visitaaponce.com

Banyak Penularan Penyakit Berbahaya Melalui Makanan

Banyak Penularan Penyakit Berbahaya Melalui Makanan
Vaksinasi sangat dibutuhkan untuk mencegah penyakit menular seperti Hepatitis A.(AFP)

PENYAKIT infeksi yang mudah menular seperti hepatitis hingga influenza bisa dicegah dengan imunisasi dan vaksinasi. Di dunia kerja, penyakit-penyakit tersebut mudah menular terutama infeksi yang ditularkan melalui udara atau airborne disease.

“Untuk penyakit Hepatitis A dan tifoid atau tifus penularannya bisa melalui makanan. Angka pasien yang masuk rumah sakit masih cukup tinggi. Kenapa begitu? Kalau melihat usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang paling banyak kuliner,” kata  Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, KAI, pada Workshop dan Seminar tentang ‘Membangun Kesadaran akan Kesehatan dan penularan penyakit di Lingkungan Kerja’ di Jakarta, Sabtu (31/9).

Pada acara yang diselenggarakan Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (Perdoki) bekerja sama dengan klinik In Harmony, Prof Samsuridjal menegaskan bahwa Singapura dan Thailand sudah menganggap penting penangan penyakit yang menular melalui kontak dengan makanan.

“Seperti di Singapura di tempat kaki lima selalu ada akses air bersih untuk memperkecil penularan penyakit. Di luar negeri ada pernyataan food handler sudah divaksinasi. Kita perlu meningkatkan keamanan penanganan makanan dan minuman. Konsumen bisa menghindarinya dengan imunisasi,” jelas Prof Samsuridjal.

Perlu diketahui pemerintah dan masyarakat bahwa food handling adalah kegiatan yang mencakup proses pembuatan, pengekstrakan, penyimpanan, pengangkutan, pengiriman, pengolahan, penyajian makanan hingga pengaturan tampilan makanan.

Sementara itu, dr. Nursye E Zamsiar, MS. SpOk dari Perdoki mengatakan pihaknya menyusun leaflet semacam panduan untuk mencegah penularan penyakit melalui vaksinasi sesuai dengan pekerjaannya.

“Untuk food handler atau penjamah makanan selain risiko tertular penyakit dari paparan di lingkungan kerjanya juga bisa menjadi sumber penularan penyakit yg ditularkan melalui makanan seperti tifoid atau tifus dan Hepatitis A,” papar Nursye.

Ia juga mengingatkan bahwa demam tifus yang tidak tuntas penyembuhannya dapat membawa penyakit atau healthy carrier tapi tidak ada gejalanya. “Selain vaksinasi tentu harus menjaga cara kerja dan kebersihan,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, dr. Kristoforus HD, SpPD dari Klinik In Harmony, mengatakan In Harmony adalah klinik vaksinasi pertama di Indonesia. “Yang kami temui di lapangan, orang hanya aware untuk vaksinsi bayi karena ini masuk program pemerintah tapi untuk orang dewasa awarenessnya masih rendah. “

“Penyakit yang bisa ditularkan melalui makanan lumayan banyak. Di Singapura, tempat-tempat makanan ada rating yang tidak hanya menunjukkan rasa tapi juga kebersihan dan keamanan makanan. Awareness untuk mencegah masih rendah,” papar Kristoforus.

Ia menambahkan banyak juga yang vaksin hanya untuk memenuhi regulasi. “Contoh pekerja pelayaran yang harus vaksinasi Hepatitis A yang harus dua kali vaksin tapi baru sekali dan karena sudah dapat kartunya tidak melanjutkan vaksinasinya. “

Sebagaimanan diketahui bahwa penyakit Hepatitis A disebabkan virus Hepatitis A. Pada 1969, penelitan terhadap orang Indonesia yang berusia 30 tahun ke atas diperiksa anti-Hepatitis.

Penelitian menyatakan sebagian besar orang Indonesia dinyatakan positif atau banyak orang Indonesia yang terpapar Hepatitis A. Pasalnya pada saat Indonesia, banyak orang Indonesia belum memiliki jamban di rumah mereka.

“Penelitian sekarang yang mempunyai anti-Hepatitis A pada orang dewasa jauh lebih sedikit yang artinya kalau dia terpapar akan langsung sakit. Kalau terpapar kecil gejalannya jauh lebih ringan tapi kalau sudah besar jauh lebih berat. Sekarang karena sudah ada jamban, terpaparnya lebih jarang jadi tidak ada antibodi kalau tidak divaksin,” jelas Kristoforus .

Nusye menambahkan bahwa seorang yang menderita Hepatitis A dalam feces ada bakteri. “Jadi kalau kurang menjaga kebersihan diri maka bisa ada virus nempel di tangannya lalu mengolah makanan dan bisa menularkan ke konsumen. “

Terkait penyakit menular, Nusye menyarankan para wartawan perlu vaksinasi karena ketemu orang yang bisa saja sedang sakit influenza dan pnemonioa.

“Kantin sekolah, sumber air bersihnya bagaimana? Hepatitis A umumnya banyak berisiko terpapar di sekolah dan di kampus. Jadi sudah seharusnya yang mengelola kantin mendapat pengetahuan soal pengelolaan makanan,” tutur Nusye. (OL-09)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat