visitaaponce.com

Film 50 Tahun Kerja Sama Indonesia-Korea Selatan, Kim Bum dan Maudy Ayunda jadi Pemeran

Film 50 Tahun Kerja Sama Indonesia-Korea Selatan, Kim Bum dan Maudy Ayunda jadi Pemeran
Maudy Ayunda dan Kim Bum main bareng di film Tanah AIr Kedua(Dok. Instagram)

Aktor Korea Selatan Kim Bum dan Aktris Maudy Ayunda akan berperan sebagai pemeran utama dalam film Tanah Air Kedua. Film ini bertujuan untuk memperingati hubungan selama 50 tahun antara Indonesia dan Korea.

Kim Bum akan memerankan karakter utama, yaitu Komarudin, yang dalam versi Korea disebut Yang Chil-seong. Sementara itu, Maudy Ayunda akan berperan sebagai lawan utama Kim Bum, memerankan istri dari Komarudin yang berasal dari Garut.

Pengumuman ini dibuat oleh Bupati Garut Rudy Gunawan, dalam pertemuan penting dengan Duta Besar Korea Selatan Lee Sang-deok, di Kedutaan Besar Korea, Jakarta, pada hari Jumat (25/8) pagi.

Baca juga: Sherina Bagikan Cerita Ciptakan Lagu untuk Film Petualangan Sherina 2

Kolaborasi pembuatan film ini menjadi bagian penting dari kerja sama antara kedua negara untuk mempromosikan potensi investasi di Kabupaten Garut.

Tidak hanya mendapat dukungan dari industri film, rencana kolaborasi ini juga mendapat apresiasi dari Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Proses syuting akan dilakukan di Garut dan Korea Selatan, dengan produksi diharapkan bisa dimulai pada bulan Oktober tahun ini.

Baca juga: Film Susuk: Kutukan Kecantikan akan Tayang Mulai 31 Agustus

Sinopsis Film Tanah Air Kedua

Film ini mengisahkan perjuangan Yang Chil-seong, seorang warga Korea yang tinggal di Indonesia selama Perang Dunia II. Kim Bum akan memainkan peran Yang Chil-seong, yang menjadi pahlawan karena ikut berjuang bersama masyarakat Garut melawan Belanda setelah Indonesia merdeka dari Jepang.

Nama Komarudin sendiri muncul dari kesulitan penduduk Garut dalam melafalkan nama Korea dan Jepang. Komarudin memiliki makna cahaya, yang mencerminkan pengaruh dan inspirasi yang diberikan dalam perjuangan melawan tentara Belanda.

Yang Chil-seong juga terlibat aktif di Cimanuk, berusaha menghentikan kemajuan penjajah Belanda. Ia memiliki keterampilan dalam merakit bom, yang sangat berguna bagi masyarakat Indonesia.

Sehingga, ia memberikan pelatihan tentang merakit bom, amunisi, dan pengetahuan lain yang diperlukan dalam perlawanan terhadap penjajah.

Kemampuannya membuat Belanda mengancamnya, sehingga ia dikejar dan akhirnya tertangkap. Ia gugur dieksekusi pada tahun 1949 di Kerkoff, Garut, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Garut. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat