Goethe-Institut Luncurkan Platform Pembelajaran Digital Kinderuni di Indonesia
![Goethe-Institut Luncurkan Platform Pembelajaran Digital Kinderuni di Indonesia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/10/a5765f62f20a789879334ecee375aadd.jpg)
GOETHE-INSTITUT resmi meluncurkan platform pembelajaran digital Universitas Anak-Anak Digital Jerman atau Kinderuni di Indonesia untuk pelajar berusia 8-12 tahun.
Proyek pendidikan ini memungkinkan para “mahasiswa cilik” berkuliah mengeksplorasi ragam ilmu terkait lingkungan sekitar sambil diperkenalkan dengan kosakata dasar bahasa Jerman.
Proyek Kinderuni diinisiasi pada 2016 di Goethe-Institut di Rusia. Semenjak itu, Kinderuni terus berkembang dan telah tersedia dalam 31 bahasa, termasuk bahasa Indonesia mulai tahun ini.
Baca juga: Festival Film Dekaden Hadirkan Tujuh Film Jerman Rilisan Enam Dasawarsa Terakhir
Di Indonesia, peluncuran berlangsung di Goethe-Institut Jakarta pada Kamis (13/10) dan dihadiri 120 siswa SD dari delapan sekolah. Para siswa berkesempatan mengikuti perkuliahan Kinderuni dan berpartisipasi dalam sejumlah eksperimen.
Kinderuni menawarkan tiga fakultas, yakni humaniora, pengetahuan alam, serta teknik, dengan banyak materi pembelajaran secara gratis, mulai dari sketsa pembelajaran, skrip, lembar kerja dengan permainan hingga materi-materi eksperimen.
Sejauh ini, terdapat 30 video dan lebih dari 360 tugas interaktif yang dapat diakses di laman www.kinderuni.goethe.de oleh para mahasiswa cilik, baik dari rumah maupun sekolah.
Para guru dan orangtua juga dapat mengakses Kinderuni untuk membantu melakukan berbagai aktivitas bersama siswa atau anak mereka.
Beragam topik menarik yang diajarkan di Kinderuni berangkat dari rasa ingin tahu anak-anak. Misalnya, mengapa kunang-kunang bersinar dalam gelap atau bagaimana seorang tunanetra benar-benar dapat membaca dengan menggunakan tangan mereka.
Seluruh sesi perkuliahan dipandu karakter profesor Einstein, asistennya Sophie Schlau, serta robot drone bernama JOWO yang menjelaskan sejumlah fenomena ilmu pengetahuan alam dalam bentuk permainan yang mudah dipahami anak-anak.
Video perkuliahan akan disampaikan dalam bahasa Indonesia dengan takarir bahasa Jerman.
Konsultan Ahli Bidang Pengajaran Bahasa Jerman Goethe-Institut Indonesien Antje Nehls mengatakan ilmu pengajaran modern telah membuktikan bahwa belajar bahasa akan lebih menarik dan mudah jika dipelajari dengan bantuan dari metode CLIL (Content and Language Integrated Learning).
Ide yang ditawarkan dalam Kinderuni sangat sederhana: seorang anak akan segera mendapatkan tugas dalam bahasa Jerman setelah menyaksikan video perkuliahan.
“Di Kinderuni, anak-anak tidak dituntut menghafal rumus-rumus rumit. Sebaliknya mereka dapat menjelajahi berbagai topik dan belajar menemukan jawaban sendiri sambil berkenalan dengan bahasa Jerman melalui cara menyenangkan. Semakin dini seseorang mulai belajar bahasa lain, akan semakin tinggi kemungkinannya untuk kemudian mampu mempelajari lebih banyak bahasa asing,” ujar Antje.
Dengan akses daring yang diusung Kinderuni, setiap anak yang berada di pelosok negeri sekalipun mendapat kesempatan untuk membangun ketertarikannya pada ilmu pengetahuan.
Di Jerman, konsep universitas anak-anak sangat dikenal luas. Hampir di setiap perguruan tinggi Jerman terdapat satuan-satuan pengajaran dipimpin oleh profesor-profesor terkenal untuk anak-anak berumur 8 hingga 12 tahun.
Kepala Sekolah SDIT Bait Adzkia Islamic School sekaligus guru bahasa Jerman Dyah Anggoro Ratri menuturkan ia sudah lama ingin ada materi ajar bahasa Jerman dengan cara menyenangkan untuk anak-anak.
“Saya langsung berpikir bahwa Kinderuni bisa diterapkan di kelas. Ada juga beberapa metode belajar baru untuk menghafal kosakata yang ditawarkan Kinderuni,” ujar Dyah
Sementara itu, Ratu Kalyca, 12, dan Muhammad Mushaff, 11, siswa kelas 6 di SD Islam Al Azhar 46 GDC, yang hadir pada peluncuran mengatakan konten video dan eksperimen di platform Kinderuni mudah dipahami dan menyenangkan bagi mereka yang baru mulai belajar bahasa Jerman. (RO/OL-1)
Terkini Lainnya
Goethe-Institut Ajak Seniman Indonesia Residensi di Jerman
Kira Linn Adakan Konser di Goethe Institut Jakarta
Pameran The Glass Room: Misinformation Edition Digelar di Jakarta
Festival Film Dekaden Hadirkan Tujuh Film Jerman Rilisan Enam Dasawarsa Terakhir
Digelar Secara Virtual, German Cinema Hadirkan 8 Film
Gareth Southgate Belajar Bahasa Jerman untuk Berlaga di Euro 2024
Goethe Insitut Umumkan Empat Pemenang Olimpiade Bahasa Jerman 2023
Siswa Indonesia Juara Dua Olimpiade Bahasa Jerman Internasional 2022
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap