visitaaponce.com

Apa Itu Sindrom Tourette yang Diidap Lewis Capaldi Ini Pengertian, Penyebab, dan Penanganannya

Apa Itu Sindrom Tourette yang Diidap Lewis Capaldi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Penanganannya
Sindrom tourette Lewis Capaldi kambuh di tengah konser di Jerman.(AFP/STR)

Baru-baru ini Lewis Capaldi, menjadi sorotan setelah tourette syndrome atau sindrom tourette yang diidapnya kambuh di tengah konser di Jerman, Selasa (21/2). Dari cuplikan video yang berbedar, gangguan saraf yang dialami Lewis Capaldi ini muncul di depan belasan ribu penonton saat ia sedang bernyanyi. Di tengah kesulitannya bernyanyi saat penyakitnya kambuh, para penonton memberikannya semangat dengan turut menyanyikan lagu Someone You Loved.

Bagi sebagian orang, sindrom tourette mungkin masih asing terdengar. Namun, sebenarnya tidak sedikit orang yang mengidap masalah yang terjadi akibat adanya gangguan saraf ini. Selain Lewis Capaldi, penyanyi Billie Eilish juga diketahui mengidap sindrom toticurette.

Dilansir dari halodoc.com, Rabu, (8/3), sindrom tourette adalah gangguan yang membuat penderitanya melakukan tic, yaitu gerakan atau ucapan berulang yang di luar kendali. Sindrom ini menyebabkan seseorang membuat gerakan atau suara tiba-tiba tanpa biasa ia tahan.

Gejala sindrom tourette biasanya mulai muncul di usia 2–15 tahun dan lebih umum terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Agar mengetahui lebih banyak tentang sindrom tourette, berikut ini adalah penyebab, faktor risiko, dan cara penanganan sindrom tourette.

Baca juga: Ketahui Bahaya Mengabaikan Gejala Penyakit Syaraf

Penyebab dan Faktor Risiko Sindrom Tourette

Hingga saat ini, penyebab pasti sindrom Tourette masih belum diketahui. Namun, ada dugaan bahwa sindrom Tourette terkait dengan beberapa hal berikut.

1. Kelainan gen yang diturunkan dari orang tua atau riwayat keluarga

2. Kelainan pada zat kimia otak (neurotransmitter) dan pada struktur atau fungsi basal ganglia, yaitu bagian otak yang mengontrol gerak tubuh

3. Gangguan yang dialami ibu selama masa kehamilan atau saat melahirkan, seperti stres dalam masa kehamilan, proses persalinan yang berlangsung lama, atau bayi lahir dengan berat badan yang di bawah normal.

4. Jenis kelamin laki-laki. Laki-laki memiliki risiko sekitar tiga sampai empat kali lebih besar mengidap sindrom tourette.

Baca juga: Berteman dengan Sindrom Tourette

Penanganan Sindrom Tourette

Sampai saat ini tidak ada penanganan definitif untuk sindrom tourette, pengobatan bertujuan untuk meringankan gejala. Berikut ini beberapa hal yang umum dilakukan oleh dokter dalam menangani sindrom tourette.

1. Obat-obatan psikotik. Hal ini bertujuan untuk menurunkan kadar dopamin dalam otak, sehingga pengidap bisa mengontrol tics. Biasanya dokter juga akan meresepkan obat-obatan penurun tekanan darah yang membantu mengatasi gejala seperti serangan impulsif. Selain itu, antidepresan dapat diberikan untuk mengatasi kecemasan dan gangguan suasana hati.

2. Botox dapat diberikan untuk meredakan gejala yang melibatkan otot. Stimulan seperti methylphenidate berguna untuk mengatasi gejala ADHD pada pengidap sindrom tourette.

3. Terapi kognitif dan kebiasaan dapat dilakukan untuk meredakan gejala dan membantu pengidap menangani dampak psikologis.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat