Romo Benny Kesuksesan G-20 Momentum Perkuat Narasi Kebangsaan
![Romo Benny: Kesuksesan G-20 Momentum Perkuat Narasi Kebangsaan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/11/08e441ee144d18066e6a47b1ac54e156.jpg)
PELAKSANAAN Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang juga bertepatan dengan Hari Toleransi Dunia berlangsung aman dan damai tak lepas dari semangat harmonisasi kehidupan. Citra Indonesia di mata dunia semakin melesat sebagai sebuah negara yang patut diperhitungkan.
Karena itu, citra Indonesia yang semakin baik ini jangan sampai tercoreng hanya karena tindakan tak senang yang berlandaskan paham tertentu atau tindakan yang sama sekali tidak mencerminkan Indonesia yang berharga ini.
Hal serupa juga dikatakan Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo. Dia menilai, gelaran G-20 yang berlangsung aman dan kondusif secara tidak langsung membuktikan bahwa Indonesia mampu berdiri sejajar dengan negara maju lainnya. Khususnya dalam hal keseriusan dan komitmen seluruh lapisan guna menciptakan situasi yang aman dan nyaman bagi para pemimpin dunia.
"Sebenarnya, substansi dari KTT G-20 itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia ini mampu sejajar dengan negara maju lainnya. Rasa aman, tidak ada gangguan, politiknya stabil, itu yang membuat internasional menghargai dan percaya dengan kapabilitas Indonesia," ujar Romo Benny, sapaannya, di Jakarta, Sabtu (19/11).
Hal ini, lanjut dia, tidak terlepas dari dukungan dan kesadaran masyarakat yang semakin hari kini sudah mengalami peningkatan dari segi kualitas literasi digital. Benny menyebut, masyarakat kini sudah memahami bahwa konflik suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) kini tidak hanya merugikan bagi kepentingan nasional, tapi juga internasional.
Baca juga: Menko PMK Minta Muhammadiyah Ambil Peran dalam Perekonomian Indonesia
"Masyarakat kita itu memang sebenarnya memiliki kesadaran, kesadaran bahwa stabilitas politik itu sangat penting. Sehingga sekarang, masyarakat semakin cerdas, tidak mudah terprovokasi, bisa memilah-milah, dan cenderung lebih tidak cuek dan tidak mudah terbawa arus. Masyarakat kita mulai pintar," ujarnya.
Pria yang pernah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Dan Teologi Widya Sasana, Malang, ini menuturkan bahwa gelaran G-20 yang juga bertepatan dengan Hari Toleransi Dunia, dimaknai sebagai momen untuk saling menghargai dan menghormati sebagaimana nilai persaudaraan sejati telah tertanam menjadi kultur bangsa Indonesia.
"Jadi, Hari Toleransi yang bertepatan dengan G-20 itu sebenarnya mau mengatakan bahwa toleransi itu sudah punya akar sejarah di Indonesia, dan di bangsa ini, toleransi bukan hanya bermakna menghargai, namun sudah sampai pada persaudaraan sejati," imbuhnya.
Sehingga dia pun yakin bahwa Hari Toleransi justru menjadi titik balik guna meneguhkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini juga yang semakin menekankan bahwa tanah lahir masyarakat Indonesia ini sejak awal memang berbeda-beda.
"Hari Toleransi justru meneguhkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Bangsa kita mampu hidup bersama dengan rukun ditengah perbedaan. Karena tanah lahir kita ini sejak awal ya plural, majemuk, tidak sekuler," ujarnya.
Tidak hanya dalam gelaran G-20, Romo Benny berharap kondisi masyarakat yang kompak dalam menciptakan rasa aman dan nyaman ini, bisa dipertahankan dan dipelihara. Menurutnya, guna terus mewujudkan hal tersebut, sangat mutlak membutuhkan dan melibatkan seluruh pihak.
"Harus terus dirawat, dengan cara membuat narasi kebangsaan itu terus menerus, seperti G-20 kemarin itu kan melibatkan semua pihak, bahwa pentingnya menjaga ketertiban, kedamaian. Di sinilah penguatan narasi kebangsaan menjadi kuncinya," jelasnya.
Oleh karenanya, percepatan penyebaran narasi kebangsaan pada ruang digital dan ruang publik menjadi kunci guna menciptakan atmosfer bagi tercipatanya kesejahteraan bangsa yang juga dipercaya mampu memperkecil ruang gerak paham tertentu. (RO/OL-16)
Terkini Lainnya
Lingkungan Perempuan Pancasila
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Surya Paloh: Pancasila Jadi Rongsokan Bila Tak Melekat di Jiwa
Surya Paloh: Pancasila Palsu Mendewakan Kekuasaan, Menghina Ketika Tak Berkuasa
Pentingnya Menanamkan Nilai Pancasila dalam Berbudaya Digital
BPIP Minta Tambahan Anggaran Rp100 Miliar, untuk Apa Saja?
Fatwa MUI Haramkan Salam Lintas Agama Lemahkan Toleransi dan Kebinekaan
Hari Raya Waisak, Romo Benny: Semangat Pancasila Upaya Meneguhkan Persatuan
Masyarakat Desa Garda Terdepan Pembangunan Nasional
Gelar Tahun Kebudayaan, Indonesia-Qatar Dorong Kerjasama Budaya, Pendidikan, Ekonomi Kreatif, dan Moderasi Islam
Rektor UI Prof. Ari Kuncoro : Hukum Harus Lindungi Kepentingan Nasional
BPIP Angkat Ratusan Purnapaskibraka 2021 Jadi Duta Pancasila di NTB dan Lampung
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap