visitaaponce.com

Tangkal Kesepian dengan Berbagi Cerita

Tangkal Kesepian dengan Berbagi Cerita
Cover buku Bicara pada Kertas Putih: Pengalaman Melawan Titik Terendah dengan “Obrolin Aja”.(Dok. Gramedia Pustaka)

"MENYIMPAN rahasia, pikiran, dan perasaan yang dianggap memalukan, dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis yang serius." Itulah bunyi paragraf kedua pada halaman 14 dari buku nonfiksi berjudul Bicara pada Kertas Putih: Pengalaman Melawan Titik Terendah dengan “Obrolin Aja”.

Buku yang ditulis Kristin Samah itu berisi kumpulan pengalaman orang-orang yang pernah mengalami kesepian. Buku tersebut berisi cerita hidup para narasumber di Nadir Podcast, siniar yang hadir sejak awal tahun lalu. Bagaimana kesepian melanda mereka, bagaimana mereka lalu berupaya menerima kenyataan, bangkit, dan melanjutkan kehidupan hari esok.

Kristin menulis ulang cerita mereka dan mendalaminya melalui wawancara tatap muka.

Salah satu narasumber yang membagikan kisah hidupnya dalam buku itu ialah Agatha Pricilla. Menjadi artis dan penyanyi sejak kecil membuat Pricil, sapaan akrabnya, selalu dikelilingi banyak orang.

Namun, ia mengerti suatu saat ia akan merasakan kesendirian ketika orang-orang terdekatnya mengisi waktu untuk diri masing-masing. Ia kemudian mencoba menyelami dirinya di dunia musik dengan menulis lagu untuk mengusir kesepian.

Di saat mengusir kesepian, ia harus mengalami duka yang mendalam ketika sang ayah meninggal dunia pada 2014. Meskipun tidak terlalu dekat dengan sang ayah, Pricil merasakan kehilangan mendalam. Beruntung ada ibu dan kakaknya yang selalu menguatkan Pricil menjalani hari.

Seiring berjalan waktu, Pricil mencoba berdamai dengan diri sendiri. Ia perlahan belajar dan mengerti bahwa hidup tidak hanya tentang dirinya, dan orang-orang yang lain pun menjalani kehidupan masing-masing. Ia juga harus mampu mengelola ekspektasi agar tidak terjerembap dalam ruang kesepian dan depresi.

Dalam ceritanya di buku itu, Pricil ingin menyiratkan bahwa hidup tidak hanya soal senang-senang. Ada sedih, kecewa, yang mewarnai hidup sekaligus membuat kita mengambil pelajaran darinya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya untuk mengobrol dengan orang-orang terdekat, mulai keluarga hingga sahabat. Semua prasangka yang bercokol di kepala bisa menjadi terang ketika dibicarakan baik-baik.

"Jangan simpan sendiri. Ceritakan pada orang lain," ungkap Pricil di halaman 21.

Kisah Pricil mengatasi merupakan satu dari 26 kisah di buku yang judulnya mengarah kepada cara mengatasi rasa sepi. Kristin dapat menyajikan kisah hidup para narasumber dengan bahasa yang ringan dan sederhana.

Gaya bahasanya yang ringan dapat membuat pembaca memahami fenomena kesepian yang lazim melanda masyarakat moderen. Dengan begitu, pembaca juga dapat memetik pelajaran dan hikmah bagaimana rasa sepi merupakan sesuatu yang manusiawi, dan bahwa selalu ada jalan untuk melanjutkan hidup dengan melepaskan beban.

Kristin mengungkapkan, melalui buku itu, ia ingin mengajak anak muda untuk bisa berdamai dengan hidup. Salah satunya dengan menerima kegagalan, kesedihan, dan kekecewaan.

"Jangan pernah malu menjadi seorang yang tidak sempurna. Itu sangat manusiawi. Ada kalanya kita sedih, patah hati, dan menangis. Jangan pernah mengatakan gagal," katanya saat perilisan buku Bicara pada Kertas Putih: Pengalaman Melawan Titik Terendah dengan “Obrolin Aja”, di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (8/6).

Ia juga berharap, bukunya tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi anak muda lainnya yang dewasa ini sangat rentan terkena kesehatan mental. Bagi mereka yang mulai merasa kesepian, sedih, dan kecewa dapat mencari teman ngobrol untuk mencurahkan isi hati.

Selain itu, ia juga meminta mereka yang sedang dilanda masalah dan malu untuk bercerita bisa menuliskannya di kertas kosong sebagai media untuk melepas beban.

"Kami menyarankan untuk mencatat apa yang kita alami dan masalah yang terselesaikan. Kalau kita tidak mencatat kita akan lupa," ujarnya.

Dalam kesempatan serupa, psikolog klinis dari Universitas Indonesia, Ratih Ibrahim, menyebut para narasumber di buku itu dapat menjadi contoh bagi kalangan remaja dan anak muda untuk menjalin komunikasi dan kedekatan dengan sesama. Bagi mereka yang memiliki teman yang menyendiri, ia menganjurkan untuk diajak mengobrol dan berbagi kisah. Meski tidak melulu menghasilkan solusi, mendengarkan cerita akan menjadi sesuatu yang berkesan untuk seseorang.

"Dengan mengobrol dan mengurai persoalan itu menjadi upaya kita menjaga kesehatan mental. Mudah-mudahan buku ini mampu menjadi energi untuk mereka terus berjuang," pesannya. (Faj/M-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat