visitaaponce.com

Efek Radiasi, dari Mandul sampai Kanker

Efek Radiasi, dari Mandul sampai Kanker
Petugas dari Pengolahan Limbah Radioaktif Badan Tenaga Nuklir Nasional memeriksa tingkat paparan limbah radioaktif yang sudah diolah(ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj.)

PADA 21 Februari 2020, dua dari sembilan warga Perumahan Batan Indah, Kota Tangerang Selatan, Banten, dinyatakan positif terpapar zat radioaktif sesium (Cs-137) dengan dosis sebesar 0,05 dan 0,12 milisievert/tahun. Namun, nilai tersebut masih di bawah batas tole-ransi, yaitu sebesar 1 milisievert/tahun.

Pemerintah melakukan dekontaminasi di area tersebut dan hasilnya paparan radiasi yang tadinya mencapai 149 microsievert, turun signifikan menjadi 0,8-1,1 microsievert per jam, pada Senin (9/3).

"Radiasi yang bersumber dari eksternal, tidak akan mengontaminasi tubuh manusia jika manusia meninggalkan atau menyingkirkan sumber radiasi tersebut," ujar Kepala Bidang Keselamatan Kerja dan Dosimetri, Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Heru Prasetio, belum lama ini.

Di luar batas toleransi, imbuhnya, paparan radiasi dari zat radioaktif akan menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia. Ada dua efek radiasi pengion terhadap tubuh manusia. Pertama, bisa berbentuk efek stokastik, yang tidak bisa dipastikan tapi tingkat kemungkinan munculnya efek tersebut dapat diperkirakan. Efek ini terjadi saat paparan radiasi dosis rendah (0,25 sampai 1.000 msv) dan muncul pada manusia dalam bentuk kanker (kerusakan sel-sel jaringan tubuh) atau cacat pada keturunan (kerusakan genetik).

Dalam efek stokastik, kata Heru, tidak dikenal adanya dosis ambang sehingga sekecil apa pun dosis radiasi yang diterima tubuh dapat memungkinkan timbulnya kerusakan sel somatik maupun sel genetik. "Pemunculan efek stokastik berlangsung lama setelah terjadinya penyinaran," terangnya.

Efek kedua dari radiasi pengion ialah deterministik yang muncul apabila jaringan tubuh manusia terpapar radiasi dengan dosis tertentu, seperti kerusakan saluran pencernaan dengan dosis 10.000-50.000 msv, kerontokan rambut (dosis 6.000-12.000 msv), kulit memerah (3.000-6.000 msv), dan kerusakan sumsum tulang (3.000-5.000 msv).

Untuk radiasi dengan dosis 2-5 sv (2.000-5.000 msv) dapat menimbulkan kerusakan pada lensa, kemandulan permanen atau sterilitas pada pada perempuan (3.000 msv) dan laki-laki (dosis 2.000 mSv). Dengan paparan 1,1 sv atau 100 msv saja sudah bisa membuat laki-laki mengalami kemandulan sementara.

Kanker juga dapat ditimbulkan akibat paparan radiasi sebesar 2 msv. Bahkan, itu bisa menimbulkan kematian apabila terpapar dosis 100.000 msv (100 sv) atau lebih, yang didahului dengan terjadinya kerusakan sistem saraf pusat. "Penyembuhan akibat paparan radiasi bergantung pada tingkat keparahan," pungkas Heru. (Aiw/H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat