visitaaponce.com

Kesenjangan Gender, Peran Perempuan di Dunia Kerja Masih Minim

Kesenjangan Gender, Peran Perempuan di Dunia Kerja Masih Minim
Zakiah telah mengambil alih peran Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia selama satu hari dalam Girls Take Over pada Jumat, (8/10/2021)(Dok Plan International Indonesia)

SAAT ini, representasi perempuan pada posisi kepemimpinan senior masih kurang. Laporan Kesenjangan Gender Forum Ekonomi Dunia Global (2020) menyatakan bahwa hanya 22,10% perusahaan yang memiliki perwakilan perempuan pada posisi manajerial di Indonesia.

Selain itu, laporan Voluntary National Review tentang Sustainable Development Goals (2021) menyatakan bahwa perempuan memegang 33,08% posisi manajerial di pemerintahan serta perusahaan publik dan swasta. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan laki-laki. Selain itu, Laporan Kesenjangan Gender Forum Ekonomi Dunia Global (2020) juga menunjukkan masih adanya kesenjangan dalam Pelatihan Vokasi antara laki-laki (13,67%) dan perempuan (11,89%) di Indonesia.

Direktur Eksekutif Plan International Indonesia Dini Widiastuti mengungkapkan, hal tersebut disebabkan oleh budaya Indonesia soal menempatkan peran perempuan di ranah domestik yang masih mengakar di masyarakat.

Baca juga: 10 Pahlawan Lingkungan Terima Anugerah Kalpataru 2021

"Di Inonesia masih meletakkan peran domestik di rumah tangga pada perempuan. Peran ganda perempuan berkarier dan peran pengasuhan dan juga menata rumah tangga. Peran ini agak kental di Indonesia," kata Dini dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (14/10).

Untuk mendukung peran perempuan di dunia kerja. AstraZeneca Indonesia bermitra dengan yayasan Plan International Indonesia berupaya untuk meningkatkan kesadaran tentang gaya hidup anak muda yang sehat dengan menyediakan wadah yang tepat untuk melatih kepemimpinan. Misi ini diwujudkan melalui Young Health Programme (YHP), yang bertujuan untuk mempromosikan pilihan hidup sehat untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda

Dini menekankan bahwa kegiatan yang dilakukan bersama AstraZeneca Indonesia bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi remaja perempuan untuk menyuarakan pendapat dan gagasan mereka serta mengasah kemampuan kepemimpinan.

“Inisiatif GirlsTakeOver bertujuan untuk memberikan kesempatan pada anak perempuan untuk membangun kemampuan dan kepercayaan diri mereka, sekaligus mengubah pandangan yang meragukan perempuan untuk menjadi pemimpin masa depan negara ini. Selama dua tahun berturut-turut, melalui kampanye #GirlsBelongHere, AstraZeneca Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam mempromosikan kepemimpinan perempuan sejak usia muda," ungkap dia.

Inisiatif ini diadakan setiap tahun secara serentak oleh puluhan negara di seluruh dunia, dan melibatkan pemerintahan, organisasi, dan perusahaan terkemuka. Sejalan dengan misi tersebut, tahun ini AstraZeneca meluncurkan kampanye global #GirlsBelongHere, yang mendukung kesetaraan gender dan mengadvokasi perempuan muda agar dapat terus menggali potensi yang mereka miliki.

Kampanye ini merupakan amplikasi AstraZeneca di inisitatif #GirlsTakeOver di lebih dari 17 negara di mana AstraZeneca beroperasi, yang melibatkan lebih dari 42 gadis terpilih mengambil alih posisi penting di kantor AstraZeneca, termasuk posisi Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia.

Partisipasi AstraZeneca dalam Girls Take Over diwujudkan melalui Young Health Programme sebuah program yang bertujuan membantu kaum muda berusia 10-24 tahun untuk memegang kendali atas kesehatan mereka, terutama dalam memerangi penyakit tidak menular (PTM) dalam jangka panjang.

Seiring dengan kampanye Girls Belong Here, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia akan memberikan kesempatan spesial kepada seorang anak perempuan untuk mengambil alih posisinya sebagai pimpinan di AstraZeneca selama satu hari. Untuk kesempatan sekali seumur hidup ini, seorang anak perempuan berusia 16 tahun dari Jakarta Utara bernama Zakiah terpilih dari ribuan pendaftar di Indonesia, dan pada 8 Oktober 2021, Zakiah telah mengambil alih peran Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia selama satu hari.

Sewhan Chon, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, mengatakan sebagai perusahaan yang berbasis ilmu pengetahuan, AstraZeneca memiliki tim yang berkinerja tinggi, inklusif, serta berasal dari beragam latar belakang untuk berkolaborasi di seluruh perusahaan.

"Inklusi dan keberagaman adalah sebuah budaya yang senantiasa diterapkan di AstraZeneca Indonesia, dimana kesetaraan gender memainkan peran penting. Kami berharap keterlibatan karyawan kami dalam kampanye Girls Take Over tahun ini dapat memperkaya pengalaman peserta, yang nantinya akan tumbuh menjadi pemimpin masa depan yang akan membawa harapan bagi generasi muda di Indonesia," ungkap dia.

"Sebagai Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, saya bangga dapat menjadi bagian dari perjalanan ini dan saya berharap melalui program ini, Zakiah akan belajar lebih banyak tentang kepemimpinan, inklusivitas, dan pemberdayaan, serta dapat mencapai potensi yang ia miliki semaksimal mungkin," tambahnya. (H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat