Penghargaan IRRI Bukti Lumbung Beras Indonesia Aman
![Penghargaan IRRI Bukti Lumbung Beras Indonesia Aman](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/08/7e9bbbba2801b0762eeac1f0dacc3558.jpg)
PENGHARGAAN dari International Rice Research Institute (IRRI) menjadi bukti bahwa program pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertanian, berhasil menciptakan ketahanan pangan nasional. Ini salah satunya dibuktikan dengan ketahanan lumbung beras sehingga tiga tahun tanpa impor beras umum.
"Dengan prestasi ini (penghargaan IRRI) berarti produksi beras nasional meningkat dan memiliki cadangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pemerintah seperti operasi pasar, tanggap darurat, bencana, dan kebutuhan pemerintah lain," kata Direktur Supply Chain & Pelayanan Publik Perum Bulog M. Suyanto ketika dihubungi, Selasa (16/8).
IRRI menyerahkan penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi kepada Pemerintah Indonesia. Penghargaan diserahkan oleh Direktur Jenderal IRRI Jean Balie kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8).
Seiring capaian swasembada itu, dalam tiga tahun terakhir pemerintah tidak impor beras umum. Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) per 1 Maret, total luas panen di 2021 mencapai 10,41 juta hektare dan total produksi padi di tahun yang sama mencapai 54,42 juta ton gabah kering giling (GKG).
Tidak hanya itu, rata-rata produktivitas padi di Indonesia juga mengalami perbaikan. Produktivitas padi meningkat dari 5,13 ton per hektare di 2020 menjadi 5,23 ton per hektare di 2021.
Swasembada beras ini memudahkan Bulog dalam menjalankan tugas-tugas pemerintah, terutama dalam mengelola cadangan beras nasional. Dengan cadangan beras pemerintah itu pula Bulog bertanggung jawab menjaga harga beras di pasar stabil.
"Pada saat panen, Bulog membeli gabah dari petani dan disimpan sebagai cadangan. Pada saat tidak panen, stok beras tersebut disalurkan untuk stabilisasi harga di tingkat konsumen," kata Suyamto.
Agar prestasi Indonesia tersebut bisa dipertahankan dalam jangka panjang, kata Suyamto, pemerintah harus terus menggenjot produksi beras, baik lewat intensifikasi maupun ekstensifikasi. "Perlu dilakukan diversifikasi pangan untuk mengurangi konsumsi beras. Indonesia kaya sumber karbohidrat selain beras, seperti jagung, sorgum, singkong, dan pangan pokok lain," kata Suyamto. (RO/OL-14)
Terkini Lainnya
Stok Beras di Gudang Bulog Cirebon Mencukupi untuk Konsumsi Warga
Dokumen Impor Dinilai tidak Proper dan Jadi Masalah yang Berujung Dugaan Skandal Mark Up Beras
Komisi IV DPR Bakal Dorong Pansus Ungkap Dugaan Mark Up Impor Beras
Presiden dan Mentan Optimistis Produksi Beras Nasional Meningkat
DPR Didorong Gelar Pansus Usut Dugaan Skandal Impor Beras
KPK Didesak Tindaklanjuti Laporan Dugaan Demurrage Beras
Gobel: Waspada, Bea Impor Tambahan belum Tentu Indah
Satgas Hadang Produk Impor Ilegal akan Dibentuk
DPR: Tarif Bea Masuk 200 Persen Sebaiknya Tidak Berlaku untuk Semua Jenis Industri
APSyFI: Penetapan Bea Masuk 200% untuk Beberapa Produk Impor bukan Kebijakan yang Paten
Ini Dampak Bea Masuk 200 Persen untuk Beberapa Produk Impor
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap