visitaaponce.com

Pengertian Harga Pokok Penjualan dan Cara Menghitung HPP

Pengertian Harga Pokok Penjualan dan Cara Menghitung HPP
Menentukan harga pokok penjualan menjadi aspek penting dalam perusahaan. Ini cara menghitungnya.(Freepik)

HARGA Pokok Penjualan (HPP) adalah salah satu aspek penting dalam laporan keuangan perusahaan, unsur krusial dalam perhitungan biaya produksi. HPP mencakup pengeluaran dan beban, baik secara langsung maupun tidak langsung yang terlibat dalam proses produksi barang atau jasa. Dalam konteks prinsip akuntansi Indonesia, HPP diartikan sebagai total pengeluaran dan beban yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa yang siap dijual atau digunakan.

Menurut buku Siswa Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Untuk Siswa SMA/MA Kelas XII oleh Basuki Darsono, HPP merupakan saldo awal persediaan dan harga pokok barang yang dibeli dikurangi jumlah persediaan akhir dalam suatu periode tertentu. Perhitungan HPP melibatkan semua biaya produksi, termasuk upah tenaga kerja langsung, bahan-bahan tambahan, dan biaya lainnya yang terkait dengan proses produksi.

Pentingnya perhitungan HPP terletak pada kemampuan bisnis untuk menetapkan harga jual yang sesuai dengan biaya produksi dan memperoleh keuntungan optimal. Meskipun sering disamakan antara harga pokok produksi dan harga pokok penjualan memiliki perbedaan. Harga pokok produksi mencakup semua biaya yang diperlukan untuk memproduksi barang, sementara harga pokok penjualan mencakup harga pokok produksi ditambah dengan keuntungan yang diinginkan dari penjualan.

Baca juga: Biaya Peluang: Contoh, Rumus, dan Perbedaan Biaya Peluang dan Biaya Sehari-hari

Perhitungan HPP dan harga pokok produksi menjadi landasan untuk menentukan harga jual yang kompetitif dan meraih keuntungan maksimal. Oleh karena itu, bisnis perlu mempertimbangkan dengan cermat semua biaya produksi dan menambahkan keuntungan yang diinginkan agar dapat menetapkan harga yang sesuai dengan kondisi pasar.

Pengertian HPP menjadi penting dalam penyusunan laporan keuangan, terutama dalam laporan laba rugi, yang membantu dalam pemahaman laba atau rugi perusahaan. Dengan perhitungan HPP yang akurat, bisnis dapat mengoptimalkan hasil penjualan barang dan jasa yang dihasilkan.

Baca juga: Pengertian Pasar Persaingan Sempurna, Ciri-Ciri, dan Contohnya

Umumnya, nilai HPP sering dijadikan sebagai acuan untuk menetapkan target laba yang diinginkan suatu perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami cara menghitung HPP.

Setelah melalui proses produksi, perusahaan membutuhkan dana untuk membayar gaji karyawan yang terlibat dalam proses tersebut, serta untuk berbagai keperluan operasional lainnya. Inilah sebabnya mengapa perhitungan HPP menjadi hal yang sangat penting.

HPP berperan sebagai panduan bagi perusahaan dalam menentukan seberapa besar laba yang dapat dicapai, yang selanjutnya akan dialokasikan untuk biaya operasional. Selain itu, perhitungan HPP juga menjadi instrumen yang membantu perusahaan dalam mengestimasi biaya produksi, terutama bagi perusahaan manufaktur.

Bagi perusahaan manufaktur, perhitungan HPP memungkinkan mereka untuk merencanakan anggaran yang diperlukan guna meningkatkan kualitas produksi dalam periode mendatang. Selain itu, informasi mengenai HPP juga dapat digunakan untuk melakukan penelitian terkait pengembangan produk baru.

Dengan memahami nilai HPP, perusahaan dapat secara lebih efektif mengelola keuangan mereka dan membuat keputusan yang terinformasi mengenai strategi operasional dan pengembangan produk.

Komponen harga pokok penjualan

Berikut merupakan elemen-elemen yang tercantum dalam jurnal STEI untuk menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP):

Persediaan Barang Dagang

Persediaan ini mencakup barang yang siap dijual baik pada saat sekarang maupun di masa mendatang. Sumbernya bisa berasal dari pengolahan sendiri atau pembelian dari pihak lain.

Pembelian

Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan barang atau jasa. Bodnar Hopwood dalam jurnal tersebut menyatakan bahwa pembelian adalah proses bisnis yang melibatkan pemilihan sumber, pemesanan, dan perolehan barang atau jasa.

Retur Pembelian

Merupakan pengembalian sebagian barang kepada penjual karena cacat, rusak, atau tidak sesuai dengan pesanan. Ini bisa berupa retur atau pengurangan harga.

Potongan Pembelian

Terdiri dari potongan tunai yang diberikan untuk pembayaran cepat dan potongan perdagangan yang diberikan saat pembelian dalam jumlah besar atau pada saat promosi.

Beban Angkut Pembelian

Juga dikenal sebagai freight in atau freight paid, ini adalah biaya yang dibayarkan oleh pembeli untuk ongkos pengiriman barang.

Contoh perhitungan HPP dan Cara menghitungnya

Cara Menghitung HPP terdiri dari empat tahap, berikut caranya:

Tahap 1: Menghitung Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku dihitung dengan menjumlahkan saldo awal bahan baku dan pembelian bahan baku, kemudian dikurangi saldo akhir bahan baku.

Biaya Bahan Baku = Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku ? Saldo akhir bahan baku

Tahap 2: Menghitung Biaya Produksi

Biaya produksi dihitung dengan menjumlahkan tiga komponen biaya HPP pertama (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead produksi).

Biaya produksi = biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead Produksi

Tahap 3: Menentukan Harga Pokok Produksi

Harga Pokok Produksi dihitung dengan menjumlahkan biaya produksi dan saldo awal persediaan barang, kemudian dikurangi saldo akhir persediaan barang.

Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + Saldo awal persediaan barang ? Saldo akhir persediaan barang

Tahap 4: Menghitung Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan dihitung dengan menjumlahkan harga pokok produksi dan persediaan barang awal, kemudian dikurangi persediaan barang akhir.

Harga Pokok Penjualan (HPP) = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal ? Persediaan barang akhir

Contoh Perhitungan HPP 

Total Biaya Produksi:

Biaya Bahan Baku: Rp 7.345.123,12
Biaya Tenaga Kerja: Rp 520.231,00
Biaya Overhead: Rp 450.923,00
Total Biaya Produksi = 7.345.123,12 + 520.231,00 + 450.923,00 = 8.316.277,12

Harga Pokok Penjualan (HPP)

HPP = Total Biaya Produksi + (10% x Total Biaya Produksi)
HPP = 8.316.277,12 + (10% x 8.316.277,12)
HPP = Rp9.147.904,832

Pembelian Bersih

= (Pembelian + Beban Angkut Pembelian) - (Retur Pembelian + Potongan Pembelian)
= (Rp25.000.000,00 + Rp5000.000,00) - (Rp321.000,00 + Rp250.000,00)
= Rp30.000.000,00 - Rp642.000,00 = Rp29.358.000,00

HPP

= (Pembelian Bersih + Persediaan Awal) - Persediaan Akhir
= (Rp25.000.000,00 + Rp20.000.000,00) - Rp5.000.000,00
= Rp45.000.000,00 - Rp5.000.000,00 = Rp40.000.000,00

(Z-3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat