visitaaponce.com

Di Usia 205 Tahun Kebun Raya Bogor Bermetamorfosa Menjadi Pusat Rujukan

Di Usia 205 Tahun Kebun Raya Bogor Bermetamorfosa Menjadi Pusat Rujukan
Sejumlah pengunjung domestik dan mancanegara tengah melihat lebih dekat dan memotret ragam koleksi anggrek di Griya Anggrek, Kebun Raya Bogo(MI/Dede Susianti)

KEMARIN, Rabu (18/5) Kebun Raya Bogor (KRB) berusia 205 tahun. Taman penelitian yang didirikan pada 18 Mei 1817 mengalami pasang surut. Terkini adanya pandemi Covid-19 berkepanjangan membuat pengurus KRB kelimpungan. Namun, masa-masa sulit itu mampu dilewati dan menjadi momen untuk berbenah.  

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko meminta KRB untuk jadi rujukan, cerminan bagi kebun raya-kebun raya lainnya.

Di ulang tahun ke-205 ini, menurut dia, merupakan momentum pertama setelah integrasi berbagai unit riset ke BRIN.  Saat ini juga sekaligus menjadi momentum awal memperkuat posisi Kebun Raya di berbagai daerah.

Sekarang totalnya sudah ada 45 kebun raya di bebeagai daerah. Dan fungsi kebun raya tidak hanya kita dorong untuk riset konservasi, dan eduwisata. Tapi juga untuk fungsi lain termasuk science center untuk menjadi tempat penberdayaan ekonomi UMKM di daerah masing-masing yang berbasis tekonologi.

Lainnya juga untuk tempat berkesenian. Jadi Kebun Raya bisa menjadi pusat aktivitas masyarakat di lingkungan masing-masing.

Dia menyebutkan,  ini adalah pendekatan baru karena pengalaman dari pandemi 2 tahun ini cukup berat bagi para pengelola kebun raya. Sehingga ke depannya akan lebih meningkatkan kebun raya jadi pusat aktivitas secara umum.

"Jadi, kebun raya ini sudah berusia 205 tahun, itu harus bisa menjadi role model kebun raya yang lain. Meskipun ada lima fungsi, kita sekarang kalau untuk seluruh pengelolaan kebun raya kita integrasikan,"ungkap Kepala BRIN.

Jadi kebun raya di daerah, lanjutnya kita integrasikan dengan science center, program yang tadinya ada di Kemenristek (Kementrian Riset dan Teknologi) tapi di alihkan ke BRIN.  
Jadi untuk penguatan ekonomi lokal, itu juga dijadikan satu di kebun raya, sehingga progran kebun raya itu sekarang lebih multi dimensi.

"Apalagi setelah kami, LIPI (Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia) digabung menjadi BRIN, syukur alhamdulillah kita menjadi kuat secara finansial dan juga secara kapasitas, secara umum,"katanya.

Griya Anggrek

Hari itu juga, Kepala BRIN melakukan peluncuran Griya Anggrek dengan wajah baru, salah satu unit kerja atau wahana wisata di KRB.

Dia menjelaskan Griya Anggrek adalah salah satu fasilitas infrastruktur yang secara spesifik digunakan untuk menyimpan koleksi anggrek khususnya yang spesies atau asli. Selain yang memang hasil silang atau hibirida.

Wahana itu sekaligus juga tempat edukasi publik. Tidak hanya terkait anggrek, tapi terkait kinservasi secara umum.

Untuk diketahui, secera keseluruhan di Kebun Raya yang dikelola BRIN, sukunya ada 800, marganya 4000an, jumlahnya 10.000 an.

Kondisinya pun terawat  dengan baik dan terus dijaga kelestariannya dan dikonservasikan. Pihak BRIN juga melakukan ekspansi dengan membangun green house di Cibinong.

Sementara itu, seperti diungkapkan Deputi bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi Yan Rianto dalam sambutannya menjelaskan, bahwa kini pemeliharaan area publik dan pengoperasian supervisi dari kedeputian infratsruktur dan inovasi  dilakukan oleh PT MNR (Mitra Natura). PT MNR ditunjuk sebagai operator oleh BRIN.

"Kita lihat kalau ada pengunjung yang sering hadir dan berkunjung ke kebun raya, tentu bisa menyaksikan perbedaannya. Dari ke hari semakin rapih, semkain bagus. Ke depannya nanti akan kita minta dikelola juga oleh MNR pengelolaan kebun di sini (Griya Anggrek), karena kita BRIN akan fokus pusat risetnya. Nanti akan fokus menjalankan kegiatan riset supaya bisa meghasilkan berbagai macam inovasi,"ungkapnya.

Sedangkan bagi Bima Arya Sugiarto, Wali Kota Bogor yang juga hadir saat itu, kebun raya ini soul-nya Kota Bogor, heart-nya Kota Bogor, identitas utama Kota Bogor.

"Saya titip dua hal ke kebun raya.Pertama, saya mewakili banyak pihak di Kota Bogor tetap memiliki kebun raya sebagai pusat konservasi.  Ini adalah jantung dan pori- porinya Kota Bogor. Saya ingin ini dipertahankan dikuatkan. Jadi tidak berkurang itu,"ungkapnya.

Kemudian yang kedua, lanjut Bima yang ditemani isterinya Yane Ardian, pihaknya ingin kebun raya ini ada nuansa kesundaan. Ada tradisi sunda yang bisa dilihat dan dirasakan di sini.

"Beberapa titik saya minta untuk mengekspresikan para budayawan, seniman, dan tadi disetujui. Direspons dengan sangat baik oleh pak Handoko".

Bima menyebut, cita-cita orang Bogor sederhana saja. Pihaknya ingin betul kebun raya ini bisa menyeimbangkan antara konservasi dan rekreasi.

"Tidak hanya yang indah itu di kebun raya, tapi di luar kebun raya juga. Makanya sering saya sampaikan di Istana Bogor dan KRB itu surga dunia di luarnya, ya harus juga surga dunia. Jangan dunia lain. Di dalamnya hijau royo, hutan, aman.  Di luarnya hijau ramai angkot jangan seperti itu. Jadi nanti kita tata, kita integrasikan kawasan Surken (kawasan pecinan) dengan KRB,"pungkasnya.

Selain peresmian Griya Anggrek, hari itu juga dilakukan penanaman pohon serentak di seluruh kebun raya di Indonesia. Atas kegiatan itu, BRIN diganjar dua penghargaan rekor MURI yaitu penanaman pohon spesies serentak dan penanaman pohon spesies terbanyak. (OL-13)

Baca Juga: Kebun Raya Cibodas Kembali Gelar Wisata Edukasi bagi Anak Usia ...

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat