visitaaponce.com

Holding dan Subholding PLN Resmi Dibentuk

Holding dan Subholding PLN Resmi Dibentuk
Peresmian Holding dan Subholding PLN, di kantor PLN, Rabu (21/9).(MI/Insi Nantika)

KEMENTERIAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi membentuk holding dan subholding dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN pada Rabu, (21/9) di kantor PLN, Jakarta. Langkah tersebut dilakukan guna transformasi dan efisiensi pada pembangkit listrik milik negara.

"Dengan adanya holding, subholding, aset pembangkitan kami konsolidasikan dalam subholding GENCO. Di sini ada proses bisnis pengelolaan pembangkit yang kami sederhanakan," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.

Ada empat subholding di bawah holding utama PT PLN (Persero) yang dibentuk. Di bidang pembangkitan ada PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power yang membawahi dua entitas, yaitu renewable energy (RNE) dan geothermal..

"Ini akan dibentuk langsung menjadi generation company terbesar di Asia Tenggara," ucapnya.

Berikutnya ada subholding PLN Energi Primer Indonesia. Tugas subholding ini antara lain pengadaan batu bara, gas, dan BBM sebagai sumber energi pembangkitan listrik, sekaligus memastikan sumber pasokan energi primer yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).

"Pengadaan batu bara yang berserak di lima titik akan menjadi satu titik," terang Darmawan.

Perusahaan setrum negara itu nantinya juga membuat unit bisnis di luar transmisi listrik yang bernama Beyond Kwh. Subholding ini bergerak di pengembangan usaha dan inovasi di luar kelistrikan, seperti PLN ICON Plus

"Kami juga membangun lini bisnis baru, Beyond kWh. Ini kami konsolidasikan ICON+. Aset kelistrikan yang tadinya hanya kelistrikan, kami optimalkan jadi Beyond kWh. Layanan internet, PLN Marketplace, EV charging, battery charging. Super apps kami, adalah ujung tombaknya," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut PLN merupakan jantung Indonesia dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Dengan tuntutan perubahan kebutuhan yang lebih ecolife dan industrialisasi, PLN diminta melakukan transformasi bisnis.

"PLN harus bisa mengantisipasi namanya industrialisasi dan ecolife yang terjadi di Indonesia dengan penduduk yang sangat besar. Konteks transformasi tidak hanya konteks bisnis PLN tetapi ini transformasi untuk kesejahteraan rakyat," ucapnya.

Selain itu, tuntutan untuk beralih ke energi hijau, juga menjadi alasan adanya pembentukan holding dan subholding ini. Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara akan dipensiunkan, harus siap bertransisi ke energi terbarukan.

"Sebagai jantung pasti dengan termakannya umur (pembangkit) pasti berkurang, ada sumbatan-sumbatan. Nah inilah kenapa penyehatan PLN penting. Perubahan GENCO yang jadi fosil menjadi energi terbarukan juga perlu," pungkasnya. (E-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat