Perbaikan Sisitem Rujukan Penting untuk Cegah Stunting
![Perbaikan Sisitem Rujukan Penting untuk Cegah Stunting](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/02/15198fe673cf81706dfb9ca8f461e481.jpg)
PAKAR kesehatan anak Cut Nurul Hafifah mengatakan perbaikan sistem rujukan stunting, termasuk di Posyandu, merupakan hal utama yang perlu dilakukan saat ini untuk mencegah stunting.
"Jika di Posyandu ada anak yang berat badannya tidak naik adekuat, harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk dievaluasi asupan nutrisinya dan dicari tanda bahaya yang terjadi (redflags)," ujar dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia itu melalui pesan elektronik, dikutip Selasa (7/2).
Dokter Spesialis Anak Subspesialis Kesehatan Anak Nutrisi dan Penyakit Metabolik ini menambahkan hal penting lainnya yaitu mengedepankan pemberian makanan tambahan berprotein hewani tinggi di Posyandu.
Baca juga: Kejar Zero Stunting dengan Berdayakan Bunda PAUD
Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah itu mengatakan masyarakat kurang mampu harus menjadi sasaran utama pemberian asupan makanan berprotein hewani tinggi tersebut. Tindakan itu juga harus disertai edukasi berkelanjutan terkait asupan gizi anak.
Menurut Nurul, upaya pencegahan stunting dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Pencegahan primer diterapkan kepada anak yang sehat dengan memastikan asupan protein hewani tercukupi.
"Misalnya, pada anak usia enam hingga 12 bulan disarankan untuk mengonsumsi satu butir telur per hari," kata dia.
Sementara itu, pencegahan sekunder diterapkan kepada anak yang mengalami weight faltering, yaitu kondisi berat badan yang tidak naik adekuat. Pencegahan ini dilakukan dengan cara mencari penyebab kenaikan berat badan yang tidak adekuat tersebut.
Nurul mengatakan umumnya masalah berat badan terjadi akibat asupan nutrisi yang kurang atau adanya penyakit medis yang perlu diobati.
"Penerapan kedua jenis pencegahan tersebut diharapkan dapat menurunkan angka kejadian stunting," ujar dia.
Stunting merupakan kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Sukses Tangani Stunting, Pemkab Klungkung Terima Penghargaan dari Kemenkes
5,8 Juta Balita Alami Masalah Gizi
Pemkot Bandung Targetkan Angka Tengkes 14% Tahun ini
Kolaborasi Turunkan Angka Stunting lewat 100 Hari Pendampingan Gizi
Pemerintah Perlu Ambil Peran untuk Ciptakan Keluarga yang Positif
Pj Gubernur Jateng: Keluarga Berkualitas Berperan Penting Dalam Pembangunan Bangsa
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap