visitaaponce.com

Pemkot Depok Bakal Berikan Insentif untuk Warga yang Pilah Sampah dari Rumah

Pemkot Depok Bakal Berikan Insentif untuk Warga yang Pilah Sampah dari Rumah
Ilustrasi: TPS Bantar Gebang(ANTARA FOTO/Risky Andrianto)

PEMERINTAH Kota Depok tengah menyusun rencana untuk memberikan insentif bagi rumah tangga yang mampu melakukan pemilahan sampah dengan baik. Hal itu diungkapkan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Depok Sidik Mulyono.

"Selama ini kan paradigma masyarakat mereka bayar lalu buang sampahnya ke tempat pembuangan akhir (TPA). Saya punya pemikiran mengubah paradigma mereka, bagaimana kalau sampah mereka kita beli tapi dengan syarat-syarat tertentu. Apakah dalam uang elektronik atau seperti apa," kata Sidik dalam Diskusi Pojok Iklim, Rabu (22/2).

Baca juga: Kementan: Maggot dan Koro Pedang Berpotensi jadi Bahan Pakan Ternak

Saat ini, pihaknya masih mempelajari mengenai rantai bisnis pengelolaan sampah dari rumah tangga hingga ke offtaker agar menghasilkan keuntungan bagi semua pihak. "Insya Allah dengan dibuat seperti itu, semua masyarakat juga akan turut berkontribusi pada penanganan sampah di kemudian hari," ucap dia.

Sidik menerangkan, Kota Depok menghasilkan timbulan sampah sebanyak 488 ribu ton per tahun atau sebanyak 1.338 ton perhari. Adapun, sampah-sampah itu kemudian berakhir di TPA Cipayung yang memiliki luas 17 hektare. Perharinya, TPA itu bisa menerima sebanyak 900 sampai 1.000 ton sampah.

"TPA ini sudah over capacity. Karenanya perlu dilakukan tindakan yang anti mainstream," imbuh dia.

Berbagai upaya pengelolaan sampah telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok dengan melibatkan masyarakat dan industri. Salah satu program yang telah berjalan ialah Partai Ember. Program itu bertujuan mengajak masyarakat untuk memilah sampah organik dari rumahnya dan dikumpulkan untuk diolah menjadi kompos ataupun pakan maggot.

Pertama, masyarakat diajak untuk mengumpulkan sampah organik di dapur, kemudian diwadahkan menggunakan ember kecil berpenutup. Kemudian sampah organik yang diwadahi pada ember kecil akan dibawa ke meeting point yang sudah ditentukan dan dipindahkan ke ember besar.

Baca juga: Kementan: Maggot dan Koro Pedang Berpotensi jadi Bahan Pakan Ternak

Lalu petugas UPS akan mengangkut sampah organik pada ember besar di meeting point 2 hari sekali menggunakan gerobak motor atau mobil pick up. Sampah yang tiba di UPS akan ditimbang, dipilah, dicacah lalu difermentasi selama kurang lebih 14 minggu hingga menjadi kompos siap panen ataupun menjadi pakan maggot.

Saat ini sendiri sudah sebanyak 30% RW di Kota Depok turut andil dalam program Partai Ember ini. Adapun, sebanyak 32 unit pengelola sampah (UPS) terlibat dan dapat mengelola sebanyak 90 sampai 120 ton sampah organik per hari.

"Ini sudah cukup lama program ini sejak 2014. Ke depan kita akan melakukan improvement. Karena ada satu kelemahan, yakni semua sampah yang dikumpulkan akhirnya tertumpuk dan menimbulkan bau. Jadi nanti akan kita improve pengangkutannya agar tidak lagi diangkut menggunakan truk kecil, tap dalam truk itu kita siapkan pencacah atau penggiling sampah," beber Sidik.

"Jadi saat sampah datang ke UPS langsung diolah dan difermentasi dan tidak tertimbun kembali," pungkas dia. (OL-17)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat