Pemerintah Diharapkan Angkat Industri Baja Nasional
![Pemerintah Diharapkan Angkat Industri Baja Nasional](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/5912378fc40d69a58d1b6af27e13eb66.jpg)
PENELITI ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Lay Monica menyatakan industri baja nasional saat ini dalam kondisi sulit, sehingga pemerintah diharapkan mampu mengangkatnya dari permasalahan yang dihadapi.
"Kondisi baja nasional sedang sulit. Permasalahannya sangat kompleks. Dan menurut saya, ini pekerjaan rumah yang harus diperhatikan Pemerintah," kata Monica di Jakarta, Selasa (30/4).
Selain turunnya harga komoditas baja dalam setahun terakhir, katanya pula, persoalan yang dihadapi industri baja saat ini adalah terkait membanjirnya impor baja yang tidak sesuai standar, terutama dari Tiongkok serta masih maraknya penggunaan teknologi yang berakibat pada tingginya emisi, contohnya induction furnace.
Baca juga : Perusahaan Baja tak Patuhi SNI, Pengamat: Pengawasan dan Penegakan Hukum Bisa Dibeli
Terkait impor baja yang tidak sesuai standar, misalnya, Monica sependapat bahwa larangan dan pembatasan (lartas) impor melalui Permendag 36/2023 juncto 3/2024 perlu segera diimplementasikan.
Termasuk realisasi Permenperin I/2024 tentang Tata Cara Penerbitan Pertimbangan Teknis Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya yang berlaku pada tanggal 3 Januari 2024.
"Hanya saja, implementasi tentu harus dilakukan dengan bijak dan hati-hati, agar berdampak positif pada semua sektor. Larangan terbatas pada baja harus diberlakukan, tapi dengan hati-hati dan selektif," katanya lagi.
Baca juga : Mendag Sebut 40 Perusahaan Baja Tak Penuhi Ketentuan SNI
Sementara terkait penggunaan teknologi yang berdampak pada tingginya emisi, menurut dia, juga harus dibenahi.
Memang, katanya lagi, soal teknologi ramah lingkungan cukup dilematis, di satu sisi karena terkait investasi yang sangat mahal, tetapi di sisi lain juga menjadi tantangan dekarbonisasi yang juga harus dihadapi.
"Ini adalah tantangan besar dan harus mulai dilakukan bertahap, karena krisis iklim itu nyata," katanya pula.
Baca juga : Tak Penuhi Ketentuan SNI, 27 Ribu Ton Baja Tulangan Beton Dimusnahkan Kemendag
Oleh karena itulah, menurut dia lagi, diharapkan peran berbagai pihak, termasuk pemerintah untuk mempermudah transfer teknolog, antara lain melalui regulasi, pemberian insentif, kerja sama untuk transfer teknologi, dan meng-create market untuk green steel.
Sebelumnya, Chairman Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) Purwono Widodo menyatakan dampak realisasi larangan dan pembatasan (lartas) impor melalui Permendag 36/2023 junco 3/2024 yang belum membuahkan hasil mengatasi banjir impor besi dan baja.
Padahal sesuai data Kementerian Koordinator Perekonomian, ujarnya pula, kondisi pasokan global mengalami oversupply hingga 632 juta ton. Tercatat periode Januari-Oktober, impor besi baja China ke Indonesia mencapai 3,35 juta ton meningkat 28,1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. "Kondisi demikian tentu membuat industri saat ini sangat was-was," katanya lagi.
Baca juga : Ingin Harga Gas Murah Berlanjut, ESDM: Perlu Dievaluasi
Terkait hal itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan pada Jumat (26/4) lalu menginspeksi mendadak pabrik baja milik investor China PT Hwa Hok Steel di Serang, Banten.
Pada kesempatan itu Mendag menemukan besi beton tak sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) seberat 27.078 ton senilai Rp257 miliar lebih.
"Risikonya kalau tidak memenuhi SNI tentu berbahaya. Kalau jalan bisa miring, kalau gedung bisa roboh, dan akan merugikan konsumen," kata Mendag saat peninjauan pemusnahannya.
Terkini Lainnya
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap