visitaaponce.com

Hindari Penyakit Keturunan Talasemia dengan Deteksi Dini

Hindari Penyakit Keturunan Talasemia dengan Deteksi Dini
Ilustrasi.(MI/BRONTO)

TALASEMIA kelainan darah bawaan yang ditandai oleh kurangnya protein pembawa oksigen dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal. Penderita Talasemia harus melakukan transfusi darah sepanjang usianya, namun penyakit tersebut bisa dicegah dengan melakukan deteksi dini.

Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Elvieda Sariwati, M.Epid mengatakan deteksi dini bertujuan untuk mengidentifikasi pembawa sifat talasemia agar tidak terjadi perkawinan sesama pembawa sifat.

Baca juga: Candi Borobudur Berbenah Sambut Waisak 2022

"Sampai saat ini talasemia belum bisa disembuhkan namun dapat dicegah kelahiran bayi Talasemia Mayor dengan cara menghindari pernikahan antar sesama pembawa sifat, atau mencegah kehamilan pada pasangan pembawa sifat talasemia yang dapat diketahui melalui upaya deteksi dini terhadap populasi tertentu," kata Elvieda dalam diskusi daring, Selasa (10/5).

Secara klinis ada tiga jenis Talasemia, yakni Talasemia mayor, Talasemia intermedia, dan Talasemia minor/trait/pembawa sifat.

Pasien Talasemia mayor memerlukan transfusi darah secara rutin seumur hidup antara 2-4 minggu sekali) Berdasarkan hasil penelitian Eijkman tahun 2012, diperkirakan angka kelahiran bayi dengan Talasemia mayor sekitar 20% atau 2.500 anak dari jumlah penduduk 240 juta orang.

"Pasien Talasemia intermedia membutuhkan transfusi darah, tetapi tidak rutin. Sementara pasien Talasemia minor/trait/pembawa sifat secara klinis sehat, hidup seperti orang normal secara fisik dan mental, tidak bergejala dan tidak memerlukan transfusi darah," ujarnya.

Yayasan Talasemia Indonesia mencatat terjadi peningkatan kasus talasemia yang terus menerus. Sejak 2012 sebanyak 4.896 kasus hingga bulan Juni Tahun 2021 data penyandang talasemia di Indonesia sebanyak 10.973 kasus.

Dari sisi pembiayaan, menurut data BPJS Kesehatan 2020 beban pembiayaan kesehatan sejak tahun 2014 sampai tahun 2020 terus meningkat.

Talasemia menempati posisi ke-5 di antara penyakit tidak menular setelah penyakit jantung, gagal ginjal, kanker dan stroke yaitu 2,78 triliun tahun 2020.

Seorang pembawa sifat Talasemia secara kasat mata tampak sehat dan tidak bergejala, hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan darah dan analisis hemoglobin.

Cara mengetahui seorang talasemia dilakukan melalui pemeriksaan riwayat penyakit keluarga yang anemia atau pasien talasemia, pucat, lemas, riwayat transfusi darah berulang, serta pemeriksaan darah hematologi dan analisa hemoglobin. (OL-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat