visitaaponce.com

Episode Ekspedisi Sabang Miangas Rote Merauke

Episode Ekspedisi Sabang Miangas Rote Merauke
Mobil Tim Ekspedisi Bakti Untuk Negeri Rote melintas di kawasan Sonimanu, Rote Ndao, NTT.(MI/ARYA MENGGALA)

MI/ROSA PANGGABEAN

Tim BMKG mengukur curah hujan untuk menentukan musim tanam.

 

Sabang: Agraria Sabang 4.0

Perkembangan kakao di Sabang sudah dimulai dari 1987, namun budi dayanya terhambat karena sejumlah faktor di antaranya pengetahuan perawatan. Sekolah Lapang Iklim yang digelar oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Sabang bekerja sama dengan Stasiun Klimatologi Aceh Besar itu menumbuhkan harapan para petani Kakao di Sabang ditunjang dengan adanya upaya pemerintah yang mengatur bahwa Pusat Penyuluhan Pertanian melakukan modifi kasi penyusunan dan penyebaran informasi penyuluhan pertanian melalui sistem jaringan yang terkoneksi dengan internet.

 

MI/INDRA DWIYANA

Grace mengajar sistem belajar online.

 

Jaya Pura: Ada Cinta di Hawai

Karenakan pandemi covid-19, Grace mahasiswi kedokteran gigi salah satu perguruan tinggi di Tiongkok yang berasal dari Jayapura harus tetap tinggal di kotanya. Ia mengisi hari-harinya untuk mengajar di Panti Asuhan Putri Kerahiman Hawai, Jayapura, yang di asuh oleh suster Alexia.

Sebagai sukarelawan pendidik, ia tidak hanya mengajarkan sistem belajar online bagi murid-muridnya, tetapi juga membantu memasarkan produk-produk kreatif hasil karya anak-anak panti melalui media sosial. Grace dan suster Alexia berharap pandemi segera berlalu dan pendidikan memajukan anak-anak panti asuhan dalam menjawab masa depan.

 

MI/ARYA MANGGALA

Tenaga gizi di Sonimanu mencari sinyal.

 

Rote: Melawan Stunting di Sonimanu

Perjuangan seorang tenaga gizi Puskesmas Sonimanu mencari sinyal internet untuk melaporkan ke Dinas Kesehatan tentang pengadaan vitamin A bagi anak penderita stunting dan gizi buruk. Ia harus pergi mencari sinyal internet ke Pantai Oeledo, naik ke atas bukit, atau ke Desa Lenupetu yang menjadi titik dibangunnya BTS Bakti sekaligus menjadi desa binaannya untuk posyandu.

Internet sangat membantu setiap pekerjaannya, seperti berkontak dengan pihak Dinas Kesehatan mengenai laporan harian, menerima undangan, atau sekadar melaporkan tentang pengadaan vitamin A untuk diberikan kepada pasien penderita stunting.

 

 

MI/ROSA PANGGABEAN

Ilham Nabila penggiat pariwisata di Sabang.

 

Sabang: Cintaku Berlabuh di Sabang

Ilham pemuda asli Sabang yang begitu mencintai dunia fotografi. Melalui fotografi ia membagikan keindahan Sabang di media sosialnya. Tergabung dalam Komunitas Generasi Pesona Indonesia (GENPI), Ilham aktif merancang strategi promosi wisata Sabang.

Kegemaran travelling mengenalkannya kepada kehidupan yang lebih luas. Nah, apakah kemampuannya ini bisa membantu mempromosikan wisata di Sabang?

 

MI/ARYA MANGGALA

Penari asli Desa Oelua, Menthary Suek.

 

Rote: Menyingkap Tarian Rote

Lerthy Menthary Suek, 24, ialah seorang penari asli Desa Oelua yang tergabung dalam Sanggar Sasandu Permai sejak 2013. Beberapa kali ia terlibat pementasan dalam momen penting seperti Wonderful of Indonesia 2013, penyambutan Presiden Jokowi dan menteri-menteri saat kunjungan ke Rote, Festival Mulut Seribu, dan Indonesia Heritage from Rote, dan masih banyak lagi.

Semenjak pandemi covid-19 Thary dan para anggota sanggar lainnya fokus membantu menjual oleh-oleh sanggar, seperti tenun dan kerajinan tangan masyarakat lokal Rote melalui online sosmed masing-masing seperti Whatsapp dan Facebook.

 

MI/ROMMY PUJIANTO

Aktivitas Pelabuhan Lirung, Kabupaten Talaud.

 

Miangas: Mengarungi Lautan Menuju Pulau Terdepan

Perjalanan menuju Miangas dapat ditempuh selama 30 jam dari Melonguane, ibu kota Kabupaten Talaud. Selama perjalanan, kapal akan menyinggahi beberapa pelabuhan, kita akan melihat bagaimana jalur transportasi laut menjadi urat nadi penghubung untuk semua sendi kehidupan bagi masyarakat di Kabupaten Talaud, yang 95,74% wilayahnya ialah lautan.

Selama perjalanan ini pula koneksi sinyal telekomunikasi dan internet juga sangat bagus, setidaknya 3 km dari lepas pantai, kita masih bisa mengakses internet.

 

MI/ROMMY PUJIANTO

Pulau Miangas dilihat dari ketinggian.

 

Miangas: Tangguh di Bibir Samudra

Miangas jauh terpisah dari kepulauan Indonesia. Sendiri di bibir Pasifik, di ujung utara negeri. Di tengah berbagai keter batasan fasilitas, pantang bagi mereka untuk menyerah.

Hanya ada 1 SD, 1 SMP, dan 1 SMK di miangas dengan kualitas seadanya. Selepas menyelesaikan pendidikan 9 tahun, banyak dari mereka melanjutkan pendidikan di luar pulau bahkan sampai ke perguruan tinggi.

 

MI/INDRA DWIYANA

Anak-anak di Pulau Arar mengikuti pembelajaran secara daring.

 

Sorong: Ikan dan Sinyal di Pulau Arar

Pulau Arar dapat ditempuh hanya 15 menit dari pelabuhan ASDP Sorong. Perairan di sekitar Pulau Arar mengandung potensi hasil laut yang melimpah. Masyarakat Pulau Arar masih mempertahankan adat istiadat dalam menjaga kekayaan hayati perairan di sekitarnya. Ibu-ibu di Pulau Arar menggerakkan ekonomi kreatif dengan memproduksi berbagai produk olahan hasil laut seperti terasi udang ebi, pentol ikan, kerupuk sagu, dan kerupuk rumput laut. Hasil produksi tersebut dipasarkan secara offline dengan dititipkan ke toko atau pasar tradisional.

Sejak pandemi covid-19 mereka mulai belajar memasarkan secara online. Di Pulau Arar pendidikan SD, SMP, dan SMA juga dilakukan secara online. Dinamika kehidupan di Pulau Arar merupakan gambaran tradisi dan teknologi digital seiring sejalan membangun dan memajukan peradaban.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat