Pemerintah Perlu Ambil Peran untuk Ciptakan Keluarga yang Positif
![Pemerintah Perlu Ambil Peran untuk Ciptakan Keluarga yang Positif](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/f42d76d726134d741388c953fcdf2176.jpg)
KELUARGA merupakan unit terkecil dari komponen bangsa Indonesia. Namun demikian, masih banyak permasalahan yang meliputi keluarga, seperti stunting hingga masalah kekerasan.
Pengamat sosial dari Universitas Indonesia Rissalwan Habdy Lubis mengungkapkan, karenanya pemerintah perlu mulai mendorong peran keluarga yang positif.
“Karena keluarga adalah unit terkecil dari komponen bangsa ini, yang dapat menentukan kualitas masa depan Indonesia,” kata Rissalwan saat dihubungi, Sabtu (29/6).
Baca juga : Pj Gubernur Jateng: Keluarga Berkualitas Berperan Penting Dalam Pembangunan Bangsa
Menurut dia, ada dua persoalan mendasar dari keluarga di Indonesia, yakni faktor luar dan faktor dalam keluarga itu sendiri. Untuk faktor dari dalam yakni tekanan ekonomi yang membuat keluarga hidup dalam kondisi tidak sejahtera. “Akibatnya anak dalam keluarga berpotensi kurang gizi dan menjadi stunting,” ucap dia.
Sementara faktor dari dlm keluarga itu sendiri adalah kemampuan pola asuh dan manajemen keluarga yang masih rendah. “Memang ada sekolah khusus untuk belajar bagaimana cara menjadi orang tua. Sehingga tekanan dan beban hidup dapat mendorong orang tua melakukan kekerasan kepada anak,” beber dia.
Karenanya, perlu kontribusi pemerintah dalam mengatasi dua faktor yang menjadi penyebab persoalan dalam keluarga. Selain itu, perlu peningkatan kesejahteraan keluarga dan kemampuan parenting melalui kampanye dan sosialisasi berkala.
Dihubungi terpisah, Sosiolog dari Universitas Airlangga Bagong Suyanto mengungkapkan hal senada. Ia mengakui pondasi dan penyangga keluarga di Indonesia harus diakui makin rapuh. Selain itu, peran kerabat semakin memudar sehingga keluarga inti harus mampu mengatasi masalahnya sendiri. Sementara, tekanan kebutuhan hidup yang dihadapi makin berat.
Karenanya, masing-masing keluarga, khususnya kerabat dekat, perlu saling membantu dan mendukung guna menciptakan keluarga Indonesia yang baik. “Perlu dukungan keluarga besar, keluarga somah, dan dukungan kelompok sekunder di masyarakat perlu diperkuat,” pungkas Bagong. (Ata/Z-7)
Terkini Lainnya
9 Tahun Berlalu, Polisi Masih Cari Alat Bukti Kasus Kematian Akseyna
Atasi Krisis Air Perkotaan, Sekolah Ilmu Lingkungan UI Ciptakan Teknologi Pengolah Air Hujan
Anggaran Makan Siang Gratis Rp71 Triliun, Kejelasan Program Tentukan Efektivitas
Tiga Pendekatan Pencegahan Kejahatan Judi Online
Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Data Genomik Kesehatan Global
Studi HCC: 7 dari 10 Ibu di Indonesia Alami Mom Shaming
Family Office di Indonesia, Sandiaga: Sifatnya Peluang Dana Tambahan
Joe Biden Bertemu Keluarga di Camp David untuk Bahas Masa Depan
Mall Ciputra Jakarta Gelar Mokoland, Aktivitas Edukatif dan Menghibur untuk Anak
Kebahagiaan Keluarga Indonesia Tinggi, Sosiolog: Ukurannya bukan Materi
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap