anak-anak itu kami jual juga," katanya.

Rois mengaku tidak membatasi aktivitas mereka yang ada di panti asuhan. Ia mengatakan mereka diberi kebebasan untuk tinggal atau mencari penghidupan lain ketika beranjak dewasa. Rois berharap mereka yang sudah keluar dari panti asuhan dapat menjadi solusi di negeri ini meski datang dari keluarga yang tidak beruntung. Ia juga menekankan pentingnya saling membantu, menyayangi, dan mencintai sesama.

"Mereka harus sadar bahwa seluruh manusia yang menginjakkan kaki di bumi Indonesia ini adalah saudara mereka. Kita akan coba belajar menjadi solusi dari berbagai macam permasalahan itu sebisanya. Dasarnya cuma satu, sayangi, tumbuhkan rasa sayang yang tulus di hati ini terhadap segala sesuatu." (Faj/M-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat