visitaaponce.com

IHSG Menguat karena Investor Prediksi Inflasi AS

IHSG Menguat karena Investor Prediksi Inflasi AS
Petugas kebersihan melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (24/6/2022).(Antara/Akbar Nugroho Gumay.)

INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (14/7) sore ditutup menguat di tengah kenaikan inflasi di Amerika Serikat (AS). IHSG ditutup menguat 49,1 poin atau 0,74% ke posisi 6.690,09. Kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 12,14 poin atau 1,3% ke posisi 948,57.

"Pergerakan IHSG dan mayoritas bursa regional Asia cenderung menguat di tengah pasar yang terbebani rilis data inflasi Amerika Serikat. Namun tampaknya pelaku pasar dan investor sudah memprediksi data inflasi tersebut akan menjadi petunjuk kebijakan moneter bank sentral AS," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo dalam ulasannya di Jakarta, Kamis.

Data inflasi di Negeri Paman Sam selama Juni yang dirilis kemarin melebihi ekspektasi pasar yaitu tercatat 9,1% (yoy) di atas konsensus 8,8% (yoy). Kenaikan inflasi tersebut diperkirakan dapat meningkatkan prospek pengetatan The Federal Reserve yang lebih agresif di mana bank sentral diprediksi kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin.

Di sisi lain, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan, pembuat kebijakan mungkin perlu mempertimbangkan kenaikan 100 bps karena inflasi Juni yang lebih tinggi. Dengan meningkatnya prospek pengetatan The Fed yang lebih agresif dan kondisi di seluruh dunia sedang menghadapi tekanan inflasi tinggi dinilai membuat peluang bank sentral di seluruh dunia akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuannya. 

Hal itu akan mendukung meningkatnya kekhawatiran resesi yang melemahkan permintaan dan membayangi kekhawatiran atas pasokan yang ketat. Selanjutnya, pasar juga merespons positif surplus neraca perdagangan Tiongkok pada Juni 2022 yang tercatat US$97,94 miliar yang ditopang dengan meningkatnya ekspor sebesar 17,9% dan impor tumbuh 1%.

Dari dalam negeri, di tengah perkembangan inflasi, Bank Indonesia memberikan sinyal ada ruang untuk menaikkan suku bunga acuannya dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal saat ini. Pelaku pasar berharap Bank Indonesia mampu menjaga stabilitas moneter dalam negeri.

Dibuka melemah, IHSG tak lama menguat dan menghabiskan waktu di zona hijau sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah berada di teritori positif hingga penutupan bursa saham.

Baca juga: Rupiah Melemah Dipicu Inflasi AS dan Covid-19 Merebak

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor terkoreksi. Sektor keuangan turun paling dalam yaitu minus 0,83%diikuti properti realestat dan barang baku masing-masing minus 0,61% dan minus 0,31%. Sedangkan delapan sektor meningkat yaitu perindustrian naik paling tinggi yaitu 2,29% diikuti energi dan barang konsumen primer masing-masing 0,85% dan 0,64%. 

Sepanjang hari ini, indeks LQ45 bergerak menguat. Saham-saham yang mendominasi penguatan yaitu GOTO, ASII, TLKM, UNTR, CPIN. Sedangkan saham-saham yang mendominasi pelemahan yakni ANTM, MDKA, BFIN, TOWR, ICBP. 

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 911.861 kali transaksi sebanyak 14,66 miliar lembar senilai Rp10,66 triliun. Sebanyak 209 saham naik, 295 saham menurun, dan 177 tidak bergerak nilainya. Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 164,62 poin atau 0,62% ke 26.643,39, indeks Hang Seng turun 46,74 poin atau 0,22% ke 20.751,21, dan indeks Straits Times terkoreksi 35,64 poin atau 1,14% ke 3.093,05. (Ant/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat