visitaaponce.com

Lumba-Lumba Cicipi Air Seni Teman untuk Ketahui Kehadiran Mereka

Lumba-Lumba Cicipi Air Seni Teman untuk Ketahui Kehadiran Mereka
Bayi lumba-lumba hidung botol berjenis kelamin betina bermain bersama induknya di Taman Safari Prigen, Pasuruan, Jawa Timur.(Antara/Zabur Karuru.)

PIKIRKAN tentang orang-orang yang Anda kenal. Bagaimana Anda bisa tahu mereka ada di sekitar bahkan jika Anda tidak bisa melihatnya, tetapi mungkin lewat suara atau parfum favorit mereka?

Untuk lumba-lumba hidung botol, rasa urine dan bunyi suara yang memungkinkan mereka mengenali teman-teman mereka dari kejauhan. Ini menurut penelitian yang diterbitkan Rabu (18/5) di Science Advances.

"Lumba-lumba menjaga mulutnya tetap terbuka dan mengambil sampel urine lebih lama dari orang yang dikenalnya daripada yang tidak dikenalnya," tulis penulis pertama Jason Bruck dari Stephen F. Austin State University di Texas dalam email kepada AFP. "Ini penting karena lumba-lumba ialah vertebrata pertama yang terbukti memiliki pengakuan sosial melalui rasa saja."

Tim, yang termasuk Sam Walmsley dan Vincent Janik dari University of St Andrews, menulis bahwa penggunaan rasa bisa sangat bermanfaat di laut terbuka karena gumpalan urine bertahan beberapa saat setelah seekor hewan pergi. Ini memberi tahu lumba-lumba tentang kehadiran individu tersebut baru-baru ini meskipun ia tidak memberi sinyal kehadirannya secara vokal.

Pertanyaan, apakah hewan dapat menempelkan label ke benak teman mereka? Ini yang sulit dijawab. Lumba-lumba hidung botol, yang menggunakan bunyi khas untuk secara selektif menyapa individu tertentu dan dapat mengingatnya selama lebih dari 20 tahun, merupakan kasus uji yang menarik.

Untuk menyelidiki, tim mempresentasikan delapan lumba-lumba dengan sampel urine dari individu yang dikenal dan tidak dikenal. Tim menemukan bahwa lumba-lumba menghabiskan waktu sekitar tiga kali lebih lama untuk mengambil sampel urine dari individu yang mereka kenal.

Pemeriksaan alat kelamin, saat lumba-lumba menggunakan rahangnya untuk menyentuh alat kelamin yang lain, ialah hal biasa dalam interaksi sosial mereka. Ini memberikan kesempatan yang baik untuk mempelajari rasa urine individu lain.

Untuk tujuan penelitian ini, lumba-lumba dilatih untuk memberikan sampel urine sesuai permintaan untuk diganjar dengan makanan. Lumba-lumba tidak memiliki indra penciuman, membuat tim yakin bahwa itu dapat mengenali rasa dan bukan bau saat bermain.

Untuk bagian kedua percobaan, tim memasangkan sampel urine dengan rekaman suara khas yang dimainkan melalui speaker bawah air sesuai dengan lumba-lumba yang sama yang menyediakan sampel urin atau sampel yang berbeda. Lumba-lumba tetap dekat dengan speaker lebih lama ketika vokalisasi cocok dengan sampel urine. Ini berpotensi menunjukkan bahwa dua bukti yang kongruen bersama-sama membangkitkan lebih banyak minat.

"Tidak setiap hari para ilmuwan menemukan bukti kata benda digunakan dalam sinyal seperti sistem vokal nonmanusia. Itu cukup menarik," kata Bruck kepada AFP. Lumba-lumba memiliki dunia sosial yang kaya, tambahnya, dan mungkin sama menguntungkannya bagi lumba-lumba untuk mengenali anggota aliansi seperti mengenali antagonis potensial.

Hubungan obesitas? 

Tim menyarankan bahwa lipid kemungkinan bertanggung jawab untuk bahan kimia khas tersebut pada individu. "Mengingat keterampilan pengenalan yang terungkap dalam penelitian kami, kami berpikir bahwa kemungkinan lumba-lumba juga dapat mengekstrak informasi lain dari urine, seperti keadaan reproduksi atau menggunakan feromon untuk memengaruhi perilaku satu sama lain," tulis mereka.

Baca juga: Kaktus pun tidak Tahan Hadapi Pemanasan Global

Secara mengejutkan, penelitian itu dapat berimplikasi pada obesitas manusia. Gen sama yang memungkinkan lumba-lumba untuk mengidentifikasi lipid dalam urine ada pada manusia. Gen tersebut membantu orang mengetahui waktu mereka sudah cukup makan.

Mempelajari gen pada lumba-lumba dapat meningkatkan pemahaman tentang cara kerjanya kepada manusia. Pekerjaan itu juga dapat memiliki implikasi lain seperti polusi yang disebabkan manusia berupa tumpahan minyak atau limpasan kimia lain dapat menghambat kemampuan lumba-lumba untuk memberi sinyal satu sama lain. Artinya, kata Bruck, itu lebih banyak menimbulkan kerusakan daripada yang diperkirakan sebelumnya. (AFP/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat