visitaaponce.com

Menkeu Transaksi Uang Elektronik di RI Meningkat 100 Kali Lipat Sejak 2012

Menkeu: Transaksi Uang Elektronik di RI Meningkat 100 Kali Lipat Sejak 2012
Menteri Keuangan Sri Mulyani(Antara )

MENTERI Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan, pembayaran digital akan terus tumbuh kuat di Indonesia. Transaksi elektronik di Tanah Air pun tercatat meningkat 100 kali lipat. 

Financial technology (fintech) di Indonesia didominasi oleh peer to peer (P2P) lending atau layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi. Srimul, sapaan akrabnya menuturkan, P2P lending terus mengalami peningkatan, baik dari sisi jumlah akun peminjam maupun pemberi pinjaman.

Baca juga: Menkop UKM Minta Kebun Kopi Indonesia Dibenahi untuk Tekan Biaya Produksi

"Selain itu nominal transaksi uang elektronik di Indonesia juga meningkat. Dari hanya Rp2 triliun pada 2012, telah meningkat lebih dari 100 kali, menjadi Rp205 triliun pada 2020. Ini menggambarkan dalam waktu kurun waktu kurang dari 1 dekade, ada kenaikan 100 kali lipat," ungkapnya dalam acara Indonesia Fintech Summit 2021 secara virtual, Sabtu (11/12).

Menkeu mengatakan, pertumbuhan digital yang kuat di Indonesia juga didukung dari data dari Google Trends, insight dari Temasek, dan analisis dari Bain & Company yang menyebut, nilai transaksi bruto pada digital di Tanah Air pada 2025 akan mencapai US$1,2 triliun. 

Indonesia pun secara keseluruhan dikatakan memiliki Gross Merchandise Value (GMV) senilai US$ 70 miliar pada 2021 dan diperkirakan naik dua kali lipat menjadi US$ 146 miliar hingga 2025.

Pemerintah akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur digital. Ini tercermin dari belanja infrastruktur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 untuk penguatan infrastruktur digital.

"Belanja kita untuk digital infrastruktur, dari tadinya hanya Rp7 triliun, naik Rp10 triliun, lalu menambah Rp30 triliun.

Kita memiliki belanja yang bisa mengcover Indonesia sampai ke pelosok, dari satelit, fiber optic, Base Transmission Station (BTS)," jelas Menkeu.

Dia juga menjabarkan, Penjualan Obligasi Negara Ritel seri ORI016 di 2019 mendapat antusias dari investor. Melalui distribusi fintech tumbuh dari 7,9% pada penerbitan ORI16.

"Kemudian, meningkat menjadi mendekati 12% pada penjualan ORI17 di 2020 dengan kenaikan yang lebih dari 50% hanya dalam waktu 1 tahun," ucapnya. 

Di satu sisi, pembahasan teknologi digital pun akan dibawa dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)/Summit G20 di Bali pada tahun depan. Srimul berujar, bahwa topik ini akan menjadi agenda penting dalam pertemuan internasional tersebut. 

"Soal digital teknologi,Bapak Presiden Jokowi sangat berharap dalam G20 Summit kita bisa mengundang tokoh dari sisi teknologi digital. Karena waktu di 2018 saat Opening IMF World Bank, digital teknologi merupakan topik sangat penting," tutupnya. (OL-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat