visitaaponce.com

Gugah Generasi Muda demi Majukan Perekonomian Desa

Gugah Generasi Muda demi Majukan Perekonomian Desa
Sosialisasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards di Kendari. Sulawesi Tenggara.(MI)

BERBAGAI upaya dilakukan para pemangku kepentingan negeri ini untuk turut berkontribusi dalam memajukan bangsa. Salah satunya dilakukan Astra Grup melalui Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards yang kembali bergulir tahun ini. Sosialisasi program ini pun dilakukan kepada generasi muda di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dalam talkshow bertajuk Astra Talks: Bincang Inspiratif Bersama, Berkarya, Berkelanjutan.

Dalam acara tersebut, Astra menggugah semangat sekitar 600 anak-anak muda untuk dapat berkontribusi mengembangkan inovasi demi memajukan desa-desa melalui bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi khususnya di Sulawesi Tenggara. Bagi pendaftar program yang terpilih akan mendapatkan dana dukungan sebesar Rp65 juta dan pendampingan serta pembinaan.

“SATU Indonesia Awards merupakan bentuk apresiasi dari Astra untuk generasi muda yang aktif dalam mendorong perubahan positif di masyarakat sekitarnya. Dalam pelaksanaan tahun kelima belas ini, tema yang diusung adalah 'Bersama, Berkarya, Berkelanjutan', kami berharap dapat menemukan generasi muda mutiara bangsa yang mampu membawa perubahan melalui kontribusi nyata untuk hari ini dan masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujar Chief of Corporate Affairs Astra Riza Deliansyah.

Baca juga : Kahf Dukung Generasi Muda Ciptakan Solusi Inovatif dan Positif

Jumlah pendaftar program SATU Indonesia Awards dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada 2023, jumlah pendaftar dari seluruh Indonesia naik 11,7% dengan total 14.997 pendaftar. Pada 2022, jumlah pendaftar 13.459 peserta. Sementara untuk kawasan Sultra, jumlah pendaftar tahun lalu ada sebanyak 186 atau naik 90% dari tahun 2022.

Salah satu juri SATU Indonesia Awards tahun ini, pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan Tri Mumpuni mengatakan, generasi muda yang memiliki kapabilitas dan intelektual berperan penting dalam memajukan desa.

Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam. Namun, ketimpangan ekonomi dan sosial tetap terjadi antara desa dengan kota. Salah satu penyebabnya adalah ketiadaan sosok intelektual yang mampu mengembangkan sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusianya (SDM).

Baca juga : Xiaomi Ajak Generasi Muda untuk Adaptasi dengan Banyak Inovasi

"Karena kekayaan luar biasa itu tidak dibarengi dengan kemampuan atau kapasitas intelektual masyarakat desa untuk mengelola SDA itu. Tugas kalian adalah bagaimana setelah mendapat pendidikan tinggi kembali ke desa untuk menggali potensi," ujar Tri Mumpuni.

Ia menegaskan, para sarjana baru tidak perlu khawatir dan takut untuk mengembangkan potensi yang ada di desa. Menurut dia, para generasi muda yang berpendidikan memiliki kelebihan masa produktivitas optimal, koneksi jaringan yang luas, dan kemampuan intelektual yang dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.

Di sisi lain, Tri Mumpuni mengapresiasi program SATU Indonesia Awards yang sudah berjalan selama 15 tahun. Ia berharap Astra Grup tetap konsisten. "Sebab, motivasi dan inovasi sekuat apapun juga tidak berarti tanpa dukungan infrastruktur," ucapnya.

Baca juga : HUT Ke-25, Triputra Group Dorong Generasi Muda Tumbuh dan Berinovasi

Senada dengan Tri Mumpuni, salah satu penerima dukungan SATU Indonesia Awards 2017, Jamaluddin, menyebut tantangan memajukan desa justru bukan dari luar tetapi dalam diri sendiri.

"Justru tantangannya pada diri sendiri. Mau tidak kembali ke desa padahal sudah sekolah tinggi-tinggi. Saya ini sampai dijuluki 'sarjana pulang kampung'," tuturnya.

Melalui upayanya memberdayakan masyarakat desa asal tempat tinggalnya, Desa Kanreapia, kini menjadi desa yang cukup berkembang dan menjadi salah satu desa wisata dengan nama Kampung Astra Berseri Desa Kanreapia.

Baca juga : Wali Kota Denpasar Inginkan D'Youth Fest 3.0 Dukung Kreativitas Anak Muda

Jamaluddin menjelaskan, warga desa yang terletak di Kecamatan Tambolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, itu sebelumnya banyak yang buta huruf. Pertanian juga tidak berkembang meski memiliki lahan subur khas dataran tinggi dengan komoditas andalan sayur mayur.

Ia pun mengubah kandang hewan ternak untuk dijadikan Rumah Koran. Dinding bangunan yang terbuat dari kayu itu dibalut dengan puluhan halaman koran. Di dalamnya juga tersedia berbagai buku bacaan. Tujuannya untuk meningkatkan literasi bagi warga desa.

Selain itu, ia juga memberdayakan petani baik pria maupun wanita agar dapat mengembangkan produk pertaniannya hingga mampu menyuplai sayur mayur untuk beberapa pasar besar.

"Selain mengedukasi, saya juga mengembangkan pilar amal atau donasi. Saya menjemput hasil tani dari para petani untuk didonasikan ke 140 panti asuhan di sekitar Gowa," tuturnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat