visitaaponce.com

Stabilitas Ekonomi dan Sistem Keuangan Domestik Diyakini Bisa Jaga Pergerakan Rupiah

Stabilitas Ekonomi dan Sistem Keuangan Domestik Diyakini Bisa Jaga Pergerakan Rupiah
Nilai tukar rupiah masih relatif aman.(Dok.Ist)

Nilai rupiah pada perdaganan Selasa (31/10) ditutup pada level Rp15.867 per dolar AS atau menguat 0,02%.

Direktur Wholesale & International Banking PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Silvano Winston Rumantir mengatakan fluktuasi nilai tukar rupiah tahun berjalan masih lebih rendah dibandingkan negara-negara berkembang lainnya, karena fundamental perekonomian Indonesia masih relatif tangguh.

Perkembangan global saat ini berubah cukup signifikan, khususnya dalam 1 - 2 bulan terakhir ini. Sehingga menyebabkan mata uang beberapa negara berkembang termasuk rupiah mulai mengalami tekanan. Tantangan global tersebut mulai dari peningkatan risiko geopolitik, tingginya imbal hasil obligasi Amerika Serikat, serta perlambatan ekonomi di Tiongkok.

“Kami optimistis pergerakan rupiah dapat terjaga, seiring dengan stabilitas ekonomi dan sistem keuangan domestik,” kata Silvano, usai paparan kinerja kuartal III 2023 Bank BNI, Selasa (31/10).

Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan sebagai langkah preventif, yang diikuti dengan intervensi nilai tukar di spot market dan juga di domestic non deliverable forward (DNDF), dan pengenalan instrumen baru yaitu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI).

Dari sisi perbankan, BNI percaya perbankan dalam kondisi yang cukup tangguh di tengah peningkatan risiko perekonomian global. Hal tersebut terlihat dari sejarah perbankan Indonesia yang berhasil melalui berbagai krisis ekonomi dari tahun ke tahun.

“Sisi permodalan yang kuat dan manajemen risiko yang baik menjadi modal utama perbankan Indonesia, untuk mengantisipasi berbagai risiko ketidakpastian ekonomi global,” kata Silvano.

Untuk pembiayaan valas portofolio dinilai cukup solid, dengan terjaganya kualitas aset yang didorong oleh debitur, terutama pada segmen corporate banking, yang merupakan top layer dan berpengalaman di industri masing-masing.

Permintaan atas pembiayaan valas juga masih cukup baik. BNI memiliki beberapa pipieline yang akan dikelola secara selektif, dengan prinsip kehati-hatian untuk menjaga pertumbuhan portofolio yang berkelanjutan.

Terkait dengan instrumen kebijakan devisa hasil ekspor (DHE), BNI percaya bahwa kebijakan pemerintah ini menjadi faktor positif bagi perbankan, karena potensi likuiditas valas secara sistem dapat lebih baik dan berpotensi meningkatkan fee base income.

“Kami pro aktif menawarkan solusi alternatif bagi nasabah valas untuk menempatkan dananya, baik di instrumen term deposit BI ataupun di perbankan nasional, serta diikuti dengan solusi transaksi dan pembiayaan lainnya,” kata Silvano.

Terpisah, analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan stabilitas sektor keuangan RI direspons positif. Penguatan rupiah pada perdagangan Selasa (31/10) utamanya disebabkan oleh respons positif para pelaku pasar keuangan setelah mencermati sektor keuangan Indonesia yang tetap stabil dan mampu menghadapi di tengah gejolak global, seperti meningkatnya suku bunga tinggi di AS yang berkepanjangan dan tensi geopolitik yang memanas.

"Tetap stabilnya sektor jasa keuangan didorong dari mampunya Indonesia dalam memitigasi dari ketidakpastian global," kata Ibrahim.

Terjaganya permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga meningkatkan optimisme sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko dari meningkatnya ketidakpastian global baik dari terminologi higher for longer suku bunga global maupun tensi geopolitik.

“Sementara, tingkat inflasi Indonesia juga tercatat sebesar 2,28 persen secara tahunan (yoy), sejalan dengan ekspektasi pasar 2,2 persen (yoy). Namun secara umum, daya beli masyarakat masih tertekan yang terlihat dari inflasi inti yang kembali turun, serta penurunan indeks kepercayaan konsumen dan kinerja penjualan ritel yang rendah,” kata Ibrahim. (Try/E-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat