Ekonomi Tiongkok Tumbuh Jauh Lebih Baik dalam Triwulan I
![Ekonomi Tiongkok Tumbuh Jauh Lebih Baik dalam Triwulan I](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/1f20cf02ef69268e91a20701eae1fc72.jpg)
PEREKONOMIAN Tiongkok tumbuh jauh lebih baik dari yang diharapkan dalam tiga bulan pertama 2023. Ini karena negara itu dibuka kembali setelah berakhirnya langkah-langkah nol covid-19.
Data resmi menunjukkan, Selasa (18/4), angka-angka itu merupakan potret pertama sejak 2019 dari ekonomi terbesar kedua di dunia yang tidak terbebani protokol kesehatan ketat yang membantu mengendalikan virus korona tetapi menghancurkan bisnis dan rantai pasokan. Setelah pembatasan perjalanan dan karantina selama bertahun-tahun, orang Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir akhirnya kembali ke restoran dan mulai bergerak lebih bebas, memberikan stimulus yang sangat dibutuhkan untuk layanan.
Menurut data yang diterbitkan oleh Biro Statistik Nasional (NBS), angka pertumbuhan ekonomi resmi untuk Januari hingga Maret sebesar 4,5%. Ini jauh lebih tinggi dari 3,8% yang diprediksi oleh analis dalam jajak pendapat AFP.
Baca juga: Perkiraan Laba Perusahaan TI India Meleset akibat Ekonomi AS
Penggerak utama dari pertumbuhan itu ialah lonjakan penjualan ritel, indikator utama konsumsi rumah tangga, karena pembeli dan pengunjung sekali lagi memasuki jalan-jalan raya dan mal.
Laporan NBS itu mengatakan dalam tiga bulan pertama tahun ini Tiongkok menghadapi lingkungan internasional yang berat dan kompleks serta tugas berat untuk memajukan reformasi, pembangunan, dan memastikan stabilitas di dalam negeri. Namun stabilitas ekonomi ialah prioritas utama Beijing. "Akibatnya, transisi yang mulus dalam pencegahan dan pengendalian covid-19 ke fase baru diamankan dalam waktu yang relatif singkat," kata laporan itu. Produksi dan permintaan mencatat pemulihan, pekerjaan, dan harga yang stabil.
Baca juga: Inflasi AS Melambat pada Maret, Lunakkan Sikap The Fed?
Kebijakan penahanan virus Beijing--rezim pembatasan ketat yang tak henti-hentinya pada populasi--sangat membatasi aktivitas ekonomi normal sebelum tiba-tiba dibuang pada Desember. Perekonomian Tiongkok juga dilanda serangkaian krisis lain, mulai dari sektor properti yang sarat utang hingga kepercayaan konsumen yang melemah, inflasi global, ancaman resesi di tempat lain, dan ketegangan geopolitik dengan Amerika Serikat.
Penjualan ritel melonjak 10,6% dalam satu tahun di Maret. Ini kenaikan terbesar sejak Juni 2021. Produksi industri naik 3,9% pada bulan lalu atau naik dari Januari-Februari tetapi di bawah ekspektasi analis sebesar 4,4%. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Menparekraf: Tourism Fund tidak akan Memberatkan Wisatawan
IKK Turun, Pemerintah Upayakan Stabilitas Ekonomi
Pelebaran Defisit Jangan Dijadikan Pembenaran untuk Menaikkan Harga-harga
Defisit APBN 2024 Diperkirakan Lampaui Target
Wamenaker Dianugerahi Gelar Kehormatan dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Heru Budi Resmikan Penataan Rumah Vertikal di Palmerah
Bank Indonesia Adalah Bank Sentral, Apa Peran Utamanya?
DBS Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tumbuh Mencapai 5 Persen
Rp16.500, Batas Maksimal Toleransi Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS
Pengembangan UMKM Butuh Strategi yang Tepat
Oasis Central Sudirman Diharapkan Gerakkan Perekonomian Nasional melalui FDI
Kontribusi Pasar Modal terhadap Ekonomi Indonesia
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap