Pernyataan Pemerintah Soal Defisit Dinilai Mampu Redakan Kekhawatiran Pasar
EKONOM senior sekaligus Menteri Keuangan periode 2013-2014 Muhammad Chatib Basri menilai pernyataan resmi dari pemerintah dan tim perwakilan presiden terpilih Prabowo Subianto meredakan kekhawatiran pasar soal kondisi fiskal nasional ke depan.
Sebab, kedua pihak memastikan defisit anggaran akan tetap dijaga di bawah 3% dari PDB dan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) disebutkan jauh lebih rendah dari rencana awal.
"Pernyataan Menko Airlangga Hartarto dan Menkeu Sri Mulyani yang menyampaikan bahwa defisit anggaran akan dijaga dalam range 2,29% hingga 2.82% dari PDB. Perlu dicatat bahwa program makan bergizi sebesar Rp71 triliun pada tahun 2025 sudah masuk dalam rentang defisit. Ini saya kira memberikan kejelasan kepada pasar," ujarnya saat dihubungi, Senin (24/6).
Baca juga : Ekonom: Alokasi MBG Rendah Mestinya tak Bebani Defisit APBN
Keterangan resmi pemerintah dan tim perwakilan presiden terpilih, kata pria yang karib disapa Dede itu, memberikan kepastian kepada pasar bahwa Indonesia akan tetap menerapkan kebijakan fiskal yang mengusung kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Selain itu, keterangan mengenai anggaran program MBG yang sudah masuk dalam penghitungan kisaran defisit tahun depan juga menegaskan kepada pasar bahwa Indonesia tetap menjaga disiplin fiskal dengan mengupayakan defisit anggaran di bawah 3%.
Rentang defisit yang berkisar 2,29% hingga 2,82% terhadap PDB juga dinilai tak akan membuat peningkatan kondisi rasio utang Indonesia, alias terjaga di kisaran 37% hingga 38% dari PDB. Itu berarti, kekhawatiran pasar soal melonjaknya rasio utang Indonesia hingga 50% dari PDB dapat diredam.
Baca juga : Alokasi Dana Rp71 Triliun untuk Program MBG Masuk Kisaran Defisit 2025
"Ini jelas jauh lebih rendah dari spekulasi pasar bahwa rasio utang terhadap PDB akan menjadi 50%. Dalam situasi ekonomi global dalam ketidakpastian, di mana tingkat bunga di Amerika Serikat diperkirakan masih bertahan tinggi setahun ke depan, penjelasan bahwa fiskal disiplin akan dijaga, saya kira merupakan sesuatu hal yang amat penting," kata Dede.
Beberapa waktu terakhir diketahui nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS. Selain karena menguatnya perekonomian Negeri Paman Sam, kekhawatiran mengenai kesinambungan fiskal Indonesia disebut menjadi faktor pelemahan rupiah.
Pasar khawatir defisit fiskal Indonesia akan melonjak tinggi, melampaui ambang batas 3% untuk mengakomodasi program-program pemerintahan baru. Itu juga dikhawatirkan akan merambat pada kondisi rasio utang Indonesia dan menyebabkan fiskal Indonesia tidak sehat serta tidak berkelanjutan. (Mir/Z-7)
Terkini Lainnya
Ekonom: Alokasi MBG Rendah Mestinya tak Bebani Defisit APBN
Pendapatan APBN Turun 7%, Pengamat Sebut Akibat Kebijakan Masa Lalu
Banggar DPR RI: Postur RAPBN 2025 Mampu Respons Tantangan
Terdampak Ekonomi Global, Pendapatan APBN Mei 2024 Turun 7 Persen
Alokasi Dana Rp71 Triliun untuk Program MBG Masuk Kisaran Defisit 2025
Pilgub Jawa Tengah Masih Saling Bidik
Prabowo Duduk Bersebelahan dengan Jokowi saat Rapat Kabinet
La Nyalla Klaim Prabowo Setuju Amendemen UUD 1945
Alasan Istana Tempatkan Kursi Prabowo Sejajar dengan Jokowi
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Membumikan Diskursus Islam Indonesia di Inggris Raya
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap