visitaaponce.com

35 Juta Pengusaha Mikro Belum Tersentuh Lembaga Pembiayaan

35 Juta Pengusaha Mikro Belum Tersentuh Lembaga Pembiayaan
Pelaku usaha kuliner, Adityo Nugraha (25), memasak makanan pesanan konsumen, di kafenya di Padang, Sumatera Barat, Selasa (25/5/2021).(Antara)

DIREKTUR Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso mengatakan bahwa terbentuknya holding ultramikro disebabkan oleh banyaknya pelaku usaha di bidang ultra mikro yang belum mendapatkan fasilitas dari lembaga keuangan.

Menurutnya, di Indonesia saat ini terdapat 45 juta pengusaha ultramikro yang membutuhkan pendanaan, baik untuk pendanaan baru maupun tambahan. Dari 45 juta ini, yang sudah disentuh lembaga pembiayaan dikatakan baru mencapai 15 juta.

"Ini yang menyalurkan BRI, Pegadaian, BPR, dan Fintech. Ada 30 juta yang belum tersentuh lembaga pembiayaan. 5 juta di antaranya ini mengandalkan rentenir yang bunganya 100-500% setahun. Tujuh juta lainnya pinjam ke kerabat dan sanak saudara. Sisanya 18 juta belum tersentuh sama sekali. Kita sasarannya 18 juta ini untuk dimasukkan dalam sistem keuangan. Sisanya bisa kita urutkan nanti untuk menjadi target," ungkapnya dalam acara BRI MICROFINANCE Outlook 2022 : Boosting Economic Growth Through Ultra Micro Empowerment, yang digelar secara virtual, Kamis (10/2).

Lebih lanjut, Sunarso menambahkan bahwa pihaknya juga tengah memanfaatkan jasa rentenir untuk dijadikan agen. Nantinya, mereka boleh memberikan pinjaman dengan suku bunga yang ditetapkan oleh pihaknya.

Pembentukan holding ultramikro juga mendapatkan target dari pemerintah, yang pada 2024 mampu menyentuh 45 juta pelaku ultramikro dan pada 2022 ini ditargetkan menambah nasabah baru sebanyak 5 juta.

"Eksistingnya BRI sudah melayani 8,1 juta ultra mikro, pegadaian 5,9 juta dan PNM 11,2 juta. Mudah-mudahan akan terus bertambah untuk mencapai 5 juta di tahun ini dan kita sudah siapkan infrastruktur juga. Kita bentuk Sentra Layanan Ultra Mikro disingkat Senyum. Kita juga punya Senyum Mobile dan UMi Corner," kata Sunarso.

Harapannya, dengan terbentuknya holding ultramikro dapat menjadi pusat integrasi data yang menjadi based data pelaku ultra mikro. Sehingga, jika pemerintah akan menyalurkan program untuk pelaku ultramikro sudah terdapat data yang terintegrasi.

"Melalui holding ini, kita berniat untik integrasikan data supaya nanti kalau ada berbagai program bisa disalurkan dalam data yang benar dan update," pungkasnya. (E-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat