Generos Tak Mengandung Dietilen Glikol DEG dan Etilen Glikol EG
![Generos Tak Mengandung Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG)](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/10/c63a9fed5ac3702869ce5600a3118261.jpg)
PARA orang tua kini tengah dikhawatirkan dengan munculnya senyawa kimia berbahaya yang terdapat dalam obat sediaan cair atau berbentuk sirup.
Atas kekhawatiran tersebut maka Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sementara melarang apotek dan tenaga medis untuk menjual dan meresepkan obat sirup.
Namun para ibu jangan khawatir karena suplemen Generos sama sekali tidak mengandung senyawa kimia berbahaya dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).
Akhir-akhir ini masyarakat digemparkan dengan beredarnya kabar munculnya kasus gagal ginjal akut di Gambia yang mengarah pada meninggalnya 70 anak di Gambia, Afrika Barat.
Gagal ginjal tersebut diduga karena obat yang mengandung DEG dan EG.
Kemudian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, terdapat 192 kasus gagal ginjal misteriu satau gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak-anak hingga Selasa (18/10/2022).
Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA (K) mengatakan, kasus-kasus itu ditemukan di 20 provinsi di Indonesia, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Aceh.
Meskipun Kemenkes belum mengkonfirmasi penyebabnya, karena sampai saat ini masih dalam penelitian oleh tim medis.
Meskipun belum ada kepastian penyebab dari gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak tersebut, masyarakat sudah gaduh karena khawatir dengan obat-obatan yang beredar di Indonesia.
Bahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengkonfirmasi bahwa obat-obatan yang mengandung DEG dan EG yang dikonsumsi anak-anak yang mengalami gagal ginjal di Gambia tersebut tidak ada di Indonesia.
Kekhawatiran tersebut akhirnya membuat para orang tua bertanya-tanya apakah Generos masih aman untuk dikonsumsi.
Pasalnya Generos merupakan suplemen dengan sediaan cair seperti obat sirup yang sementara ini sedang dibatasi peredarannya di Indonesia.
Dalam keterangan Kamis, (20/10), Formulator Generos, Retnosyari Septiyani, S.TP., M.Sc, menekankan bahwa Generos sama sekali tidak mengandung DEG dan EG, bahkan bahan kimia apapun.
Ia menjelaskan bahwa gagal ginjal itu disebabkan karena kerja ginjal yang terlalu berat akibat menumpuknya residu di dalam tubuh, mengingat ginjal berfungsi sebagai penyaring kotoran dan residu-residu tersebut.
"Residu-residu tersebut salah satunya berasal dari bahan kimia obat (BKO) atau obat-obatan kimia sintetis. Maka dari itu obat-obatan kimia sintetis tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jangka panjang," jelasnya.
Berbeda dengan obat kimia sintetis, obat maupun suplemen yang berbahan alami tidak meninggalkan residu sama sekali.
"Adapun Generos merupakan suplemen yang mengandung empat bahan herbal dan satu bahan hewani, yaitu madu hutan, temulawak, pegagan, mengkudu, dan ikan sidat," kata Retnosyari.
“Dalam pemrosesannya bahan-bahan tersebut difermentasi dengan zat pelarutnya adalah madu hutan, Sedangkan untuk maserasi ikan sidat menggunakan air,” tuturnya pada Kamis (20/10).
Dijelaskan bahwa DEG dan EG digunakan sebagai zat pelarut dalam obat sirup yang ditemukan di Gambia yang menyebabkan gagal ginjal akut pada 70 anak tersebut.
Sebagai Kaprodi Bisnis Jasa Makanan FEB Universitas Ahmad Dahlan, Retnosyari menegaskan bahwa Generos menggunakan madu hutan yang juga merupakan bahan herbal sebagai bahan pelarutnya. Sedangkan untuk proses maserasi ikan sidat menggunakan bahan pelarut aqua atau air.
Selain itu rasa asam manis dari Generos berasal dari madu dan hasil fermentasi, bukan dari gula sintetis.
"Karena hanya bahan herbal yang ada dalam Generos, maka Generos sama sekali tidak mengandung senyawa kimia apalagi senyawa kimia berbahaya seperti DEG dan EG," terang Retnosyari.
Tidak hanya itu, para ahli telah memperhatikan setiap detail proses pembuatannya untuk memastikan tidak ada kontaminasi sama sekali, baik dari cemaran bakteri maupun senyawa kimia berbahaya. Ahli Farmasi GenerosDefit Andriyanto S.Farm, Apt, menyatakan dalam pembuatannya dilakukan secara bertahap.
Dimulai dari seleksi bahan baku, di mana bahan bakunya didapatkan dari mitra petani yang telah terpercaya dengan kualitas yang tidak diragukan lagi.
Kemudian bahan baku tersebut masih dilakukan seleksi dan pemeriksaan mutu dengan dilakukan karantina selama 1 x 24 jam.
Kemudian dilakukan pengujian quality control (QC) meliputi uji organoleptik, yaitu cara pengujian dengan menggunakan indra manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk.
Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu.
"Semua bahan baku harus memenuhi spesifikasi khusus berupa bau, bentuk, rasa dan warna yang telah ditetapkan oleh tim ahli," katanya.
"Selain itu juga dilakukan uji cemaran secara berkala untuk memastikan Generos tidak terkontaminasi bahan cemaran, baik dari bakteri maupun bahan kimia berbahaya," ujarnya.
Dengan demikian dapat dipastikan bahwa Generos tetap aman untuk diberikan kepada anak-anak.
Dokter dan peneliti obat-obatan herbal, dr. Muthoharrah, M.Si (herbal), menyebutkan bahan herbal justru dapat bermanfaat sebaliknya. Obat herbal yang kaya akan flavonoid dapat membersihkan residu-residu yang ada di dalam tubuh.
Ia menyebutkan bahwa bahan herbal itu memiliki banyak kandungan zat aktif yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit sekunder inilah yang akan dimanfaatkan sebagai obat.
"Di dalam metabolit sekunder itu banyak sekali zat aktifnya, seperti flavonoid." jelasnya.
Flavonoid ini merupakan salah satu jenis antioksidan yang banyak terkandung dalam tanaman herbal.
Antioksidan itu sendiri bekerja menangkal radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas inilah yang ditengarai sebagai penyebab berbagai penyakit kronis. (RO/OL-09)
Terkini Lainnya
Kemenkes Nyatakan belum Ada Pembahasan Lebih Lanjut terkait Ganti Rugi Korban GGAPA
Pentingnya Investigasi Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak
Waspadai Penyakit Ginjal, Cara Pencegahan dan Gejalanya
Lapor Pak Wapres! Korban Gagal Ginjal Belum Terima Bantuan Apapun dari Pemerintah
Gangguan Ginjal Anak Naik, SKI Serukan Revitalisasi Apotik Hidup
RSUD Kota Palangka Raya Bangun Ruang untuk Pasien Gagal Ginjal
Transplantasi Organ Masih Terkendala Kekurangan Donor
Jangan Sembarangan Konsumsi Obat Antinyeri, Bisa Sebabkan Gagal Ginjal Kronis
Serba-serbi Transplantasi Ginjal
Deteksi Dini, Pasien Diabetes Sebaiknya Rutin Periksakan Kesehatan Ginjal
Di Indonesia, Kasus Gagal Ginjal Tertinggi Dialami Pasien di Bawah Usia 50 Tahun
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap