visitaaponce.com

Perbaikan Sisitem Rujukan Penting untuk Cegah Stunting

Perbaikan Sisitem Rujukan Penting untuk Cegah Stunting
Petugas menimbang berat badan balita saat pelayanan Posyandu untuk penanganan stunting di Desa Gilang, Tulungagung, Jawa Timur.(ANTARA/Destyan Sujarwoko)

PAKAR kesehatan anak Cut Nurul Hafifah mengatakan perbaikan sistem rujukan stunting, termasuk di Posyandu, merupakan hal utama yang perlu dilakukan saat ini untuk mencegah stunting.

"Jika di Posyandu ada anak yang berat badannya tidak naik adekuat, harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk dievaluasi asupan nutrisinya dan dicari tanda bahaya yang terjadi (redflags)," ujar dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia itu melalui pesan elektronik, dikutip Selasa (7/2).

Dokter Spesialis Anak Subspesialis Kesehatan Anak Nutrisi dan Penyakit Metabolik ini menambahkan hal penting lainnya yaitu mengedepankan pemberian makanan tambahan berprotein hewani tinggi di Posyandu.

Baca juga: Kejar Zero Stunting dengan Berdayakan Bunda PAUD

Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah itu mengatakan masyarakat kurang mampu harus menjadi sasaran utama pemberian asupan makanan berprotein hewani tinggi tersebut. Tindakan itu juga harus disertai edukasi berkelanjutan terkait asupan gizi anak.

Menurut Nurul, upaya pencegahan stunting dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Pencegahan primer diterapkan kepada anak yang sehat dengan memastikan asupan protein hewani tercukupi.

"Misalnya, pada anak usia enam hingga 12 bulan disarankan untuk mengonsumsi satu butir telur per hari," kata dia.

Sementara itu, pencegahan sekunder diterapkan kepada anak yang mengalami weight faltering, yaitu kondisi berat badan yang tidak naik adekuat. Pencegahan ini dilakukan dengan cara mencari penyebab kenaikan berat badan yang tidak adekuat tersebut.

Nurul mengatakan umumnya masalah berat badan terjadi akibat asupan nutrisi yang kurang atau adanya penyakit medis yang perlu diobati.

"Penerapan kedua jenis pencegahan tersebut diharapkan dapat menurunkan angka kejadian stunting," ujar dia.

Stunting merupakan kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang. (Ant/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat