visitaaponce.com

Dahlan Iskan Keputusan Cepat Menyelamatkan Dari Kanker Hati

Dahlan Iskan : Keputusan Cepat Menyelamatkan Dari Kanker Hati
Dahlan Iskan(ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

"Coba tulis sesuai urutan mana saja masalah yang menurut Anda bikin galau, berat. Tulis tangan di atas kertas putih. Jangan sampai dicoret, biarkan saja. Dan setelah semua ditulis dari satu sampai 12, mulai pikirkan mana saja yang paling berat. Setelah dipertimbangkan apakah ada yang sangat berat, segera cari solusinya. Semua masalah selalu ada solusinya," kata Dahlan Iskan saat memaparkan bagaimana ia menjalani sebagai seorang penyintas kanker hati dalam acara IG Live bertema Semangatmu Semangatku Mengalahkan Hati diselenggarakan oleh Cancer Information Support Center (CISC), Sabtu (17/10). Acara itu juga menyambut bulan peduli kanker hati. 

Saat menulis, lanjut Dahlan harus di tempat sepi dan tidak ada yang melihat tulisan Anda. Menurutnya dari sejumlah pemeringkatan masalah yang ditulis di kertas, seberat apapun pasti ada jalan keluarnya. Cara seperti itulah yang membuat Dahlan mengambil keputusan yang cepat saat ia divonis kanker hati. Ia pun kini menjadi penyintas kanker hati.

"Saat saya divonis kanker hati, saya juga langsung mengambil keputusan yang cepat mau diapakan hati saya. Ya awalnya saya denial kok bisa kena, kemudian ragu-ragu dan akhirnya mengambil keputusan cepat untuk transplantasi hati," ungkap mantan Menteri Negara BUMN periode 2012-2014 yang kini menjadi pendiri Harian Disway ini.

Dahlan mengungkapkan bahwa di keluarganya, yakni ibu dan saudara-saudaranya meninggal di usia kurang dari 40 tahun. 

"Saya tidak tahu penyebab meninggalnya karena saya masih kecil tinggal di desa. Dan sejak kecil kami tidak pernah mendapatkan imunisasi.  Kami sekeluarga tidak pernah mendapatkan vaksin apapun apalagi vaksin hepatitis B. Saya tahunya setelah sekarang ini terkena sirosis kemudian menjadi kanker hati," terangnya.

Apalagi Dahlan kemudian jadi pengusaha dan masuk ke jajaran kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menyebabkan kesibukannya itu melalaikan kesehatan tubuhnya. Diakui ia bekerja sampai jam dua hingga jam tiga pagi setiap harinya. Dan ia merasa sehat serta tidak ada keluhan pada tubuhnya, apalagi hatinya.

"Saat saya muntah darah, barulah pergi ke dokter untuk memeriksakan diri. Ternyata di ditemukan gelembung-gelembung darah  yang siap pecah dan ada yang sudah pecah dalam jumlah banyak. Dokter kemudian memecahkan semua gelembung dan menyekat aliran darah di pencernaan agar tidak masuk ke hati. Ternyata sekatan atau aliran darah yang dipotong tadi tetap masuk ke hati dengan cara apapun."

Dari pemeriksaan sudah ditemukan banyak sel kanker di dalam hati dan bila aliran darah terus masuk ke hati, maka sel kanker akan menyebar kemana-mana. Di situlah Dahlan Iskan sempat galau dan mengingkari kenyataan. Namun kemudian dia membuat keputusan cepat dengan membuat urutan daftar masalah terberat. Akhirnya ia siap menjalani transplantasi hati di Tiongkok. Kisah itu diungkapkan oleh Dahlan dalam bukunya berjudul Ganti Hati.

"Pada tahap denial atau tidak menerima kenyataan kenapa saya sakit begini itu manusiawi. Tapi bisa bahaya bila terus menerus menolaknya karena bisa stres. Ya sudah hadapi saja dan pasti ada jalan keluarnya," ujarnya.

baca juga: 80 Persen Penularan Hepatitis Lewat Kehamilan

Menurutnya keputusan cepat itu membuatnya bersyukur karena tahun depan Dahlan akan genap 70 tahun dan mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya. Salah satu keinginannya saat ini adalah membantu memerangi hepatitis dengan mencari desa-desa yang warganya belum tersentuh vaksinasi hepatitis B. (OL-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat